Page 446 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 446

Menteri Pendidikan
                                                                                                                                                                                                                                                                Nasional Yahya
                                                                                                                                                                                                                                                                A. Muhaimin
                                                                                                                                                                                                                                                                mendampingi
                                                                                                                                                                                                                                                                Presiden
                                                                                                                                                                                                                                                                Abdurrahman
                                                                                                                                                                                                                                                                Wahid berfoto
                                           dengan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Bidang Pendidikan, yang kegiatannya                                                                                                                          dengan para Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Pendidikan peserta
                                           difasilitasi melalui program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dengan anak                                                                                                                    Konferensi “South
                                           unit teknis dan satuan kerja. Pelaksana PUG Bidang Pendidikan adalah Direktorat Jenderal Pendidikan                                                                                                                  East Asia Ministers
                                                                                                                                                                                                                                                                of Education
                                           Luar Sekolah dan Pemuda (PLSP). PUG Bidang Pendidikan dilaksanakan dalam tiga tahap sebagai berikut.                                                                                                                 (SEAMEO)” di Bali
                                                                                                                                                                                                                                                                tahun 2000
                                                 1.  Tahap sosialisasi dan pengembangan program (2000-2004).                                                                                                                                                    (Sumber: Buku Tiga
                                                 2.  Tahap perluasan dan pemeliharaan komitmen (2005-2008).                                                                                                                                                     Kota Satu Pengabdian
                                                                                                                                                                                                                                                                Jejak Perjalanan Yahya
                                                 3.  Tahap penguatan dan implementasi (2009-2010).                                                                                                                                                              A. Muhaimin)

