Page 78 - Perdana Menteri RI Final
P. 78

ekspansionisme     Jepang     dibandingkan     ditentukan oleh darah, melainkan “cita-cita                             lembaga dan dibentuknya Dewan Perwakilan       menunjukkan sikap kooperatif, Gerindo tidak
                                                                                                                                                                     43
                           Gerindo-Amir Sjarifuddin. Setelah kembali      bersama dan keinginan bersama mengejar cita-                            yang sesungguhnya.  Ketika Amir terpilih       lepas dari mata-mata polisi Belanda. Di kalangan
                                                                                  41
                           dari perjalanan studinya ke Jepang, Soetomo    cita itu”.  Bangsa terdiri atas orang-orang yang                        sebagai pucuk pimpinan Gerindo ia ikut         gerakan   nasionalis,  pandangan-pandangan
                                                                                                                    42
                           menuliskan pengalamannya ke Jepang dengan      berjuang dan berkorban mati-matian untuknya.                            mendukung kampanye “Indonesia Berparlemen”     Gerindo dianggap lebih populer dan mewakili
                           antusias di dalam koran  Parindra. Menurut     Itulah  dasar  mengapa  Gerindo menerima                                dengan mengikusertakan Gerindo dalam sebuah    suara umum daripada Parindra. Dalam sebuah
                           Soetomo, konflik Jepang dan China merupakan    keanggotaan secara terbuka bagi siapapun yang                           gerakan bernama Gabungan Partai-Partai Politik   laporan pemerintah kolonial disebutkan bahwa
                           konflik antar negara dan tidak memiliki relasi   mau berjuang untuk demokrasi dan kedaulatan                           Indonesia (GAPI). Dalam GAPI terdapat tiga     para pemimpin Gerindo dianggap berbahaya
                           dengan Indonesia dan sama sekali tidak ada     Indonesia. Gagasan ini yang menarik banyak                              tokoh pemimpin yang merepresentasikan tiga     daripada  Parindra,  sebab  Gerindo  berusaha
                                                                    40
                           hubungannya dengan sistem politik Jepang.      kalangan  nasionalis  Tionghoa,  di  antaranya                          kelompok dari latar belakang yang berbeda:     menjalin kontak dengan massa sementara
                           Pandangan ini kemudian dikritik oleh Liem      Liem Koen Hian, untuk bergabung ke Gerindo.                             Thamrin (Parindra) mewakili kelompok kanan     Parindra merupakan partai kelas menengah dan
                           Koen Hian di dalam  Kebangoenan. Soetomo                                                                               sekuler, Amir (Gerindo) mewakili kelompok      moderat. 45
                                                                          Sadar bahwa bahaya fasisme tidak bisa dihadapi
                           kemudian menuduh bahwa pandangan Koen                                                                                  kiri, dan Abikusno (PSII) mewakili kelompok
                           Hian lebih didasari sentimennya sebagai orang   sendirian, Gerindo mengajukan usul untuk                               Islam. Pers Indonesia menyebut trio pemimpin   Penangkapan mulai dilakukan oleh pemerintah
                           Tionghoa bukannya sebagai bangsa Indonesia.    membentuk suatu front bersama Indonesia-                                ini sebagai “para pemimpin gerakan nasional”. 44  Belanda terhadap tokoh-tokoh yang dicurigai
                                                                          Belanda untuk menahan gempuran fasisme. Di                                                                             komunis, simpatisan Jerman, ataupun pro-Jepang.
                           Titik pijak Parinda mengenai “orang Indonesia”,   Asia, fasisme Jepang telah meluas mengancam                                                                         Di bulan Juni, Amir dan Wikana ditangkap atas
                                                                                                                                                  REDUPNYA “TAHUN AMIR SJARIFUDDIN”
                           “bangsa Indonesia”, ataupun kewarganegaraan    wilayah Indonesia sebagaimana ia mengancam                                                                             tuduhan komunisme. Dalam penggeledahan
                           Indonesia menjadi dorongan Amir mengenai       China. Sementara itu, di Eropa, fasisme Jerman                          Dalam tulisannya di Prisma, Leclerc memberikan   yang dilakukan oleh polisi didapatkan satu kopi

