Page 79 - Perdana Menteri RI Final
P. 79

ekspansionisme  Jepang  dibandingkan  ditentukan oleh darah, melainkan “cita-cita   lembaga dan dibentuknya Dewan Perwakilan   menunjukkan sikap kooperatif, Gerindo tidak
                                  43
 Gerindo-Amir Sjarifuddin. Setelah kembali   bersama dan keinginan bersama mengejar cita-  yang sesungguhnya.  Ketika Amir terpilih   lepas dari mata-mata polisi Belanda. Di kalangan
 41
 dari perjalanan studinya ke Jepang, Soetomo   cita itu”.  Bangsa terdiri atas orang-orang yang   sebagai pucuk pimpinan Gerindo ia ikut   gerakan  nasionalis,  pandangan-pandangan
 42
 menuliskan pengalamannya ke Jepang dengan   berjuang dan berkorban mati-matian untuknya.    mendukung kampanye “Indonesia Berparlemen”   Gerindo dianggap lebih populer dan mewakili
 antusias di dalam koran  Parindra. Menurut   Itulah  dasar  mengapa  Gerindo menerima   dengan mengikusertakan Gerindo dalam sebuah   suara umum daripada Parindra. Dalam sebuah
 Soetomo, konflik Jepang dan China merupakan   keanggotaan secara terbuka bagi siapapun yang   gerakan bernama Gabungan Partai-Partai Politik   laporan pemerintah kolonial disebutkan bahwa
 konflik antar negara dan tidak memiliki relasi   mau berjuang untuk demokrasi dan kedaulatan   Indonesia (GAPI). Dalam GAPI terdapat tiga   para pemimpin Gerindo dianggap berbahaya
 dengan Indonesia dan sama sekali tidak ada   Indonesia. Gagasan ini yang menarik banyak   tokoh pemimpin yang merepresentasikan tiga   daripada  Parindra,  sebab  Gerindo  berusaha
 40
 hubungannya dengan sistem politik Jepang.    kalangan  nasionalis  Tionghoa,  di  antaranya   kelompok dari latar belakang yang berbeda:   menjalin kontak dengan massa sementara
 Pandangan ini kemudian dikritik oleh Liem   Liem Koen Hian, untuk bergabung ke Gerindo.  Thamrin (Parindra) mewakili kelompok kanan   Parindra merupakan partai kelas menengah dan
 Koen Hian di dalam  Kebangoenan. Soetomo   sekuler, Amir (Gerindo) mewakili kelompok   moderat. 45
 Sadar bahwa bahaya fasisme tidak bisa dihadapi
 kemudian menuduh bahwa pandangan Koen   kiri, dan Abikusno (PSII) mewakili kelompok
 Hian lebih didasari sentimennya sebagai orang   sendirian, Gerindo mengajukan usul untuk   Islam. Pers Indonesia menyebut trio pemimpin   Penangkapan mulai dilakukan oleh pemerintah
 Tionghoa bukannya sebagai bangsa Indonesia.  membentuk suatu front bersama Indonesia-  ini sebagai “para pemimpin gerakan nasional”. 44  Belanda terhadap tokoh-tokoh yang dicurigai
 Belanda untuk menahan gempuran fasisme. Di                    komunis, simpatisan Jerman, ataupun pro-Jepang.
 Titik pijak Parinda mengenai “orang Indonesia”,   Asia, fasisme Jepang telah meluas mengancam   Di bulan Juni, Amir dan Wikana ditangkap atas
               REDUPNYA “TAHUN AMIR SJARIFUDDIN”
 “bangsa Indonesia”, ataupun kewarganegaraan   wilayah Indonesia sebagaimana ia mengancam   tuduhan komunisme. Dalam penggeledahan
 Indonesia menjadi dorongan Amir mengenai   China. Sementara itu, di Eropa, fasisme Jerman   Dalam tulisannya di Prisma, Leclerc memberikan   yang dilakukan oleh polisi didapatkan satu kopi

