Page 76 - Perdana Menteri RI Final
P. 76

34
                           bagaimana Amir menyalurkan bakat-bakat         Setahun    sebelum     kematian    Partindo,                            sebetulnya digerakkan oleh Yamin dan Amir.     Mengapa Amir  Sjarifuddin  tiba-tiba beralih
                           potensialnya sebagai pemimpin kharismatik.     kelompok-kelompok yang bersedia ikut serta                              Gerindo merupakan tempat di mana seluruh       ke arah pemikiran demokrasi di pertengahan

                                                                          dalam lembaga-lembaga negara kolonial telah                             kaum kiri dan beragam sayap dan jaringannya    tahun 1930-an? Setidaknya ada dua faktor yang
                           Sekeluarnya Amir dari penjara, ia berhasil
                                                                          membangun satu partai baru bernama Parindra                             berkumpul. Partai ini membangun hubungan       mendasari pemikirannya ini: (1) analisisnya
                           menggondol gelar sarjana hukum. Kesulitan
                                                                          (Partai Indonesia Raya), di bawah kepemimpinan                          dengan beberapa serikat buruh dan kelompok     atas perkembangan internasional dan sistem
                           finansial kini mulai dihadapinya karena
                                                                          Dr. Soetomo. Melihat berkembangnya Parindra                             mahasiswa.                                     politik global mengerucut pada pertarungan
                           langkanya pekerjaan akibat sisa-sisa depresi
                                                                          di sekitar tahun 1936 dan 1937 dan kegagalan                                                                           antara demokrasi dan fasisme (2) problem politik
                           ekonomi. Pada awalnya Amir diajak bergabung                                                                            Cara perjuangan yang ditempuh oleh Gerindo
                                                                          metode politik Partindo menerbitkan semacam                                                                            kebangsaan dalam negeri yang belum selesai
                           oleh Yamin di firma hukumnya yang beroperasi
                                                                          asa bahwa aksi-aksi politik pergerakan perlu                            sama dengan metode kooperatif yang dilakukan   hingga masa itu: siapakah dan apa definisi dari
                           di Jakarta. Kantornya di Sawah Besar merupakan
                                                                          mengurangi aksi massa dan  vergadering  besar                           oleh Parindra. Namun, terdapat beberapa        “orang Indonesia” itu sendiri. Perhatian Amir
                           salah satu pusat diskusi politik yang penting. Para
                                                                                      33
                                                                          ala Partindo.  Perdebatan dalam membicarakan                            perbedaan fundamental yang jelas antara kedua   terhadap demokrasi telah dimulainya sejak
                           pemimpin PI yang baru datang dari Belanda,
                                                                          format  baru  gerakan  politik  ini  muncul  di                         partai ini. Yang pertama, menurut Yamin,       mendirikan  majalah  Kebangoenan  di tahun
                           seperti Tanzil yang ikut membangun Indonesia
                                                                          kalangan eks Partindo. Ada beberapa opsi:                               Parindra adalah partai yang diisi oleh kaum    1936 bersama Yamin, Sanusi Pane, dan tokoh
                           Muda tahun 1930, pimpinan PPPI seperti
                                                                          (1) kader-kader Partindo dapar menyebrang                               birokrat priyayi dan kelas menengah yang       Tionghoa Liem Koen Hian. Dalam tulisan-
                           Surjono, Wilopo, dan Djohan Sjahroezah, acap
                                                                          ke  Parindra  (2)  kader-kader  yang  lebih  muda                       memiliki orientasi yang lebih elitis dari Gerindo.   tulisannya di majalah tersebut, Amir menyoroti
                           kali mampir  mendiskusikan situasi politik di
                                                                          menyarankan untuk melanjutkan aksi klandestin                           Sementara itu, Gerindo menurutnya adalah       dengan jeli bahwa Indonesia sedang menghadapi
                                                             31
                           tanah  air  bersama  Amir  dan  Yamin.   Mereka
                                                                          daripada legal dengan kelompok sisa-sisa PKI                            partai “kaum susah” yang melawan “kaum         potensi ancaman baru dalam bentuk ekspansi
                           lebih lanjut membahas secara intens bagaimana
                                                                          yang dilarang tahun 1927 (3) mengikuti cara                             senang”.  Meskipun demikian, perbedaan yang    fasisme Jepang di Asia. Dimulai dari penyerbuan
                                                                                                                                                         35
                           format pergerakan nasionalis selanjutnya pasca
                                                                          kooperatif Parindra namun dengan penekanan                              lebih fundamental adalah Gerindo memiliki      ke China tahun 1931, Jepang terus bergerak
                           melempemnya Partindo dan PNI baru.                                                                                                                                    ke  arah  selatan  Asia.  Bagi  Amir,  kekuatan
                                                                          orientasi dan visi baru. Dipilihlah cara yang                           tujuan berbeda dari Parindra, yang sebetulnya
                                                                          ketiga oleh Amir Sjarifuddin dan eks-Partindo,                          didasarkan oleh pemikiran Amir Sjarifuddin,    imperium Jepang yang semakin membesar di
                           Bulan November 1936, Partindo akhirnya
