Page 456 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 456

Rapat konsultasi
                          membahas
                          Rancangan Undang-
                          Undang Sistem
                          Pendidikan Nasional
                          (RUU Sisdiknas)
                          antara pimpinan
                          DPR, pimpinan                                                                                                                           sendiri ilmu pengetahuan dan mengkonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya berdasar pengalaman dan
                          komisi dan fraksi,
                          serta Menteri                                                                                                                           pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dan selama belajar. 13
                          Pendidikan Nasional
                          Abdul Malik Fadjar                                                                                                                      Otonomi pendidikan tidak hanya diterapkan pada jenjang sekolah, tetapi juga pada jenjang pendidikan tinggi.
                          berlangsung di Ruang
                          Nusantara II Lantai 3                                                                                                                   Malik Fadjar sebagai Mendiknas mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan otonomi perguruan tinggi.
                          Gedung MPR/DPR,                                                                                                                         Otonomi pendidikan tinggi dalam arti luas bukan saja masalah pengelolaan secara manajerial, tetapi juga
                          Senin 9 Juni 2003
                          (Sumber: Kompas/                                                                                                                        termasuk pengembangan akademik secara terpadu (transdisiplin ilmu), pertanggungjawaban (akuntabilitas),
                          Alif Ichwan)                                                                                                                            dan jaminan mutu (quality assurance). Malik Fadjar mengeluarkan kebijakan yang mengubah beberapa status
                                                                                                                                                                  perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Penyelenggara perguruan
                                                                                                                                                                  tinggi yang berstatus sebagai PT BHMN memiliki otonomi akademik dan keuangan.

                                                                                                                                                                  Di samping itu Malik Fadjar meluncurkan Televisi Edukasi (TV-E) untuk penyebaran informasi tentang
                                                                                                                                                                  pendidikan bagi masyarakat yang lebih luas.   TV-E dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan
                                                                                                                                                                                                           14
                                                                                                                                                                  masyarakat dengan rancangan yang arif dan etika tinggi, sehingga diharapkan menjadi media pembelajaran
                                                                                                                                                                  masyarakat melalui teknologi.


