Page 453 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 453

Abdul Malik Fadjar





               Kabinet Persatuan Nasional  hanya bertahan  sampai  tahun 2001. Pada  tanggal  23 Juli 2001 Majelis
               Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar sidang istimewa (SI). Hasil sidang tersebut melengserkan
               K.H. Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan mengangkat Megawati Soekarno Putri menjadi presiden
               dengan Wakil  Presiden  Hamzah  Haz.  Megawati  membentuk  kabinet  baru,  Kabinet  Gotong  Royong.
               Dalam kabinet ini Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) dijabat oleh Prof. Drs. A. Malik Fadjar, Msc. 1

               A. Malik Fadjar tumbuh dan berkembang di tengah keluarga pendidik. Ia lahir pada tanggal 22 Februari
               1939 di Yogyakarta, putra keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Fadjar Martodihardjo, seorang
               guru agama, dan ibunya bernama Hj. Salamah Fadjar.  Malik Fadjar tekun mempelajari ilmu agama dan
                                                              2
               keagamaan. Salah satu ajaran penting yang diwariskan kepada anak-anaknya adalah percaya diri dan
               keberanian diri sebagaimana ditunjukkan ayah Malik Fadjar yang dikenal sebagai pribadi pemberani,
               dalam arti lebih banyak menampilkan “tut wuri”  yang  mendorong  lahirnya  sikap percaya  diri dan
               keberanian diri yang berpangkal pada iman.  Ayahnya, menurut Malik Fadjar, memang berpengaruh
                                                       3
               dalam membentuk kerpibadiannya melalui tiga hal, yaitu (1) komitmen pada dunia pendidikan, (2)
               kesederhanaan, dan (3) kepedulian kepada sanak saudara. Sementara itu Fadjar Martodirejo, ayahnya,
               memberi kebebasan anaknya berkembang serta memilih jenis pendidikan formal dan profesi.

               Pendidikan Malik Fadjar dilalui dari bangku Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun di Magelang (1952/1953), lalu
 Masa Jabatan  Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) 4 tahun di Magelang (1956/1957), dan Pendidikan Guru
 10 Agustus 2001 - 20 Oktober 2004  Agama Atas (PGAA) 2 tahun di Yogyakarta (1958/1959). Setelah menyelesaikan pendidikan di PGAA ia
               melanjutkan pendidikan di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang
               dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1972, walaupun semula hanya menempuh pendidikan
               sarjana muda pada tahun 1963. Pada tahun 1981 ia meraih gelar Master of Science di Department of
               Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.
               Sebelum pindah ke Malang, Malik Fadjar pernah tinggal di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai guru
               agama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Taliwang (1956-1960), guru Sekolah Madrasah Iftidaiyah (SMI),
               guru agama pada SGBN Sumbawa Besar (1960-1961), dan Kepala Agama pada Sekolah Menengah
               Pertama Negeri (SMPN) Sumbawa Besar (1961-1963), dan Kepala Sekolah Menengah Ekonomi
               Pertama  (SMEP). Selain mengajar Malik Fadjar aktif menggerakkan kehidupan  beragama  (Islam) di
               masayarakat sekitar sehingga nama A. Malik Fadjar akrab di masyarakat Sumbawa (NTB). Di samping
               itu ia menampilkan diri sebagai manusia pelayan dan pengabdi kepada masyarakatnya. 4

               Setelah meraih gelar Master of Science selama kurang lebih tujuh tahun kemudian, Malik Fadjar pun
               berhasil menjadi guru besar di IAIN Sunan Ampel. Ia pernah menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial
               dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama satu tahun (1983-1984),
               kemudian menjadi rektor di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan UMM. Selama menjabat sebagai
               rektor ia berkesempatan menjadi Menteri Agama Indonesia menggantikan Quraisy Shihab. Jabatan itu
               hanya diemban selama satu tahun (1998-1999) dan digantikan oleh Mohammad Tolchah Hasan.

               Pada tahun 2001 ia dipercaya kembali menjadi Mendiknas menggantikan Yahya Muhaimin hingga tahun
               2004 dan kemudian digantikan oleh Bambang Sudibyo. Pada bagian akhir kedudukannya sebagai Mendiknas
               ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ad-Interim menggantikan
               Jusuf Kalla sejak tanggal 22 April 2004 karena Jusuf Kalla mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam
               pemilu 2004. Pengangkatannya sebagai Menko Kesra ad-Interim tertuang dalam Surat Keputusan Presiden
               RI Nomor B-137 tanggal 22 April 2004. Ia dilantik pada hari Jum’at 23 April 2004. Rangkap jabatan itu
               hanya berlangsung lebih kurang selama enam bulan dan berakhir tanggal 21 Oktober 2004.




 440  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  441
   448   449   450   451   452   453   454   455   456   457   458