                                           Yahya Muhaimin mengundang para pembantu, staf ahli, serta kolega-koleganya untuk mengkaji dengan
                                           intensif permasalahan di dunia pendidikan tersebut. Ia datang ke daerah-daerah untuk melihat secara
                                           langsung dan memberi masukan-masukan agar pemasalahan di dunia pendidikan dapat terselesaikan.
                                           Ia pun melakukan berbagai program, di antaranya sebagai berikut:
                                                 1.  Penertiban gelar kesarjanaan dan menertibkan manajemen pengelolaan pendidikan. Pemberian
                                                   gelar kesarjanaan, seperti Doktor (S3) serta Magister Manajemen (MM) dan Magister of
                                                   Business  of Arts  (MBA) untuk S2 oleh perguruan tinggi swasta  di Indonesia  merupakan
                                                   program yang illegal dan menghasilkan lulusan bergelar tetapi tidak memiliki kemampuan.                                 jika di sekolah bersangkutan ada siswa beragama Islam. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia
                                                   Yahya  mengatakan, “Di masa krisis seperti sekarang  ini, jangan sembarangan mendirikan                                 Perjuangan (PDIP) juga mempermasalahkan kata-kata taqwa, iman, dan akhlaq mulia dalam
                                                   perguruan tinggi. Karena bila tidak dikelola secara serius, akan merugikan rakyat, yang                                 UU Sisdiknas tersebut.
                                                   tadinya ingin menikmati pendidikan di daerahnya sendiri.”                                                            5.  Menyelenggarakan pendidikan khusus siswa berbakat. Program ini merupakan upaya untuk
                                                 2.  Beasiswa dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Akibat krisis ekonomi, tercatat                                  meningkatkan  mutu  pendidikan  melalui program  percepatan  belajar  siswa  atau  program
                                                   37 juta dari 205 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Untuk itu pemerintah                         akselerasi. Siswa-siswa  yang  memiliki bakat  bagus  dimasukkan  ke  dalam  kelas  khusus
                                                   membuat Jejaring Pengaman Sosial (JPS) untuk membantu masyarakat miskin dengan memberikan                               dengan jumlah siswa dalam satu kelas hanya sekitar 20 orang, terdiri atas siswa-siswa yang
                                                   beasiswa dan Dana Bantuan Operasional (DBO) per enam bulan untuk SD/MI/SDLB, SLTP/MTs/                                  memiliki kemampuan akademik yang baik. Jam pelajaran ditambah sehingga siswa mampu
                                                   SLTPLB, SMU/MA/SMK/SMLB. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998                                     menyelesaikan sekolahnya dalam dua tahun dari yang semula tiga tahun. Program akselerasi
                                                   berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Biaya hidup menjadi tinggi. Salah                          diperuntukkan bagi siswa SMP dan SMA. Mereka diberikan mata pelajaran secara intensif:
                                                   satu biaya hidup yang menjadi beban masyarakat adalah biaya untuk menyekolahkan anak. Pada                              materi yang  lazimnya  diberikan dalam enam semester diselasaikan dalam waktu empat
                                                   saat itu sekolah memungut biaya kepada orang tua, baik biaya rutin seperti SPP maupun biaya                             semester. Untuk mengikuti program ini siswa harus mengikuti seleksi ketat. Hanya siswa yang
                                                   yang bersifat insidental seperti pembelian buku. Biaya yang dituntut dari sekolah kepada orang tua                      memiliki kecerdasan tinggi dan berbakat yang dapat lulus dan masuk pada kelas akselerasi.
                                                   menjadi beban bagi masyarakat yang tidak mampu.                                                                      6.  Menghapus  biaya  Evaluasi Belajar  Tahap  Akhir/  Evaluasi  Belajar  Tahap  Akhir Nasional
                                                 3.  Anggaran pendidikan 20% dari total APBN sudah ditetapkan dalam undang-undang, namun                                   (EBTA/EBTANAS). Biaya EBTA/EBTANAS yang menjadi beban orang tua siswa terkadang
                                                   pada kenyataannya belum terwujud. Untuk itu Yahya berusaha mewujudkan anggaran                                          memberatkan siswa yang mampu. Untuk menangani permasalahan beban orang tua tersebut
                                                   pendidikan tersebut, walaupun dalam tataran pelaksanaannya berada di tangan presiden.                                   Kementerian Pendidikan Nasional membebaskan biaya EBTA/EBTANAS bagi orang tua.
                                                 4.  Menyusun RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Yahya menyebut lima alasan mengapa                               Biaya tersebut dibebankan kepada pemerintah daerah.
                                                   perlu dibuat Undang-Undang Sistem Pendidikan yang baru, yaitu (1) undang-undang (UU)                                 7.  Membuat proyek Jejaring Pengaman Sosial (JPS). Kementerian Pendidikan Nasional memperoleh
                                                   pendidikan  yang  sudah  ada  masih  bersifat  sentralis, padahal kecenderungan yang  sedang                            sebagian dana yang bersumber dari JPS dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa mulai
                                                   terjadi adalah desentralisasi; (2) UU tersebut tidak merefleksikan pengelolaan pendidikan                               dari SD, SMP, hingga SMA, serta pemberian DBO atau disebut juga dengan dana (BOS). Pada
                                                   yang transparan; (3) pengaruh arus gobalisasi semakin luas dan kuat; (4) potensi masyarakat                             tahun 1999/2000 Kementerian Pendidikan Nasional mendapat dana yang bersumber dari JPS
                                                   harus diberdayakan, baik bagi pengelolaan manajerial maupun dalam pembiayaan pendidikan                                 sebesar Rp 775 milyar untuk beasiswa dan Rp 376 milyar untuk DBO. 20
                                                   yang semakin besar dan kompetitif; serta (5) penertiban gelar-gelar kesarjanaan semakin                              8.  Program Pembinaan Karakter. Pendidikan bukan hanya sekedar transfer pengetahuan dari
                                                   mendesak untuk dilakukan.  UU Sisdiknas yang disahkan pada Juni 2003 pada masa Mendikbud                                guru kepada  siswa dan siswa bukan hanya  sekedar menghafalkan ilmu pengetahuan yang
                                                                           18
                                                   Yahya A. Muhaimin menghadapi penolakan dari kalangan nasionalis sekuler dan kaum Kristen,                               diterima dari gurunya. Hal yang lebih penting dalam proses pendidikan adalah pembentukan
                                                   tetapi banyak memperoleh dukungan dari kalangan Muslim. Menurut Busyairi  Yahya sejak                                   kepribadian siswa atau pembentukan karakter. Kenakalan yang terjadi pada siswa seperti
                                                                                                                         19
                                                   awal tidak menjadikan agama sebagai isu sentral dalam penyusunan UU tersebut, tetapi pada                               tawuran menunjukkan bahwa siswa memiliki karakter yang kurang baik atau sangat buruk.
                                                   perkembangan berikutnya mengalami perubahan karena pemerintahan berganti. Penolakan                                     Karakter yang seperti itu sudah barang tentu tidak mencerminkan makna pendidikan. Untuk
                                                   dari kelompok Kristen dan Katholik didasarkan pada anggapan bahwa UU tersebut terlalu                                   menanggulangi hal tersebut Yahya mengeluarkan program “Pembinaan Karakter”. Keinginan
                                                   mencampuradukkan urusan pribadi dengan urusan publik. Dasar penolakannya adalah Pasal                                   tersebut didasarkan atas pengalamannya ketika menjadi dosen Fisipol UGM. Ketika menjadi
                                                   13 ayat 1 yang menghendaki setiap siswa diajarkan agama menurut agamanya. Hal itu dinilai                               Dekan Fisipol UGM ia merasa ada yang kurang baik pada perilaku mahasiswa. Sebagai
                                                   berdampak bahwa sekolah-sekolah Kristen dan Katolik harus menyediakan guru agama Islam                                  contoh, ketika  melakukan demonstrasi terkadang  mahasiswa  menunjukkan perilaku yang




                             434  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  435
   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451