 pentingnya demokrasi dalam suatu negara   juga mengancam Belanda sebagaimana  ia   pendapat yang menarik bahwa tahun 1936-1940   surat kabar PKI bawah tanah,  Menara Merah,
 yang  merdeka.  Dalam  pendirian  Parindra-  mengancam Austria. Secara geopolitik, baik   merupakan “tahun-tahun  Amir  Sjarifuddin”.   yang ditemukan di rumah Amir.  Penemuan
                                                                                              46
 Soetomo, orang Tionghoa, Arab, atau kelompok   Belanda dan Indonesia sama-sama menghadapi   Pendapat ini tidak berlebihan mengingat epos   ini memperkuat desas-desus yang berkembang
 lain yang oleh Belanda digolongkan sebagai   kepahlawanan Amir tidak menujukkan sisi
 ancaman fasisme secara nyata. Oleh sebab itu,                 bahwa Amir telah membangun kontak
 vreemde oosterlingen  (bangsa Timur asing)   surut pasca penahanannya. Ia bahkan mampu
 untuk menangkal potensi aneksasi Jepang,                      dengan kalangan komunis bawah tanah sejak
 tidak dapat dikatakan sebagai orang Indonesia.   Amir tidak berkeberatan berjuang bersama   meraih  gemerlap  panggung  politik  ketika   pertengahan tahun 1930-an di mana veteran
 Kategori orang Indonesia sejati hanya dapat   orang-orang Belanda menghalau fasisme untuk   terjadi  kekosongan  kepemimpinan  nasional   komunis Muso sempat mampir membangun
 diberikan  kepada  orang-orang  pribumi.  demokrasi. Bersatunya kekuatan anti-fasis   setelah penangkapan besar-besaran pemimpin   hubungan dengan sisa-sisa gerakan komunis di
 Pandangan Parindra yang anti-Cina, baik secara   utama pergerakan di awal tahun 1930-an.
 dalam sebuah front persatuan merupakan suatu                  tanah air. Namun, polisi tidak memiliki cukup
 internasional maupun nasional ini, ditentang   Meskipun demikian, tahun 1940 cerita manis
 cara yang dapat digunakan. Pembentukan ini,                   bukti untuk membuat tuntutan memenjarakan
 oleh Gerindo dan Amir Sjarifuddin. Masalah   itu menunjukkan tanda-tanda berakhir. Amir
 menurut Leclerc meniru “front rakyat” yang                    Amir dalam waktu yang lama.
 rasisme, yang juga terdapat kuat dalam paham   menghadapi kesulitan karena kemesraan GAPI
 dibentuk oleh partai-partai kiri yang berkoalisi,
 fasisme, telah mendorong diskusi yang mendalam   tidak berlangsung lama akibat konflik yang   Kesukaran yang dihadapi Amir tidak hanya
 seperti di Spanyol dan Perancis. Kata-kata front
 pada kata “bangsa” dan perjuangan “nasional”   terjadi di dalamnya dan juga faktor eksternal   melalui intimidasi eksternal dari pemerintah
 rakyat dalam bahasa Belanda “Volksfront” ini
 secara lebih luas. Dalam pandangan Amir,   invasi  Jerman  terhadap  Belanda.  Penyerangan   kolonial, melainkan juga dari ketegangan internal
 sering muncul dalam terbitan-terbitan publikasi
 sebagai sebuah partai “pioner”, Gerindo harus   Jerman ke Belanda berimbas secara langsung   di  dalam  Gerindo.  Tampaknya  dalam  tubuh
 oleh Gerindo.
 mendefinisikan ulang  istilah  bangsa Indonesia   memperburuk  situasi  politik  di  Indonesia.   partai muncul perpecahan antara pendukung
                                                                                                   47
 secara lebih dinamis tidak kaku seperti definisi   Langkah pertama yang penting bagi Amir   Polisi intelijen mulai bereaksi terhadap protes-  aktivisme dan pendukung sikap hati-hati.  Amir
 yang dikemukakan Parindra. Amir berpendapat   dalam mengampanyekan demokrasi adalah   protes keras yang dianggap sebagai ancaman   yang digolongkan sebagai pembela aktivisme
 bahwa  pengertian “bangsa Indonesia” bukan   meminta Belanda mendemokratisasi lembaga-  dari kalangan aktivis Indonesia. Meskipun   karena mendesak agar GAPI melakukan aksi





 66  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959            PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  67
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84