                                                                          serta para pemuda radikal lainnya. Di tahun                             yaitu demokratisasi dan anti-fasisme. Tujuan   Asia bukanlah bertujuan untuk membebaskan
                           dibubarkan oleh para pemimpinnya. Pembubaran
                                                                          1937,  mereka  mendirikan  Gerakan  Rakyat                              Gerindo adalah terbentuknya parlemen penuh     Asia, melainkan akan menjadi penyerang baru,
                           ini merupakan pengakuan bahwa partai ini sudah
                                                                          Indonesia atau disingkat Gerindo.                                       bagi  Indonesia,  tetapi  atas  dasar  kerja  sama   penjajah baru, yang akan mendirikan suatu rezim
                           tidak lagi memiliki energi politik untuk melawan
                                                                                                                                                                                                                              37
                                                                                                                                                                                                 teror di tanah yang dikuasainya.  Dengan nada
                                                                                                                                                  dengan Belanda, dalam melawan ancaman
                           tembok kolonial yang kian represif. Tapi yang
                                                                          PEMBELAAN TERHADAP DEMOKRASI                                            bersama, khususnya fasisme.  Dalam bayangan    sinis,  Kebangoenan  melihat bahwa “Asia untuk
                                                                                                                                                                           36
                           paling penting adalah muncul semacam refleksi
                                                                                                                                                                                                 bangsa Asia” yang menjadi slogan propaganda
                           bahwa taktik nonkooperasi yang dikembangkan    Pada era transisi dari Gubernur Jenderal De Jonge                       Gerindo saat ini “independensi” gerakan sudah
                                                                                                                                                                                                 Jepang berarti “Asia untuk bangsa Jepang” dan
                           oleh Partindo dan organisasi sezamannya sudah   yang represif kepada Gubernur Jenderal Tjarda                          tidak lagi relevan dikembangkan, namun
                                                                                                                                                                                                                                           38
                                                                                                                                                                                                 hal  ini  berarti  “Asia  di  bawah  rezim  fasis”.
                           tidak efektif lagi digunakan untuk melawan     van Starkenborgh Stachouwer di bulan Mei                                “demokrasi” yang menjadi tujuan dari gerakan
                                                                                                                                                                                                 Menurut Amir, tidak ada kemerdekaan melalui
                           pemerintah kolonial. Strategi konfrontasi yang   1937,  Gerindo  didirikan  oleh  sejumlah  aktivis                    ini dan hal ini memungkinkan partisipasi dalam
                                                                                                                                                                                                 fasisme. Amir berbicara bahwa politik dunia hari
                           dipilih Partindo nyatanya telah mengubur       eks-Partindo. Partai ini sering diidentikkan                            institusi koloni. Lebih lanjut, demokrasi dalam
                                                                                                                                                                                                 ini bukan lagi diwarnai oleh pertarungan antara
                           kehidupan partai itu sendiri, sehingga sarana   sebagai partainya Amir dan Yamin, meskipun                             bayangan Amir bukan hanya berkaitan dengan
                                                                                                                                                                                                 Timur  dan  Barat,  melainkan  “pertentangan
                           politik perlu dibangun kembali dan strategi baru   hal ini dibantah oleh Asmara Hadi, murid                            cara-cara ataupun mekanisme yang ditempuh
                                                                                                                                                                                                 antara demokrasi dan fasisme”: demokrasi adalah
                                             32
                           pun perlu dirancang.  Selama musim pancaroba   tulen Sukarno. Tampak di permukaan memang                               oleh Gerindo dalam mencapai misi-misi
                                                                                                                                                                                                 kemerdekaan dan fasis adalah penindas.  39
                           aktivisme politik nasional ini, muncul seruan-  Gerindo digerakkan oleh generasi baru, seperti                         politiknya, tetapi terciptanya masyarakat ideal
                           seruan untuk melahirkan “partai baru” atau     A.K. Gani, Wikana, dan Asmara Hadi. Namun,                              yang demokratis bagi Indonesia merdeka masa    Parinda dan pemimpinya Soetomo memiliki
                           “reorientasi” gerakan.                         di belakang layar ide dan visi dari partai ini                          depan adalah tujuan dari Gerindo itu sendiri.  cara pandang yang bertolak belakang melihat


                           64    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  65
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81