Page 34 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 34

1788 : Penyelesaian penulisan Hidayat al-  1819 : Inggris mendirikan pelabuhan di                   1831 : Berdasarkan catatan Peter          Langkat dan Deli, dan melanjutkan
               Salikin fi Suluk Maslak alMuttaqin yang   Singapura                                                Carey, teks Tajussalatin telah          pengembaraannya ke Johor. Di sini,
               ditulis al Palimbani.                                                                              disalin di Keraton Yogyakarya dan       tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah
                                                    1821 : Belanda , yang telah bermukim                          digunakan—atas perintah Sultan          diterima secara massif.
            1794 : Pendiri Tarekat Mirghaniyah,        di sebuah kampung di kota Padang,                          Hamengkubuwana I—sebagai
               Muhammad ‘Utsman al-Mirghani,           melakukan intervensi dengan dalih                          pegangan elit politik di istana.     1855 : Syaikh Ahmad Khatib lahir di
               lahir.                                  membela raja Minangkabau (di                                                                       Bukittinggi.
                                                       Pagarruyung) yang terancam                               1831 : Peter Carey mencatat bahwa teks
            1803 : Terjadinya “perang saudara”—                                                                   Taj as-Salatin telah disalin di Keraton   1857–1862 : Terjadi Perang Banjarmasin.
               Perang Padri’—di Minangkabau.        1821–1837 : Perang Paderi di                                  Yogyakarya dan digunakan—atas        1858 : Bupati Brebes mngeluarkan
                                                       Sumatera Barat yang dipimpin                               perintah Sultan Hamengkubuwana I—
            1812 : Ekspedisi oleh orang Inggris        oleh Tuanku Imam Bonjol, Tuanku                            sebagai panduan bagi elit politik Jawa.  sepucuk surat pengantar tertanggal
               ke Palembang di bawah pimpinan          Tambusai dan Tuanku nan Cerdik                                                                     2 September 1858, Nomor 216, yang
               Gillespie.                                                                                       1831-32 : Hikayat Palembang ditulis       berisi permohonan mendapatkan
                                                    1821–1838 : Perang Sumatera dan                               oleh Kiai Rangga Setyanandita           pas untuk kawulanya yang ingin
            1819 : Terjadi perlawanan rakyat           Kalimantan                                                 Ahmad bin Kiai Ngabehi Mastung.         berhaji.
               Palembang terhadap tentara                                                                         Isi pembahasan teks dimulai dengan
               Belanda yang dikirim untuk           1825–1830 : Terjadi pemberontakan                             deskripsi tentang kerajaan Palembang   1858 : Bupati Tegal, Rangga Pati,
               menaklukkan kota itu. Perang            dan perlawanan terhadap kolonial                           masa kekuasaan Sultan Mahmud            dalam suratnya tertanggal 11
               tersebut dinamakan Perang               yang dipimpin oleh Pangeran                                Badaruddin I, pembangunan Kota          Agustus 1858 kepada Residen Tegal,
               Menteng, diambil dari nama              Diponegoro (Perang Jawa). Selama                           Lama, berdirinya masjid istana.         menyampaikan permohonan agar
               komandan pasukan Belanda                lima tahun, perang ini telah                                                                       mendapatkan pas untuk kawulanya
               Muntinghe. Kaum mujahidin               menyulut perlawanan rakyat                               1837 : Tuanku Imam Bonjol, ditangkap      yang ingin berhaji.
               mempersiapkan diri mereka untuk         hampir di tanah Jawa                                       dan diasingkan ke Jawa kemudian ke   1859 M : Pemerintah Belanda
               berjihad di jalan Allah dengan       1825 : Pemerintah Kolonial Belanda                            Minahasa.                               mengeluarkan undang-undang baru
               membaca asma Allah, berdzikir dan       mengeluarkan berbagai kebijakan                          1845 : Ulama asal Minangkabau, sang       perihal pelaksanaan ibadah haji
               beratib dengan suara keras hingga       untuk menekan semangat umat                                sufi pengembara, Syaikh Ismail al-      yang selajutnya disebut Ordonansi
               mencapai fana. Dalam keadaan            Islam menunaikan ibadah haji ke                            Minangkabawi berangkat ke Riau          1859. Peraturan baru ini ditetapkan
               fana, mereka menyerang pasukan          Mekah lewat berbagai regulasi                              dan disambut hangat oleh penguasa       dengan alasan banyak jumlah jamaah
               Belanda; Dan, dengan semangat dan       dan larangan seperti Resolusi                              setempat, Sultan Muhammad Yusuf         pasca-menunaikan ibadah haji tidak
               keberanian yang tinggi, mujahidin       1825, di mana di dalamnya tertulis                         dan Raja Ali Engku Kelana (Yamtuan      kembali ke Tanah Air. Akibatnya,
               Palembang tersebut berhasil             larangan pergi haji yang tidak                             Muda Riau VIII), dan keduanya           muncul berbagai macam masalah
               mengalahkan serangan pertama            mempunyai pas jalan, kecuali harus                         kemudian menjadi pengikutnya. Dari      sosio-ekonomi di tengah masyarakat
               pasukan Belanda.                        memberikan persekot 110 gulden.                            Riau dia kemudian pergi ke Kerajaan     dan bagi keluarga yang ditinggalkan.



         22     Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik                                                                                           Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik   23
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39