Page 77 - Perdana Menteri RI Final
P. 77

34
 bagaimana Amir menyalurkan bakat-bakat   Setahun  sebelum  kematian  Partindo,  sebetulnya digerakkan oleh Yamin dan Amir.    Mengapa Amir  Sjarifuddin  tiba-tiba beralih
 potensialnya sebagai pemimpin kharismatik.  kelompok-kelompok yang bersedia ikut serta   Gerindo merupakan tempat di mana seluruh   ke arah pemikiran demokrasi di pertengahan

 dalam lembaga-lembaga negara kolonial telah   kaum kiri dan beragam sayap dan jaringannya   tahun 1930-an? Setidaknya ada dua faktor yang
 Sekeluarnya Amir dari penjara, ia berhasil
 membangun satu partai baru bernama Parindra   berkumpul. Partai ini membangun hubungan   mendasari pemikirannya ini: (1) analisisnya
 menggondol gelar sarjana hukum. Kesulitan
 (Partai Indonesia Raya), di bawah kepemimpinan   dengan beberapa serikat buruh dan kelompok   atas perkembangan internasional dan sistem
 finansial kini mulai dihadapinya karena
 Dr. Soetomo. Melihat berkembangnya Parindra   mahasiswa.      politik global mengerucut pada pertarungan
 langkanya pekerjaan akibat sisa-sisa depresi
 di sekitar tahun 1936 dan 1937 dan kegagalan                  antara demokrasi dan fasisme (2) problem politik
 ekonomi. Pada awalnya Amir diajak bergabung   Cara perjuangan yang ditempuh oleh Gerindo
 metode politik Partindo menerbitkan semacam                   kebangsaan dalam negeri yang belum selesai
 oleh Yamin di firma hukumnya yang beroperasi
 asa bahwa aksi-aksi politik pergerakan perlu   sama dengan metode kooperatif yang dilakukan   hingga masa itu: siapakah dan apa definisi dari
 di Jakarta. Kantornya di Sawah Besar merupakan
 mengurangi aksi massa dan  vergadering  besar   oleh Parindra. Namun, terdapat beberapa   “orang Indonesia” itu sendiri. Perhatian Amir
 salah satu pusat diskusi politik yang penting. Para
 33
 ala Partindo.  Perdebatan dalam membicarakan   perbedaan fundamental yang jelas antara kedua   terhadap demokrasi telah dimulainya sejak
 pemimpin PI yang baru datang dari Belanda,
 format  baru  gerakan  politik  ini  muncul  di   partai ini. Yang pertama, menurut Yamin,   mendirikan  majalah  Kebangoenan  di tahun
 seperti Tanzil yang ikut membangun Indonesia
 kalangan eks Partindo. Ada beberapa opsi:   Parindra adalah partai yang diisi oleh kaum   1936 bersama Yamin, Sanusi Pane, dan tokoh
 Muda tahun 1930, pimpinan PPPI seperti
 (1) kader-kader Partindo dapar menyebrang   birokrat priyayi dan kelas menengah yang   Tionghoa Liem Koen Hian. Dalam tulisan-
 Surjono, Wilopo, dan Djohan Sjahroezah, acap
 ke  Parindra  (2)  kader-kader  yang  lebih  muda   memiliki orientasi yang lebih elitis dari Gerindo.   tulisannya di majalah tersebut, Amir menyoroti
 kali mampir  mendiskusikan situasi politik di
 menyarankan untuk melanjutkan aksi klandestin   Sementara itu, Gerindo menurutnya adalah   dengan jeli bahwa Indonesia sedang menghadapi
 31
 tanah  air  bersama  Amir  dan  Yamin.   Mereka
 daripada legal dengan kelompok sisa-sisa PKI   partai “kaum susah” yang melawan “kaum   potensi ancaman baru dalam bentuk ekspansi
 lebih lanjut membahas secara intens bagaimana
 yang dilarang tahun 1927 (3) mengikuti cara   senang”.  Meskipun demikian, perbedaan yang   fasisme Jepang di Asia. Dimulai dari penyerbuan
                       35
 format pergerakan nasionalis selanjutnya pasca
 kooperatif Parindra namun dengan penekanan   lebih fundamental adalah Gerindo memiliki   ke China tahun 1931, Jepang terus bergerak
 melempemnya Partindo dan PNI baru.                            ke  arah  selatan  Asia.  Bagi  Amir,  kekuatan
 orientasi dan visi baru. Dipilihlah cara yang   tujuan berbeda dari Parindra, yang sebetulnya
 ketiga oleh Amir Sjarifuddin dan eks-Partindo,   didasarkan oleh pemikiran Amir Sjarifuddin,   imperium Jepang yang semakin membesar di
 Bulan November 1936, Partindo akhirnya
