Page 72 - Perdana Menteri RI Final
P. 72
13
Pelajar Indonesia (PPPI) dan menjadi redaktur bangsa, dan satu bahasa”. Rumusan Yamin ini DALAM PUSARAN PERGERAKAN wacana mengenai imperialisme dan kapitalisme
ANTIKOLONIAL
11
majalahnya Indonesia Raya. Ia bergabung mendapatkan inspirasi dari gagasan akademis yang dibentuk oleh Sukarno dan Yamin. Amir
dalam PPPI melalui dua organisasi kepemudaan Belanda mengenai taal-, land-, en volkenkunde meyakini jalur perjuangan Partindo bahwa
BINTANG YANG BERSINAR
etnis yang terhubung dengan asal-usulnya yang intisarinya diambil dan dirumuskan kembali diperlukan aksi penggalangan massa untuk
sebagai orang Sumatera: Jong Sumatranen Bond menjadi sebuah cita-cita bangsa di masa depan. Penangkapan Sukarno oleh pemerintah Belanda mencapai kebebasan. Ia juga bertanggung
dan Jong Batak. Di paruh waktunya, Amir juga Khusus untuk masalah bahasa nasional, bagi membuat nafas organisasi PNI harus berhenti. jawab mengorganisasikan propaganda melawan
mengajar di perguruan rakyat yang didirikan Amir, hal ini merupakan suatu hal yang mendasar Para mantan anggota dan simpatisan PNI tidak kebijakan pemerintah yang melarang “sekolah
oleh Partai Nasional Indonesia (PNI). Di sekolah bagi terbentuknya sebuah bangsa dari unsur-unsur ingin menyerah begitu saja. Mereka, termasuk liar”. Pengalamannya mengurusi buletin
yang terletak di sebuah pabrik es di Gang Kenari yang heterogen. Ia menyadari “pentingnya suatu Amir Sjarifuddin, kemudian mendirikan organisasi mendorongnya terlibat dalam buletin
milik Husni Thamrin, Amir berkenalan dengan bahasa yang dapat dipergunakan dan dimengerti Partai Indonesia (Partindo) di Jakarta tahun Banteng yang diterbitkan oleh Partindo cabang
banyak aktivis masa depan Indonesia, salah di seluruh Indonesia dan menjadi alat pertukaran 1931 untuk melanjutkan cita-cita PNI yang Batavia. Amir menyebarkan pendapat partai
14
satunya Arnold Mononutu. Di sinilah Amir ide dan informasi”. Masalah bahasa nasional terputus: kemerdekaan Indonesia. Partindo mengenai isu sekolah liar, feodalisme yang
mulai terlibat dengan kegiatan-kegiatan politik adalah masalah paling mendasar dari problem menolak perjuangan kelas dan mereka memilih
berkompromi dengan imperialisme, tekanan
PNI, meskipun lebih aktif nantinya di Partindo– nasional itu sendiri. Amir mempelajari bahasa perjuangan rasial dalam mencapai kemerdekaan
polisi pada pertemuan umum, dan rencana
17
partai lanjutan PNI. Indonesia dan “menemukan dirinya sebagai warga penuh. Meskipun demikian, anggota partai ini 18
ekonomi Rusia yang patut dipertimbangkan.
negara Indonesia dan identitasnya sebagai bangsa fasih dalam membicarakan dan mendiskusikan
Nada-nada dalam terbitan ini nasionalis radikal
Ketika Amir bergabung dengan PPPI telah Indonesia”. 15 pemikiran-pemikiran marxisme. Partai ini
dan menolak kompromi dengan pemerintah.
