Page 70 - Perdana Menteri RI Final
P. 70

4
                           lebih radikal dalam bernegoisasi dengan Belanda   Ibunda Amir mendidik Amir dengan pengajaran                          sekolah menengah dan sekolah tinggi hukum.     SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU
                                                                                                                                                                                                 BAHASA
                           dan tetap mempertahankan jalur diplomatik yang   Islam yang mendalam. Ibunya memiliki harapan                          Amir mengagumi tokoh Comte de Mirabeau
                           telah dirintis oleh Sjahrir. Akibat keputusannya   bahwa Amir kelak menjadi seorang pemimpin                           (1749-1791), seorang orator hebat, diplomat,   Kembali ke Batavia, Amir menempati rumah
                           mempertahankan jalan diplomatik berujung       agama  seperti makna nama yang diberikan                                dan negarawan yang mendukung monarki           sepupunya Soetan Goenoeng Moelia, yang telah
                           Perundingan Renville inilah Amir menemui       kepadanya.  Amir  kecil  bersekolah  di  Europese                       konstitusional dan mendorong Revolusi Perancis   menjadi kepala sekolah menengah prestisius
                                                                                                                                                                    5
                           akhir yang tragis, sama dengan yang dialami    Lagere  School  (ELS),  sekolah  elit  Eropa                            lewat pemikirannya.  Seorang sahabatnya yang   di Batavia dan anggota Volksraad.  Namun, ia
                                                                                                                                                                                                                                 8
                           oleh Sjahrir yang jatuh oleh tekanan pendukung   berbahasa Belanda, di Medan kemudian pindah                           juga tokoh pemuda, Abu Hanifah, mengatakan     tidak betah dan memilih untuk tinggal bersama
                           Amir akibat hasil Perundingan Linggarjati yang   ke Sibolga. Sejak kecil, telah tampak bahwa ia                        bahwa Amir Sjarifuddin juga mengagumi tokoh    teman seniornya sesama mahasiswa hukum,
                                                                                                                                                                                            6
                           tidak memuaskan bagi Republik.                 merupakan siswa yang cerdas di antara teman-                            Revolusi Perancis, Maximillien Roberspierre.    Muhammad Yamin, di asrama kelompok debat
                                                                          temannya.  Karena  prestasinya  yang  menonjol                          Pengaruh kedua tokoh itu dalam diri Amir       di Jalan Kramat 106 (Indonesisch Clubgebouw).
                           AKTIVISME POLITIK DI MASA MUDA                 dan ditopang kemampuan finansial keluarganya,                           terlihat dari pemikiran, profesi, maupun revolusi   Yamin adalah sahabat sekaligus patron politik

                                                                          Amir melanjutkan pendidikan SMA-nya di                                  yang ia impikan.                               awal Amir Sjarifuddin. Ia dikagumi Amir
                           MENGECAP PENDIDIKAN EROPA,                     Harlem. Setahun setelah dari Harlem, ia pindah                                                                         karena mereka sama-sama memiliki minat yang
                           TERPIKAT REVOLUSI PERANCIS                     sekolah ke Gymnasium Leiden, salah satu lokasi                          Perkenalan dengan politik pemuda dimulai di    mendalam pada musik, sastra, agama, dan politik.

