Page 43 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 43
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Teori Kedatangan Islam dan Pengislaman Nusantara
TEORI CINA
Menurut teori ini, Islam di Nusantara dibawa masuk oleh para musafir/pedagang
Cina, yang singgah di Nusantara dalam perjalanan dagang mereka. Hal itu diperkuat
dengan adanya unsur kebudayaan Cina dalam kebudayaan Islam di Nusantara. Migrasi
masyarakat Muslim Cina dari Kanton ke Nusantara, terutama Palembang pada abad
ke-9, menjadi awal mula masuknya budaya Islam dari Cina ke Nusantara. Hal itu
diperkuat dengan adanya bukti bahwa Sunan Ampel (Raden Ahmad) dan Raja Demak
(Raden Fatah) adalah keturunan Cina, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah
Cina, dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang Cina adalah yang pertama
menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.
Festival Tabuik merupakan tradisi tahunan entingnya peran Cina dalam dinamika Islam di Nusantara
masyarakat Pariaman yang berlangsung
pada bulan Muharram sudah lama menjadi perhatian para sarjana.
Sumber: Direktorat Sejarah
PW.P. Groeneveldt dalam karyanya Notes on the Malay
Archipelago and Malacca compiled from Chinese Sources. (1880),
termasuk sarjana awal yang memberi perhatian terhadap peran
penting Cina dalam dinamika keislaman di wilayah yang disebut
Melayu-Nusantara dan Asia Tenggara secara umum.
Pandangan yang sama selanjutnya bisa ditemukan dalam
kajian O.W. Wolters melalui karyanya The Fall of
Srivijaya (1970). Dalam buku ini, Wolters melihat
peran krusial Cina pada periode kemunduran dan
keruntuhan Sriwijaya dan berdirinya kerajaan-
kerajaan Islam semisal Samudra Pasai dan
Malaka.
Pentingnya peran Cina juga menjadi perhatian
sarjana belakangan, yaitu Sumanto Al Qurtuby.
Dalam Arus Cina-Islam-Jawa, dia mengatakan
bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia
(khususnya di Jawa) berasal dari para perantau
Cina yang melakukan hubungan dengan
masyarakat Indonesia.
W.P. Groeneveldt
Sumber: Direktorat Sejarah
Sufi Syekh Abdulqadir Jailani
Sumber: Direktorat Sejarah
32 33