timbul suatu kesadaran di antara generasi baru mengumumkan bahwa mereka menganut asas
mahasiswa Indonesia bahwa gagasan federasi di Para pemuda di balik Sumpah Pemuda inilah, demokratis, non-kooperasi, dan radikal dalam Sikap nonkooperasinya ditunjukkan dengan
antara berbagai kelompok etnis sebagai konsepsi bersama dengan sebuah kelompok kecil kegiatan politik dan ekonominya. Partindo
kritik kerasnya terhadap pemimpin PNI baru,
masa depan Indonesia adalah suatu konsepsi di Bandung yang dipimpin oleh Sukarno, pada awalnya menyerukan persatuan nasional
Moh. Hatta, yang diduga akan menerima tawaran
12
yang kadaluwarsa. Mereka cenderung lebih menyatakan diri sebagai “Angkatan 28”. Setahun dengan mengajak orang-orang mantan anggota
kursi di Tweede Kamer dari Onafhandelijke
yakin bahwa konsepsi yang lebih sesuai terhadap setelah Kongres Pemuda kedua, Oktober Perhimpunan Indonesia yang tergabung dalam
Socialistische Partij (OPS). Bersama dengan
bentuk masa depan Indonesia adalah kesatuan 1929, Sukarno mengajukan sebuah rencana PNI baru.
Sukarno, Amir mencela Hatta karena telah
mengejutkan kepada Angkatan 28 di Kramat
yang dapat menampung segala macam diversitas
meninggalkan prinsip nonkooperasi dan front
106. Ia dengan berani mengajukan usulan untuk Nama Amir Sjarifuddin mulai bersinar
etnik, agama, tradisi dan bahasa di Indonesia.
persatuan sini dan sana yang telah dianutnya sejak
mempersiapkan aksi massa yang menghadapkan terang dalam gerakan antikolonialisme ketika
Hal inilah yang dibuktikan pada saat Kongres
19
masa PI. Kemerdekaan Indonesia, menurut
antara kapitalisme dan komunisme selama tergabung dalam Partindo. Amir awalnya
Pemuda Kedua yang diselenggarakan pada
seruan para pemimpin Partindo, tidak dapat
16
Perang Dunia yang pasti segera akan meledak. menjadi wakil ketua Partindo cabang Jakarta
bulan Oktober 1928. Pada hajatan ini banyak
dicapai melalui partisipasi dalam dewan-dewan
Namun, usulan itu tidak sempat terealisasi, bagian penerbitan. Ia mulai naik daun dalam
mahasiswa Sekolah Hukum yang terlibat. Amir
Sukarno ditahan oleh pemerintah Belanda dua lingkaran aktivis saat intensif terlibat mengurusi “mereka”, tetapi melalui aksi massa oleh rakyat
sendiri merupakan salah satu organisator dari
20
bulan kemudian karena menjalankan aktivitas pendidikan dalam universitas rakyat milik PNI. Indonesia itu sendiri. Amir mengungkapkan
Sumpah Pemuda 1928 di mana dia berposisi
politik dan menyebarkan pemikiran radikal yang Di tahun 1933, dalam Kongres Partindo ke-2 ia kritikannya kepada Hatta dalam tulisannya
sebagai bendahara.
dianggap berbahaya oleh pemerintah kolonial. mengemban tugas sebagai wakil ketua dua di bahwa: “Anda harus meninggalkan parlemen
Menurut Leclerc, “bagi Amir, prinsip harapan Tidak jauh berbeda, Amir pun terlibat ke dalam bawah Sukarno (ketua) dan Sartono (wakil ketua Belanda, bukan hanya karena perbudakan kita
(meminjam istilah Ernest Bloch) untuk Indonesia konfrontasi-konfrontasi dengan negara seperti satu), sekaligus diserahi tugas untuk memimpin ditempa, tetapi demi menempa senjata spiritual
pertama-tama memperoleh bentuknya pada Sukarno, dalam gerakan politik radikal dan bagian sekolah dan pendidikan. Dalam posisi anda sendiri, satu-satunya senjata yang dapat
21
manifestasi tiga gabungan kata: satu nusa, satu gerakan propaganda menentang kolonialisme. ini, Amir berpartisipasi dalam membentuk memutuskan rantai ketundukan kita”.
60 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 61