Page 41 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 41
Pendahuluan
Taufik Abdullah
aka tersebutlah kisah bahwa membawa agama Islam dan segala
sekali peristiwa raja Patani rakyat yang di luar daerah negeri
Msakit keras. Tidak seorang seorangpun tiada masuk Islam. Adapun
tabib pun di kerajaan itu yang sanggup raja itu sungguhpun ia membawa Islam,
menyembuhkan baginda. Untunglah yang menyembah berhala dan makan
ada yang memberitahukan bahwa seo babi itu juga yang ditinggalkan; lain
rangulama dari Pasai mungkin dapat daripada itu segala pekerjaan kafir itu
mengobati baginda. Maka ulama itu pun suatu pun tiada diubahnya.” 1
dipanggil untuk menghadap ke istana. Hikayat Patani memang kritis juga
Setibanya di istana, ulama dari Pasai terhadap sikap raja Patani ini, tetapi
itupun mengatakan kesanggupannya ketika ia menyatakan diri masuk Islam
mengobat baginda tetapi dengan maka sesungguhnya sang raja telah
syarat baginda berjanji akan memeluk melangkahi batas yang fundamental.
agama Islam jika sekiranya ia telah la tidak lagi menyembah berhala dan
disembuhkan. Syarat ini disetujui dan makan babi. Pada halaman-halaman
sang ulama pun berusaha mengobati yang kemudian Hikayat Patani berkisah
baginda. Berkat rahmat Allah maka juga tentang kelanjutan proses Islamisasi
bagindapun sembuh dari sakitnya. di Patani. Tetapi penghindaran diri
Tetapi ia dengan begitu saja mengingkari dari penyembahan berhala dan makan
janjinya. Maka sakitnya pun kambuh babi adalah batas simbolik yang sangat
kembali. Sang ulama pun dipanggil lagi menentukan. Meskipun tampaknya
dan bagindapun bersedia mengulang sangat sederhana tetapi apa yang
janjinya. Barulah pada panggilan yang disajikan oleh Hikayat Patani tidaklah
ketiga baginda menaati janji yang unik. Teks-teks yang dihasilkan oleh
telah diberikannya. Dan, Hikayat Patani berbagai tradisi kultural lain di bumi
pun melanjutkan kisahnya dengan Nusantara ini juga mengisahkan tentang
mengatakan bahwa pada “zaman itu keharusan mutlak untuk menghindar
segala rakyat di dalam negeri juga yang dari “berhala dan babi”—inilah batas
Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 29