                                                                          utama dari aktivitas Perhimpunan Indonesia.                             Belanda ketika ia berorganisasi dan mengikuti   Di dalam asrama Kramat 106 ini berkumpul
                           Amir Sjarifuddin lahir di Medan pada tanggal 27
                                                                                                                                                  pemilihan   eksekutif  masyarakat   sekolah
                                                                          Ketika di Belanda ini, Amir tinggal di sebuah                                                                          mahasiswa hukum dan mahasiswa kedokteran
                           Mei 1907. Ia lahir dari keluarga aristokrat Batak:
                                                                                                                                                          7
                                                                                                                                                  Amicitia.  Namun, karena usianya yang terlalu
                                                                          keluarga Calvinis dan kemudian dengan janda                                                                            yang  melek  politik  dan progresif.  Di antara
                           ayahnya Djamin bergelar Baginda Soripada
                                                                          mantan misionaris. Sebagai anak muda, Amir                              muda dan belum mahasiswa, Amir tidak aktif     mereka yang tinggal adalah Abu Hanifah, Moh.
                           Harahap adalah jaksa publik senior dan ibunya
                                                                          pun mulai merasakan jatuh cinta singkat pada                            dalam Perhimpunan Indonesia (PI) yang          Yamin, Assaat, Abas, Surjadi, dan Mangaraja
                           Basunu Siregar adalah anak saudagar muslim
                                                                          seorang gadis Belanda.                                                  ketika itu dipimpin oleh tokoh muda yang       Pintor. Para mahasiswa ini sering membicarakan
                           kaya di Tapanuli Utara. Todoeng gelar Soetan
                                                                                                                                                  juga dari Sumatera, Moh. Hatta. Namun, ia      dan    memperdebatkan     soal-soal  politik,
                           Goenoeng Moelia merupakan sepupu Amir
                                                                          Di Belanda, Amir terpukau dengan kesusasteraan,
                                                                                                                                                  mengamati  aktivitas  dari PI, terbukti dari   kebudayaan, masyarakat, kolonialisme Belanda,
                           Sjarifuddin karena mereka memiliki kakek yang
                                                                          filsafat, dan mulai berkenalan dengan politik
                                                                                                                                                  tulisan pertamanya tentang politik nasional di   teori politik yang sulit dan hal-hal lainnya.
                                                                                                                                                                                                                                            9
                           sama dari sisi ayah, Soetan Goenoeng Toea. Klan
                                                                          pemuda. Amir adalah seorang poliglot, fasih                             Indonesia yang mengutip bekas  anggota PI,
                           Harahap yang merupakan marganya adalah klan                                                                                                                           Perdebatan yang mereka lakukan terkadang
                                                                          berbahasa Yunani klasik, Latin, Perancis, dan                           Noto  Soeroto,  disamping  mengutip  Gandhi    berlangsung sengit dan mengundang perhatian
                           “penguasa” utama di wilayah Tapanuli Selatan–
                                                                          Inggris. Ia mampu membaca sastra-sastra                                 dan Sun Yat Sen.                               mahasiswa lainnya untuk bergabung. Sering pula
                                                  1
                           kampung halaman Amir.  Meskipun lahir dari     Eropa  dari  bahasa  aslinya  berkat  kemampuan
                                                                                                                                                                                                 para pemimpin muda, seperti Wongsonegoro,
                           keluarga bangsawan, Amir Sjarifuddin menolak   bahasanya yang baik. Amir sempat tertarik                               Amir lulus dari Gymnasium Leiden di tahun
                                                                                                                                                                                                 Jusupadi, atau Zainudin, mampir ke dalam
                           menggunakan gelar kebangsawanannya Soetan      dengan hal-hal orientalis-tradisionalis selama                          1927. Namun, ia tidak melanjutkan studi
                                                                                                                                                                                                 perdebatan-perdebatan tersebut. Bahkan, apabila
                           Goenoeng Soaloon dan memilih menempuh          di Belanda, tercatat ia pernah datang ke kuliah                         universitasnya  di  Belanda  karena  kesulitan
                                                                                                                                                                                                 sedang mampir ke Jakarta, Sukarno mampir dan
                           jalur  menjadi  “bangsawan    pikiran”–suatu   filsafat  timur dan barat yang diselenggarakan                          finansial yang menimpa keluarganya. Akhirnya,
                                                                                                                                                                                                 ikut  serta dalam diskusi yang diadakan oleh
                           praktik yang mulai jamak ditemui oleh elit     oleh Theosophical Society.  Sama seperti pemuda                         Amir memutuskan kembali ke Indonesia untuk
                                                                                                 3
                                                                                                                                                                                                                         10
                                                                                                                                                                                                 mahasiswa  Kramat  106.   Tidak  berlebihan
                           intelektual di awal masa pergerakan Indonesia.   Indonesia seangkatan dan sepergaulannya,                              menempuh pendidikan yang secara finansial
                                                                                                                                                                                                 menyebutkan bahwa ketika bersekolah di Rechts
                           Menurut  Abdul Rivai, bangsawan pikiran,       Amir terpikat dengan Revolusi Perancis, bukan                           lebih murah dibandingkan tetap ngotot
                                                                                                                                                                                                 Hoogeschool Amir mulai berkenalan dengan
                           sebagai antitesis dari bangsawan usul, adalah   Revolusi Amerika atau Revolusi Rusia. Ia                               bertahan di Belanda. Amir mendaftar ke Rechts
                                                                                                                                                                                                 politik secara intensif.
                           kebangsawanan dan kehormatan yang dicapai      disadarkan tentang arti kata dan makna revolusi                         Hoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) yang
                           melalui ilmu pengetahuan dan pikiran bukannya   dari peristiwa monumental Revolusi Perancis                            baru didirikan tiga tahun di Batavia dengan    Pengalaman politiknya  berkembang  saat  ia
                           warisan asal-usul. 2                           yang  ia  pelajari  dari  guru-guru  Belandanya  di                     beasiswa dari pemerintah Belanda.              bergabung   dengan    Perhimpunan    Pelajar-
                           58    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  59
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75