Page 218 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 218

89  de Graaf dan Pigeaud (1985: 254-255).   Islam. Jumlah orang suci yang                               dengan Buton, lihat juga Zuhdi     125  Tjandrasasmita (2012 [III]: 54).

            90  Tjandrasasmita (2012 [III]: 32; Rahim   sembilan tadi kemungkinan besar                             (2010: 87-99).                     126  Pires (1944 [I]: 223-25).
                (1998: 46).                             dihubungkan dengan keyakinan                            116  Amal (2012: 160).                 127  Tjandrasasmita (2012 [III]: 54-55).
                                                        kosmologis Hindu-Jawa di mana
            91  Andaya & Andaya (1991: 58);                                                                     117  Pires (1944 [I]: 217).            128  Lombard (1996: 154-180).
                Burhanudin (2002 [V]: 256).             sembilan merupakan angka penting                        118  Amal (2010: 161-162).
                                                        merujuk pada sembilan tempat                                                                   129  Pires (1944 [I]: 182).
            92  Iskandar (1995: 596).                   dari sembilan dewa pelindung                            119  Tentang proses Islamisasi dan     130  Pires (1944 [1]: 175).

            93  Iskandar (1995: 596-597).               yang menguasai arah-arah mata                               konversi kegamaan raja Gowa-Tallo   131  Lombard (1996: 31-32).
            94  Iskandar [ed.] (1966).                  angin pada kompas dalam sistem                              ini, lihat Noorduyn (1956: 247),   132  Pires (1944 [I]: 182).
            95  Majul (1999: 124-125).                  kosmologi tua (Drewes 1971: 297).                           Pelras (1985: 108-109; Mattulada   133  Pires (1944 [I]: 182).
            96  de Graaf dan Pigeaud (1985: 26-27).  100  Ricklefs (1998: 56-57); de Graaf dan                      (1983: 220), Tjandrasasmita 2012 [III]:   134  Lombard (1996: 45).
                                                                                                                    48-49).
            97  Wertheim (1956: 193-6).                 Pigeaud (1985: 138-50).                                                                        135  de Graff dan Pigeaud (1985: 41).
                                                    101  Pires (1944: II, 193).                                 120  Tjandrasasmita (2012 [III]: 51).
            98  Untuk biografi pendek dan                                                                       121  Tjandrasasmita (2012 [III]: 52-53).  136  Pires (1944 [I]: 184-185).
                tepenggal-penggal tentang Raden     102  de Graaf dan Pigeaud (1974: 187-8).                                                           137  de Graff dan Pigeaud (1985: 42).
                Patah, lihat de Graaf dan Pigeaud   103  de Graaf dan Pigeaud (1974: 190-2).                    122  Perlu dijelaskan bahwa hubungan
                (1985: 41-43) dan Pires (1944: I, 183-  104  Ricklefs (1998: 58).                                   Demak-Banjar tersedbut tidak       138  Pires (1944 [I]: 184).
                184). Perlu dicatat di sini bahwa   105  de Graaf dan Pigeaud (1985: 283-5).                        semata-mata di bidang politik.     139  Pires (1944 [I]: 187-188).
                menurut legenda Jawa, Raden Patah   106  Ricklefs (1998: 60).                                       Dalam perkembanganya kemudian,     140  Pires (1944 [I]: 192-193).
                adalah putra dari raja terakhir                                                                     pegaruh budaya Jawa juga bisa      141  Pires (1994 [I]: 199-200).
                Majapahit, Brawijaya. Gagasan ini   107  Amal (2010: 5-9); Tjandrasasmita                           diidentifikasi dalam tradisi       142  de Graaf dan Pigeaud (1985: 175-180).
                dikemukakan untuk mendukung             (2012: [III]: 45-46).                                       masyarakat Banjar. Pada balok-
                tradisi Jawa yang menekankan        108  Pires (1944 [I]: 212-21).                                  balok kayu dari suatu gedung di    143  Lombard (1996: 155).
                keberlanjutan sejarah (historical   109  Pires (1944 [I]: 213-14).                                  Martapura, tempat kediaman raja    144  Reid (1993: 143).
                continuity) terkait dengan munculnya   110  Amal (2010: 7).                                         Banjar, ditemukan tulisan-tulisan   145  Jay (1963: 5).
                Demak. Yaitu, bahwa kerajaan Islam   111  Amal (2010: 59-60).                                       dalam bahasa Jawa yang berisi      146  Niewenhuijze (1958: 36).
                Demak adalah pewaris langsung                                                                       baris-baris sajak (tembang) dari   147  de Graaf dan Pigeaud (1985: 26-27).
                Majapahit.                          112  Amal (2010: 62-63); Ricklefs (1998:                        kisah Islam Ahmad Muhammad         148  Wertheim (1956: 193-6).
            99  Sembilan wali (wali sanga) memiliki     59).                                                        dalam bahasa Jawa pesisir (de Graaf   149  Pires (1944 [II]: 230-33).
                arti penting dalam kebudayaan       113  Amal (2010: 76-82).                                        dan Pigeaud 1985: 68, catatan kaki
                Jawa sebagai ulama atau orang suci,   114  Amal (2010: 83-86).                                      50).                               150  Pires (1944 [II]: 240-42).
                yang berperan dalam mengkonversi    115  Lihat Amal (2010: 86-87). Untuk                        123  Tjandrasasmita (2012 [III]: 53).  151  Winstedt (1938: 83).
                masyarakat Jawa ke dalam                kajian megenai hubungan Ternate                         124  Azra (1994: 252-254).             152  Winstedt (1982: 49).



         206    Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   207
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223