Page 81 - Perdana Menteri RI Final
P. 81
antifasis yang besar ternyata kurang mendapat keputusannya ini tentu saja mengecewakan para bekal dalam membangun jaring-jaring bawah tokoh Indonesia yang mencari aman, Amir masih
sokongan. Dalam Gerindo sendiri pengaruhnya pengagumnya. Sinar kharisma Amir untuk tanahnya. Soe Hok Gie berpendapat barangkali mengkritik keras Jepang dalam edisi terakhir
mulai luntur karena kepanikan yang melanda sementara waktu redup dalam panggung politik modal membangun gerakan bawah tanah Amir Pelopor Gerindo di tahun 1942. Amir menyatakan
internal partai akibat ancaman penahanannya antikolonial. hanyalah dua: (1) mengandalkan hubungan bahwa kedatangan Jepang tidak membawa
kembali memaksanya untuk menarik diri dari yang luas dengan pemimpin-pemimpin rakyat semangat pembebasan, tetapi eksploitatif, dan
hingar bingar politik untuk sementara waktu. DALAM LABIRIN BAWAH TANAH Indonesia (2) mengandalkan pengikut-pengikut menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk
MELAWAN FASISME
52
Meskipun di bulan Juni 1940 Amir masih ketua yang setia dari Gerindo. Amir mempercayakan angkat tangan mempertahankan “negara kita”
Gerindo, namun sebulan kemudian ia tidak jaringan bawah tanahnya kepada para pengikut melawan musuh. 56
PERMINTAAN BELANDA MENGGALANG
lebih dari anggota biasa. Ini adalah pilihan yang sayap kiri Gerindo dan kepada anggota PKI
KEKUATAN ANTIFASIS
sulit diambil olehnya daripada ia menghadapi ilegal yang disusun kembali diam-diam oleh DITANGKAP DAN DISIKSA JEPANG
kemungkinan untuk dibuang ke Digul seperti Dalam bayang-bayang kekalahan, Belanda Muso dalam kunjungan singkatnya tahun 1935
Meskipun reputasi tinggi Amir dalam
yang diancamkan padanya di awal tahun 1930- mengambil keputusan untuk mengumpulkan di Indonesia. Kekuatan PKI ilegal itu kuat di
pergerakan bawah tanah dipercayai oleh
an tidak lama setelah ia bebas dari penjara. sisa-sisa perlawanan antifasis bawah tanah Surabaya, barangkali karena itulah pusat gravitasi
Idenburg, tetapi kemampuan Amir ternyata
Indonesia untuk membantunya melawan fasisme dari jaringan bawah tanah Amir berada di ibukota
belum dapat mengimbangi jaringan mata-mata
Di bulan September 1940, ia meninggalkan
Jepang. Misi itu pada awalnya diserahkan Jawa Timur itu. Untuk memperkuat kekuatan 57
53
Kempeitai yang luas. Tak lama setelah Jepang
profesinya sebagai pengacara dan malahan
pemerintah Belanda kepada Gubernur Jawa jaringan klandestinnya, Amir mengontak
mendudukui Indonesia, segera aparat kepolisian
bekerja sebagai pegawai pemerintah. Menurut
Timur Charles van der Plas. Namun, karena pemimpin golongan muda yang tidak kalah
Belanda diambil alih oleh Jepang, termasuk
Abu Hanifah, Amir diberikan kesempatan
jaringan van der Plas terhadap tokoh-tokoh populer darinya, Sjahrir. Ia menemui Sjahrir,
PID. Jepang dengan cepat memetakan aliran
oleh pemerintah kolonial, setelah Schepper
nasionalis Indonesia sangat terbatas, maka ia mencoba meyakinkannya bahwa perlawanan dan jaringan politik yang ada di Indonesia dan
menemuinya, untuk memilih apakah ia mau
meminta P.J.A. Idenburg, Direktur Jenderal kelompoknya akan efektif menggerogoti Jepang.
responsnya terhadap Jepang. Mereka segera
diasingkan ke Digul atau bekerja dalam
Departemen Pendidikan, untuk mengusulkan Namun, Sjahrir tidak memberikan jawaban mengidentifikasi siapa saja tokoh-tokoh yang
48
pemerintahan. Dalam spekulasinya, Hanifah
nama yang cocok. Akhirnya, Idenburg yang pasti karena ia telah memiliki rencananya melawan fasisme Jepang dan siapa saja tokoh-
berpendapat bahwa Amir akhirnya memilih
menghubungi Amir Sjarifuddin dan menanyakan sendiri. Selain kelompok Amir, menurut Kahin, tokoh yang berpotensi mengancam kedudukan
taktik bekerjasama apalagi Perang Dunia II
apakah ia bersedia untuk membangun organisasi kelompok Sjahrir memang adalah kelompok
mereka di Indonesia nantinya. Oleh sebab itu,
telah berkobar dan Jepang sedang bersiap-
bawah tanah apabila terjadi okupasi Jepang. utama gerakan bawah tanah melawan Jepang orang-orang yang bersikap keras terhadap Jepang
49
siap melebarkan sayapnya di Asia. Tentu
Keputusan Idenburg untuk memilih Amir jelas yang memiliki pengikut di Jakarta, Cirebon, di masa kolonial, seperti Amir Sjarifuddin dan
bagi Amir yang menolak keras fasisme dan
didasari oleh kepopulerannya dibandingkan Garut, Semarang, dan Surabaya. 54 para anggota Gerindo, segera masuk dalam
diktatorialisme, pilihan untuk nonkooperasi
tokoh lain di kalangan para pemuda. Meskipun daftar mereka, termasuk Moh. Hatta dan
hanya mengasingkan dirinya dari perjuangan Amir segera memulai propaganda-progandanya
pemerintah kolonial tahu bahwa Amir memiliki kelompok komunis ilegal.
melawan fasisme. Amir bekerja pada bagian melawan Jepang. Impian membangun
koneksi dengan organisasi PKI ilegal.
ekspor departemen perekonomian yang dipimpin masyarakat demokratis di masa depan kini Jepang kemudian merusak sel-sel jaringan
oleh H.J. van Mook. Terhadap keputusannya ini, Menurut Anderson, Amir menerima tawaran menghadapi ancaman besar dari Jepang. Setelah bawah tanah yang mengadakan hubungan
Amir bersikukuh bahwa tidak ada asas Gerindo Belanda tersebut sebab sama halnya dengan para penyerangan Pearl Harbour diserang, Amir dengan pemerintah Belanda. Penangkapan
yang melarang anggotanya bekerja sebagai nasionalis Asia sayap kiri waktu itu, bekerja sama mendeklarasikan perang terhadap Jepang: mulai dilakukan di akhir tahun 1942. Pada
55
pegawai negeri. Pekerjaan ini menurutnya dengan negara kolonial demokratis-borjuis untuk pesannya adalah lawan! Amir kelihatannya bulan Februari 1943, Amir bersama dengan 54
akan menambah pengetahuannya terhadap melawan kebangkitan fasisme adalah pilihan tidak takut dengan ancaman Jepang. Saat tentara orang-orang yang dicurigai melakukan aktivitas
51
perekonomian kolonial dan hubungannya dengan yang rasional. Belanda memberikan dana Jepang sudah mulai menduduki pulau-pulau subversif terhadap fasisme ditangkap oleh Jepang.
50
dunia internasional. Namun, sulit terbantahkan sebanyak 25.000 gulden kepada Amir sebagai terluar Indonesia, berbeda dengan kebanyakan Amir lalu dibawa ke Surabaya dan tinggal di sana
68 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 69