                                           dan Pendidikan yang memuat pasal 31 yang khusus mengatur pendidikan secara mendasar. Untuk
                                           mewujudkan hal tersebut, Bab XIII ayat 4 mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran                           PEMIKIRAN PENDIDIKAN
                                           pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta                             Di samping sebagai pejabat, Malik Fadjar juga pemerhati, pemikir, dan sekaligus pelaku yang senantiasa
                                           Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemberian prioritas ini merupakan suatu                                 memperhatikan pendidikan anak bangsa, sehingga  tidak salah bila  ia  disebut sebagai “penggerak
                                           terobosan, sebab konsekuensinya adalah pendanaan yang tinggi, sehingga membutuhkan kesadaran                           reformasi”, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan di Indonesia. Malik Fadjar merupakan
                                           kolektif tentang betapa penting pendidikan bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara                      pribadi pejuang dan pengabdi yang penuh percaya diri dan keberanian dalam mengkonstruksi cita-cita
                                           pada masa yang akan datang. 10
                                                                                                                                                                  dan mimpi-mimpinya.  Ia mengatakan bahwa pendidikan harus bisa memberi solusi nyata terhadap
                                                                                                                                                                                     15
                                           Pada bagian lain, UU Sisdiknas 2003 melahirkan kebijakan seperti standar nasional pendidikan.                          persoalan globalisasi yang mendera bangsa Indonesia, antara lain (1) stigma keterpurukan bangsa, (2)
                                                                                                                                                                                                                                                           16
                                           Pembentukan Badan Standar Pendidikan Nasional (BSNP) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)                             eskalasi politik yang masih tidak stabil, (3) krisis moral dan etika, dan (4) pudarnya identitas bangsa.
                                           19 Tahun 2005 dimaksudkan untuk mewujudkan standar nasional tersebut. Implikasi kehadiran BSNP                         Banyak berkah yang dapat ditimba dari globalisasi, di samping sekaligus memunculkan keprihatinan dan
                                           ialah terdapat pergeseran pembuatan keputusan dalam kebijakan pendidikan, terutama terkait dengan                      gugatan atas berbagai negatif yang ditimbulkan, terutama berkenaan dengan pengaruh budaya luar
                                           kurikulum pendidikan nasional. 11                                                                                      yang berpotensi menyisihkan, bahkan mematikan budaya lokal yang dipercaya mengandung kearifan
                                                                                                                                                                  tradisional (traditional wisdom). 17
                                           Otonomi pendidikan berarti pengalihan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah dari pusat ke
                                           pemerintah daerah (Pemda), yang memandang hubungan pusat dan daerah tidak lagi dalam kerangka                          Malik Fadjar berpendapat bahwa pendidikan merupakan wahana ampuh untuk membawa bangsa dan
                                                                                                                                                                                                                                                        18
                                           hierarkis, tetapi konsultatif. Pemerintah pusat hanya memantau pemberdayaan dengan menyalurkan                         negara menjadi maju dan terpandang dalam pergaulan bangsa-bangsa dan dunia internasional.  Hal
                                                                                                                                                                                                                                          19
                                           bantuan dalam model block grant, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).                               ini memberikan pemahaman yang sangat luas mengenai pentingnya pendidikan.  Dalam menghadapi
                                                                                                                                                                  era globalisasi, menurut Malik Fadjar, terdapat tiga tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan
                                           Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah berdampak pula terhadap kurikulum secara                          Indonesia, yakni (1)  mempertahankan hasil-hasil  yang telah dicapai, (2)  mengantisipasi  era  global,
                                           nasional. Pada  masa  Malik Fadjar menjabat sebagai Mendiknas  lahir Kurikulum 2004—atau yang                          serta (3) melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses
                                           dikenal dengan  nama  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi (KBK)—sebagai penyempurnaan  kurikulum                           pendidikan lebih demoraktis dan memperhatikan keragaman. 20
                                           sebelumnya, yaitu Kurikulum 1994. Kurikulum 2004 menekankan pengembangan kemampuan untuk
                                           melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan.  Empat landasan                     Salah satu karakteristik yang membedakan antara perubahan pada masa lalu dan masa sekarang/
                                                                                                                      12
                                           empirik yang menjadi pertimbangan lahirnya KBK sebagai berikut:                                                        mendatang adalah wilayah dan warna tantangan yang bersifat global, tidak mengenal batas-batas
                                                 1.  Adanya berbagai ketimpangan dalam kehidupan mulai dari aspek moral, akhlak, dan jati diri                    geografis negara, bangsa, suku, etnis, dan bahkan agama. Dinamika perubahan berjalan relatif lebih
                                                   hingga sosial, ekonomi, dan politik.                                                                           cepat dan kompleks karena saling berkait antara faktor dan komponen yang menjadi sebab dan akibat
                                                 2.  Semakin terbatasnya sumber daya dan kesempatan untuk memperoleh lapangan kerja.                              suatu perubahan. Hal ini tentu saja memerlukan adaptasi yang kritis dan cepat, yang kadang-kadang
                                                 3.  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampaknya terhadap pendidikan.                             tidak begitu mudah dilakukan oleh lembaga sosial seperti sekolah dan perguruan tinggi. Selain itu
                                                 4.  Hasil pendidikan secara umum belum memuaskan.                                                                adanya transisi yang ditandai masih belum satunya visi dan penafsiran terhadap kebijakan otonomi
                                                                                                                                                                  daerah menyebabkan dalam beberapa persolalan tertentu terasa sulit “menyatubahasakan” hak dan
                                           KBK lahir sebagai tanggapan atas perkembangan teori belajar yang baru, yaitu teori konstruktivisme.                    kewenangan daerah dengan kepentingan nasional. 21
                                           Teori ini menolak pemahaman aliran behaviorisme yang  berkembang  sebelumnya. Para  behavioris
                                           meyakini  bahwa pembelajaran  merupakan sebuah pembiasaan yang dilakukan  secara berulang dan                          Pendidikan harus mengganti paradigma lama dengan paradigma baru, berorientasi pada masa depan,
                                           konsisten, sedangkan teori konstruktif beranggapan bahwa siswa beajar melalui proses menemukan                         merintis  kemajuan, berjiwa  demokratis, bersifat desentralistik, berorientasi pada  peserta  didik,




                             444  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  445
   451   452   453   454   455   456   457   458   459   460   461