Page 39 - Dampak Penjajahan Bangsa Asing di Indonesia_Rizka Maulida Riani
P. 39
Untuk memperkuat angkatan perangnya, Deandels melatih
orang-orang Indonesia, karena tidak mungkin ia menambah
tentaranya dari orang-orang Belanda yang didatangkan dari negeri
Belanda. Pembangunan angkata perangnya ini dilengkapi dengan
pendirian tangsi-tangsi atau benteng-benteng, pabrik mesiu dan juga
rumah sakit tentara. Di samping itu, atas dasar pertimbangan
pertahanan, Deandels memerintahkan pembuatan jalan pos dari
Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan di Jawa Timur. Pembuatan
jalan ini menggunakan tenaga rakyat dengan sistem kerja paksa atau
kerja rodi, hingga selesainya pembuatan jalan itu. Untuk orang
Belanda, pekerjaan menyelesaian pembuatan jalan pos ini
merupakan keberhasilan yang gemilang, tetapi lain halnya dengan
bangsa Indonesia, di mana setiap jengkal jalan itu merupakan
peringatan terhadap rintihan dan jeritan jiwa orang yang mati dalam
pembuatan jalan tersebut.
Setelah pembuatan jalan selesai, Deandels memerintahkan
pembuatan perahu-perahu kecil, karena perahu-perahu perang
Belanda tidak mungkin dikirim dari negeri Belanda ke Indonesia.
Selanjutnya pembuatan pelabuhan-pelabuhan tempat bersandarnya
perahu-perahu perang itu, Deandels merencanakan di daerah Banten
Selatan. Pembuatan pelabuhan itu telah memakan ribuan korban
jiwa orang Indonesia di Banten akibat dari penyakit malaria yang
menyerang para pekerja paksa. Akhirnya pembuatan pelabuhan itu
tidak selesai. Walaupun Deandels bersikeras untuk tetap
menyelesaikannya, tetapi Sultan Banten menentangnya. Deandels
menganggap jiwa rakyat Banten tidak ada harganya, sehingga hal ini
mengakibatkan pecahnya perang antara Deandels dengan Kerajaan
Banten.
Di samping itu, pembuatan pelabuhan di Merak juga
mengalami kegagalan dan hanya usaha untuk memperluas