Page 448 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 448

Menteri Pendidikan
                          Nasional Yahya A.
                          Muhaimin berbincang
                          dengan Presiden
                          Abdurrahman Wahid
                          di Bumiayu
                          (Sumber: Buku Tiga
                          Kota Satu Pengabdian                                                                                                                    ENDNOTES
                          Jejak Perjalanan Yahya
                          A. Muhaimin)                                                                                                                            1  Busyairi, B. 2012, Tiga Kota Satu Pengabdian Jejak Perjalanan Yahya A. Muhaimin, Yogyakarta : Tiara Wacana: hal 7-9.
                                                                                                                                                                  2  Ibid., hlm. 13.
                                                                                                                                                                  3  Ibid., hlm. 24.
                                                                                                                                                                  4  Ibid., hlm. 105.
                                                                                                                                                                  5  Ibid., hlm. 159-160.
                                                                                                                                                                  6  Ibid., hlm. 31.
                                                                                                                                                                  7  Gaffar, A. 1991. “Hubungan Patron Client dan Kosekuensinya Terhadap Lahimya Pengusaha Indonesia: Review Buku Dr. Yahya
                                                                                                                                                                    Muhaimin”. UNISIA 10.X1.IV.1991. hlm. 83.
                                                                                                                                                                  8  Ibid., hlm. 84.
                                                                                                                                                                  9  Ibid.
                                                                                                                                                                  10  Muhaimin, Y. 1991. Bisnis dan Politik.Jakarta: LP3S. hlm. 152.
                                                                                                                                                                  11  Gaffar. Op.Cit., hlm. 86.
                                                                                                                                                                  12  Muhaimin, Y. 1980. “Beberapa Segi Birokrasi di Indonesia”. Jurnal Prisma No.10 Tahun IX Oktober 1980. hlm. 21.
                                                                                                                                                                  13  Heryanto, A. 1991. “Giliran Yahya Muhaimin”. Koran Bernas Senin, 6 Meil 1991.
                                                   bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi, padahal demonstrasi merupakan suatu                             14  Andriono, dkk. 2011. Jejak langkah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (1945-011). Jakarta: Kemendikbud. hlm. 191.
                                                   perilaku untuk mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi. Perilaku yang tidak mencerminkan                     15  Busyairi. Op.Cit. hlm. 166.
                                                   nilai-nilai demokrasi tersebut seperti main hakim sendiri yang dapat menjurus pada perilaku                    16  Busyairi, 2011, hlm. 176-183.
                                                   anarkis; bahkan dapat mengesampingkan nilai-nilai ketimuran, kepatutan, dan kemanusiaan.                       17  Suhardan, D. 2007. “Efektivitas Pengawasan Profesional dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran pada Era Otonomi Daerah”.
                                                                                                                                                                    EDUCATIONIST No.I Vol. I Januari 2007. hlm. 57.
                                           Pelaksanaan program “Pembinaan Karakter” diawali dengan kebijakan menata struktur kelembagaan                          18  Busyairi. Op.Cit., hlm. 184-194.
                                           birokrasi yang ada di Kementerian Pendidikan Nasional. Yahya mulai melakukan perubahan dengan                          19  Ibid., hlm. 196.
                                           menempatkan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah koordinasi langsung Sekretariat                          20 Ibid., hlm. 186-187.
                                           Jenderal, baru kemudian menata struktur organisasi dalam rangka pelaksanaan “Pembinaan Karakter”.                      21  Kompas.com, 15/01/2010.
                                           Dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Yahya mengatakan,                          22 2008. “Meretas Jalan Panjang Keunggulan Daya Saing Indonesia di Milenium Ketiga: Refleksi 10 Tahun Reformasi Bidang Iptek”. Jurnal
                                           “Indonesia dikenal memiliki karakter kuat sebelum zaman kemerdekaan, tatkala mencapai kemerdekaan,                       Demokrasi & HAM Vol. 8, No. 1, 2008. Hlm. 16.
                                           dan mempertahankan kemerdekaan. Sekarang, karakter masyarakat Indonesia tidak sekuat pada masa
                                           lalu, sangat rapuh. Pemimpin saat ini juga tidak menjaga pembangunan karakter dan budaya bangsa.” 21

                                           Program “Pembinaan Karakter” baru bisa dilaksanakan pada saat Menteri Pendidikan Nasional dijabat
                                           Muhammad Nuh. Setelah tiga hari Nuh dilantik sebagai Menteri Pendidikan Nasional, Yahya bertemu
                                           dengan Nuh dan menyampaikan program “Pembinaaan Karakter” yang pernah dirintisnya. Nuh
                                           menanggapi dengan baik masukan Yahya dan mengeluarkan kebijakan “Pembinaan Karakter” secara
                                           massal dan harus dilakukan oleh semua sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA, bahkan perguruan
                                           tinggi. Pada masa Nuh kebijakan ini dikenal dengan nama “Pendidikan Karakter” dan menjadi salah satu
                                           dasar penyelanggaraan Kurikulum 2013.

                                           Pentingnya peran IPTEK dalam pembangunan juga tercermin dalam Undang-Undang No. 25 Tahun
                                           2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas, tahun 2000-2004) melalui empat program
                                           nasional, yang meliputi (1) IPTEK dalam dunia usaha, (2) diseminasi informasi IPTEK, (3) peningkatan
                                           sumber daya IPTEK, dan (4) kemandirian dan keunggulan IPTEK (Zuhal, 2008: 16). Pengembangan,
                                           penguasaan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya  dapat terjadi dalam suatu
                                           kebudayaan yang tinggi. Kebudayaan, termasuk sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem
                                           pengetahuan, religi, serta peralatan dan perlengkapan hidup suatu bangsa merupakan faktor yang amat
                                           menentukan apakah ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara
                                           efisien dan produktif oleh masyarakatnya. 22












                             436  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  437
   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453