Page 45 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 45

Munculnya kerajaan di atas diawali sejak keberangkatan Sang Sapurba dari Palembang
                            kira-kira  pada  akhir  abad  ke-13 yang  singgah  ke  beberapa kerajaan  kecil  yang
                            termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Di tempat itu ia  diterima oleh raja-
                            raja setempat dan diakui sebagai maharaja.

                            Tempat yang ia singgahi pertama kali adalah Tanjungpura. Setelah itu, ia berlayar ke
                            Bintan. Di Bintan, saat itu diperintah oleh permaisuri Iskandar Syah. Selanjutnya,
                            permaisuri Iskandar Syah mengambil Sang Nila Utama, anak Sang Sapurba. Sejak itu,
                            Sang Nila Utama resmi menjadi raja di Kerajaan Bintan. Ia  juga mengingat leluhurnya
                            di Palembang. Oleh karena itu, ia menguasai tiga kerajaan, yaitu Palembang, Bintan,
                            dan Tumasik  kemudian diberi gelar Sri Tri Buana. Kerajaan Bintan Tumasik pernah
                            tercatat oleh Marcopolo, seorang pelaut dari Venezia. Dalam perjalanannya kembali
                            dari negeri Cina tahun 1292 ia  pernah singgah di Kerajaan Bintan Tumasik. Hal itu
                            menunjukkan bahwa Kerajaan Bintan Tumasik telah dikenal oleh kerajaan lainnya.

                            Sang Nila Utama kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Singapura. Pengelolaan
                            atas wilayah Bintan diserahkan kepada anak menteri Aria Bupala yang bernama Tun
                            Telanai bergelar Datuk Bendahara Bintan (Daud Kadir, 2008:48). Setelah Sang Nila
                            Utama yang bergelar Tri Buana wafat, penggantinya berturut-turut  adalah sebagai
                            berikut:
                              1.  Sri Pikrama Wira;
                              2.  Sri Rahma Wirakrama;
                              3.  Paduka Sri Maharaja;
                              4.  Permaisuri (Prameswara).

                            Kedelapan  kerajaan  kecil  di  daerah  Riau,  seperti  telah  disebutkan  di  atas  belum
                            dapat dipastikan  bagaimana  perkembangannya  dan  kapan  lenyapnya.    Pada  masa
                            pemerintahan  Parameswara,  yang  dalam  Sejarah  Melayu  disebut  dengan  nama
                            Iskandar Syah, Kerajaan Sriwijaya diserang oleh Majapahit. Sang raja melarikan diri
                            ke  utara.  Parameswara  kemudian  membuka  negeri  atau  kerajaan  yang  kemudian
                            berkembang pesat, yaitu Malaka.

                            Geografis
                            Kerajaan Bintan, selain merupakan pusat perdagangan dan pelayaran juga mempunyai
                            hubungan  yang  luas  dengan  negara-negara  lain,  seperti  Siam.  Bahkan,  hubungan
                            antara  Siam dan  Kerajaan  Bintan  sangat erat (Daud Kadir,  2008:45). Dengan
                            kedudukan dan peran ekonomi yang penting itu telah mendorong Kepulauan Riau,
                            khususnya Pulau Bintan dan kawasan sekitarnya tumbuh dan berkembang menjadi
                            tempat-tempat yang ramai didatangi dan dikenal luas, terutama di kalangan dunia
                            pelayaran.


                            Salah satu tempat yang ikut berperan sebagai daerah pendukung (Hinterland), sebagai
                            titik navigasi  dan fungsi  maritim lainnya  adalah  Tanjungpinang yang terletak di
                            bagian Timur Teluk Bintan dan merupakan salah satu pintu masuk ke pusat kerajaan
                            Bintan. Letaknya yang agar tersuruk dan terlindung dari pengaruh cuaca buruk serta


              28                                               Sejarah Wilayah Perbatasan  Kepulauan Natuna
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50