 serta para pemuda radikal lainnya. Di tahun   yaitu demokratisasi dan anti-fasisme. Tujuan   Asia bukanlah bertujuan untuk membebaskan
 dibubarkan oleh para pemimpinnya. Pembubaran
 1937,  mereka  mendirikan  Gerakan  Rakyat   Gerindo adalah terbentuknya parlemen penuh   Asia, melainkan akan menjadi penyerang baru,
 ini merupakan pengakuan bahwa partai ini sudah
 Indonesia atau disingkat Gerindo.  bagi  Indonesia,  tetapi  atas  dasar  kerja  sama   penjajah baru, yang akan mendirikan suatu rezim
 tidak lagi memiliki energi politik untuk melawan
                                                                                            37
                                                               teror di tanah yang dikuasainya.  Dengan nada
               dengan Belanda, dalam melawan ancaman
 tembok kolonial yang kian represif. Tapi yang
 PEMBELAAN TERHADAP DEMOKRASI  bersama, khususnya fasisme.  Dalam bayangan   sinis,  Kebangoenan  melihat bahwa “Asia untuk
                                         36
 paling penting adalah muncul semacam refleksi
                                                               bangsa Asia” yang menjadi slogan propaganda
 bahwa taktik nonkooperasi yang dikembangkan   Pada era transisi dari Gubernur Jenderal De Jonge   Gerindo saat ini “independensi” gerakan sudah
                                                               Jepang berarti “Asia untuk bangsa Jepang” dan
 oleh Partindo dan organisasi sezamannya sudah   yang represif kepada Gubernur Jenderal Tjarda   tidak lagi relevan dikembangkan, namun
                                                                                                         38
                                                               hal  ini  berarti  “Asia  di  bawah  rezim  fasis”.
 tidak efektif lagi digunakan untuk melawan   van Starkenborgh Stachouwer di bulan Mei   “demokrasi” yang menjadi tujuan dari gerakan
                                                               Menurut Amir, tidak ada kemerdekaan melalui
 pemerintah kolonial. Strategi konfrontasi yang   1937,  Gerindo  didirikan  oleh  sejumlah  aktivis   ini dan hal ini memungkinkan partisipasi dalam
                                                               fasisme. Amir berbicara bahwa politik dunia hari
 dipilih Partindo nyatanya telah mengubur   eks-Partindo. Partai ini sering diidentikkan   institusi koloni. Lebih lanjut, demokrasi dalam
                                                               ini bukan lagi diwarnai oleh pertarungan antara
 kehidupan partai itu sendiri, sehingga sarana   sebagai partainya Amir dan Yamin, meskipun   bayangan Amir bukan hanya berkaitan dengan
                                                               Timur  dan  Barat,  melainkan  “pertentangan
 politik perlu dibangun kembali dan strategi baru   hal ini dibantah oleh Asmara Hadi, murid   cara-cara ataupun mekanisme yang ditempuh
                                                               antara demokrasi dan fasisme”: demokrasi adalah
 32
 pun perlu dirancang.  Selama musim pancaroba   tulen Sukarno. Tampak di permukaan memang   oleh Gerindo dalam mencapai misi-misi
                                                               kemerdekaan dan fasis adalah penindas. 39
 aktivisme politik nasional ini, muncul seruan-  Gerindo digerakkan oleh generasi baru, seperti   politiknya, tetapi terciptanya masyarakat ideal
 seruan untuk melahirkan “partai baru” atau   A.K. Gani, Wikana, dan Asmara Hadi. Namun,   yang demokratis bagi Indonesia merdeka masa   Parinda dan pemimpinya Soetomo memiliki
 “reorientasi” gerakan.  di belakang layar ide dan visi dari partai ini   depan adalah tujuan dari Gerindo itu sendiri.  cara pandang yang bertolak belakang melihat


 64  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959            PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  65
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82