                           pentingnya demokrasi dalam suatu negara        juga mengancam Belanda sebagaimana  ia                                  pendapat yang menarik bahwa tahun 1936-1940    surat kabar PKI bawah tanah,  Menara Merah,
                           yang  merdeka.  Dalam  pendirian  Parindra-    mengancam Austria. Secara geopolitik, baik                              merupakan “tahun-tahun  Amir  Sjarifuddin”.    yang ditemukan di rumah Amir.  Penemuan
                                                                                                                                                                                                                                 46
                           Soetomo, orang Tionghoa, Arab, atau kelompok   Belanda dan Indonesia sama-sama menghadapi                              Pendapat ini tidak berlebihan mengingat epos   ini memperkuat desas-desus yang berkembang
                           lain yang oleh Belanda digolongkan sebagai                                                                             kepahlawanan Amir tidak menujukkan sisi
                                                                          ancaman fasisme secara nyata. Oleh sebab itu,                                                                          bahwa Amir telah membangun kontak
                           vreemde oosterlingen  (bangsa Timur asing)                                                                             surut pasca penahanannya. Ia bahkan mampu
                                                                          untuk menangkal potensi aneksasi Jepang,                                                                               dengan kalangan komunis bawah tanah sejak
                           tidak dapat dikatakan sebagai orang Indonesia.   Amir tidak berkeberatan berjuang bersama                              meraih  gemerlap  panggung  politik  ketika    pertengahan tahun 1930-an di mana veteran
                           Kategori orang Indonesia sejati hanya dapat    orang-orang Belanda menghalau fasisme untuk                             terjadi  kekosongan  kepemimpinan  nasional    komunis Muso sempat mampir membangun
                           diberikan  kepada    orang-orang   pribumi.    demokrasi. Bersatunya kekuatan anti-fasis                               setelah penangkapan besar-besaran pemimpin     hubungan dengan sisa-sisa gerakan komunis di
                           Pandangan Parindra yang anti-Cina, baik secara                                                                         utama pergerakan di awal tahun 1930-an.
                                                                          dalam sebuah front persatuan merupakan suatu                                                                           tanah air. Namun, polisi tidak memiliki cukup
                           internasional maupun nasional ini, ditentang                                                                           Meskipun demikian, tahun 1940 cerita manis
                                                                          cara yang dapat digunakan. Pembentukan ini,                                                                            bukti untuk membuat tuntutan memenjarakan
                           oleh Gerindo dan Amir Sjarifuddin. Masalah                                                                             itu menunjukkan tanda-tanda berakhir. Amir
                                                                          menurut Leclerc meniru “front rakyat” yang                                                                             Amir dalam waktu yang lama.
                           rasisme, yang juga terdapat kuat dalam paham                                                                           menghadapi kesulitan karena kemesraan GAPI
                                                                          dibentuk oleh partai-partai kiri yang berkoalisi,
                           fasisme, telah mendorong diskusi yang mendalam                                                                         tidak berlangsung lama akibat konflik yang     Kesukaran yang dihadapi Amir tidak hanya
                                                                          seperti di Spanyol dan Perancis. Kata-kata front
                           pada kata “bangsa” dan perjuangan “nasional”                                                                           terjadi di dalamnya dan juga faktor eksternal   melalui intimidasi eksternal dari pemerintah
                                                                          rakyat dalam bahasa Belanda “Volksfront” ini
                           secara lebih luas. Dalam pandangan Amir,                                                                               invasi  Jerman  terhadap  Belanda.  Penyerangan   kolonial, melainkan juga dari ketegangan internal
                                                                          sering muncul dalam terbitan-terbitan publikasi
                           sebagai sebuah partai “pioner”, Gerindo harus                                                                          Jerman ke Belanda berimbas secara langsung     di  dalam  Gerindo.  Tampaknya  dalam  tubuh
                                                                          oleh Gerindo.
                           mendefinisikan ulang  istilah  bangsa Indonesia                                                                        memperburuk  situasi  politik  di  Indonesia.   partai muncul perpecahan antara pendukung
                                                                                                                                                                                                                                      47
                           secara lebih dinamis tidak kaku seperti definisi   Langkah pertama yang penting bagi Amir                              Polisi intelijen mulai bereaksi terhadap protes-  aktivisme dan pendukung sikap hati-hati.  Amir
                           yang dikemukakan Parindra. Amir berpendapat    dalam mengampanyekan demokrasi adalah                                   protes keras yang dianggap sebagai ancaman     yang digolongkan sebagai pembela aktivisme
                           bahwa  pengertian “bangsa Indonesia” bukan     meminta Belanda mendemokratisasi lembaga-                               dari kalangan aktivis Indonesia. Meskipun      karena mendesak agar GAPI melakukan aksi





                           66    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  67
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83