Page 105 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 105

Dalam  the Shun Feng Hsiang Sung  disebutkan  instruksi  berlayar  untuk seratus
                            pelayaran tertentu. Titik-titik terjauh yang disebutkan adalah di utara, yaitu Jepang
                            dan Hormuz; di timur, yaitu Jepang, Pulau Ryukyu, Tai-wan, pulau-pulau  di Filipina,
                            Kalimantan, dan Timor; di selatan, Timor; di sebelah barat, Aden. Namun, dalam the
                            Shun Feng Hsiang Sung tidak ada referensi ke Maluku di timur,  ke Afrika, atau Laut
                            Merah di barat atau ke tempat mana pun di Semenanjung Malaya di utara Bukit Jugra,
                            tetapi berisi petunjuk  navigasi di wilayah-wilayah berikut:
                               a. Kalimantan : dari  Sulu ke selatan ke Tanjong Mangkalihat  kemudian
                                  menyeberang  ke  Donggala  di  Sulawesi;  juga  dari  Selat  Balabac  (selatan
                                  Palawan),  di  sepanjang  pantai  barat  Kalimantan  sejauh  pulau  Gelam;    dari
                                  Banjarmasin ke Kota Waringin di pantai selatan;
                               b. Pulau Jawa: dari Tanjung Sekong (dekat Merak), sepanjang Pesisir, ke Gresik
                                  dan Jaratan (dekat Surabaya);
                               c. dari  Pulau Jawa bagian timur, di sepanjang pulau-pulau, dari Madura ke Timor;
                               d.  Sumatra: seluruh pantai, kecuali 3  bentangan, yaitu dari Kepulauan Karimun
                                  (di Selat Malaka) ke muara Sungai Deli (Medan sebenarnya), dari Pasai ke
                                  Krueng Aceh, dan dari Pulau Betua ke Pulau Sumur (bagian selatan Lampung);
                                  dari  Mapor (timur Bintan), melewati  selatan Bintan kemudian ke barat ke
                                  pantai Sumatra dan barat laut ke Tebing Tinggi.

                            Pada abad 14—17 inilah, Natuna menjadi tempat berlindung dari amukan badai Laut
                            Cina Selatan yang ganas. Kepulauan Natuna pada masa itu menjadi tempat berteduh
                            sekaligus  sebagai  tempat untuk mengisi  air  bersih  dan  perbekalan lainnya  guna
                            meneruskan pelayaran. Pelayaran yang melewati Kepulauan Natuna pada masa itu
                            dilakukan karena aktivitas perdagangan dengan Cina, Siam, dan Campa (Wiwik, 2010
                            : 9).

                            Natuna dipandang berada  di antara  jaringan-jaringan di Laut Cina  Selatan yang
                            pernah berkembang menghubungkan pusat-pusat perdagangan. Jaringan itu meliputi
                            keseluruhan rangkaian yang mungkin digunakan dalam kegiatan hulu yang berkaitan
                            dengan ekploitasi sumber komoditas  niaga dan ragamnya  serta kegiatan hilir jalur
                            pelayaran, pelabuhan, jasa fasilitas, dan sampai di tempat tujuan.

                            Dengan demikian,  perairan Natuna  sangat penting, baik bagi  Indonesia  maupun
                            negara-negara lain yang berada di sekitarnya karena perairan Natuna merupakan salah
                            satu perairan sangat penting tidak hanya bagi Indonesia, tetapi  juga bagi kepentingan
                            regional dan internasional. Sebagai salah satu jalur perdagangan internasional yang
                            menghubungan  Laut Cina Selatan dengan Samudra Hindia, jalur ini memiliki nilai
                            ekonomi yang sangat tinggi  bagi  penggunanya  sehingga  keamanan lalu lintasnya
                            menjadi sangat penting.

                            Denys  Lombard  (2014) menyebutkan  bahwa  terjadi  peningkatan  besar  dalam
                            perniagaan dunia pada abad ke-13 hingga ke-15. Selama dekade kira-kira dua abad
                            itu,  Samudra  Hindia  menjadi  lautan  yang  bersuasana  Islam.  Tempat perdagangan
                            Lautan Tengah dan Laut Cina menyatu secara alamiah. Ciri khas pada periode ini


              88                                               Sejarah Wilayah Perbatasan  Kepulauan Natuna
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110