Page 92 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 92
Tempat penyimpanan: keropakan,
asal: salinan dari lontar milik I Goesti
Poetoe Djlantik Anak Agoeng Nagara
Boeleleng, keadaan naskah: baik,
ukuran naskah: 50,7 cm x 3,7 cm,
ruang tulisan: 42,7 cm x 3,7 cm, tebal
naskah: 7 lembar, jumlah halaman: 14
halaman, jumlah baris per halaman: 4
baris per halaman, aksara: Bali, cara
penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
RINGKASAN ISI BABAD bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
Babad ini menceritakan mengenai Kerajaa Karangasem dan Kerajaan membangun kesejahteraan untuk hasil di alam niskala karena ada cacat di bentuk teks: prosa, subjek: babad,
Singaraja yang bertempur dengan sengit ke Bangli dan Payangan yang tubuhnya, keunggulan amreta di hati telah banyak diketahui. Kemudian 11. umur: 86 tahun.
disebabkan oleh adanya pertempuran di masa lalu. Payangan yang memulai beliau gugur di medan laga. Beliau memiliki pengiring sebanyak 42 ribu, Keterangan: pada lembar 1 recto di
peperangan terlebih dahulu dengan merampas ke wilayah Gunung. siwa budda bala. Mayat pun banyak berjatuhan sehingga diumpamakan BABAD KAWITAN PASEK GELGEL VA/9/1078 sisi kiri terdapat penanggalan Masehi
Kemudian orang-orang Singaraja berangkat ke Payangan, untuk melakukan sebagai lautan darah. Jenazah beliau ditemukan di alun-alun. Selain itu, [21-6-1933]. Di sisi kanan terdapat
penyerangan. I Dewa Gḍe Tangkeban pun berdiskusi, karena Payangan terdapat tokoh yang bernama Anak Agung, beliau memiliki sifat berwibawa, tulisan berhuruf Latin yang ditulis
mengalami kekalahan dan semua saudara anaknya gugur. Keinginan beliau kaya raya dan tidak kekurangan apapun. dengan pensil “Kawitan Pasĕk Gelgel,
toeroenan dari lontarnja I Goesti
Poetoe Djlantik Anak Agoeng Nagara
Boeleleng, ditoeroen oleh I Goesti
Bagoes Djlantik Singaradja”.
Pengarang/penyalin: I Goesti Bagoes
Djlantik.
Kolofon: <6v> puput sinurāt riŋ rahinā,
°a, ka, wāra tambir, paŋ, piŋ, 11, °iśakā,
1855. // 0 // 0 //
80 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 81