Page 40 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 40
BAB II
NATUNA: JANTUNG PULAU TUJUH
A. Dari Nan Toa ke Pulau Tujuh
Sekitar abad ke -7 di belahan barat Nusantara berdiri kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini
memiliki armada dagang yang menguasai jalur-jalur pelayaran, yaitu sebelah utara
melalui Laut Cina Selatan, sebelah barat melalui Selat Malaka, dan sebelah timur
menguasai Laut Jawa. Pada tahun 671 Masehi seorang pendeta Cina yang bernama
I Tsing singgah di Kerajaan Sriwijaya. Ia memberitakan tentang perjalanannya ke
Sriwijaya dalam catatannya Ta,t ang yu ku fa kao seng chouan dan nan hai ki ko usi
ne chouan. Catatan itu mengisahkan perjalanan laut I Tsing di laut Cina Selatan. I
Tsing singgah di gugusan pulau ada yang besar ada yang kecil. Pulau Besar dalam
bahasanya disebut Nan Toa. Nan berarti ’pulau’, dan toa berarti ’besar’, Jadi, artinya
adalah ‘Pulau Besar’.
Bermula dari sebutan Nan Toa inilah penamaan Natuna bermula. Hal itu berawal dari
kebiasaan Pendeta Cina I Tsing menyebut Pulau Besar dengan sebutan Nan Toa, “nan
artinya ’pulau’ dan ’toa” artinya ’besar’. Itulah yang diyakini oleh masyarakat Natuna
sebagai kebiasaan awal. Dalam perkembangannya, kebiasaan lidah orang Melayu,
Nan Toa ini pun berubah sebutan menjadi “Natuna” hingga sekarang.
Setelah mengalami pasang surut, Kerajaan Sriwijaya mundur dan diganti oleh Kerajaan
Majapahit di tanah Jawa. Seluruh kepulauan nusantara takluk kepada Kerajaan
Majapahit dan tak luput pula kepulauan Pulau Besar (Natuna sekarang). Pelaut-pelaut
Majapahit dalam perjalanannya ke negeri Cina, Siam, Campa, Kamboja, dan Annam
(Vietnam) selalu menyinggahi Pulau Besar, baik waktu pulang maupun pergi untuk
keperluan menambah perbekalan air dan menunggu angin kencang mereda. Pada
waktu itu gugusan Pulau Besar merupakan pulau yang berhutan lebat, banyak terdapat
burung-burung serindit, sejenis burung bayan/kakatua yang kecil. Oleh karena itu,
Pulau Besar berubah sebutan menjadi atau diganti nama menjadi Pulau Serindit . Di
pulau ini di beberapa tempat telah ada penghuninya, antara lain Segeram, Seluan, dan
Setahas. Kepulauan Natuna hanya 2,4% saja yang berupa daratan. Dari 271 pulau
besar dan kecil di kawasan itu pulau yang terbesar di Natuna adalah Pulau Bunguran.
Mutiara di Ujung Utara 23