Page 457 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 457

Rapat konsultasi
 membahas
 Rancangan Undang-
 Undang Sistem
 Pendidikan Nasional
 (RUU Sisdiknas)
 antara pimpinan
 DPR, pimpinan   sendiri ilmu pengetahuan dan mengkonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya berdasar pengalaman dan
 komisi dan fraksi,
 serta Menteri   pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dan selama belajar. 13
 Pendidikan Nasional
 Abdul Malik Fadjar   Otonomi pendidikan tidak hanya diterapkan pada jenjang sekolah, tetapi juga pada jenjang pendidikan tinggi.
 berlangsung di Ruang
 Nusantara II Lantai 3   Malik Fadjar sebagai Mendiknas mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan otonomi perguruan tinggi.
 Gedung MPR/DPR,   Otonomi pendidikan tinggi dalam arti luas bukan saja masalah pengelolaan secara manajerial, tetapi juga
 Senin 9 Juni 2003
 (Sumber: Kompas/  termasuk pengembangan akademik secara terpadu (transdisiplin ilmu), pertanggungjawaban (akuntabilitas),
 Alif Ichwan)  dan jaminan mutu (quality assurance). Malik Fadjar mengeluarkan kebijakan yang mengubah beberapa status
               perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Penyelenggara perguruan
               tinggi yang berstatus sebagai PT BHMN memiliki otonomi akademik dan keuangan.

               Di samping itu Malik Fadjar meluncurkan Televisi Edukasi (TV-E) untuk penyebaran informasi tentang
               pendidikan bagi masyarakat yang lebih luas.   TV-E dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan
                                                        14
               masyarakat dengan rancangan yang arif dan etika tinggi, sehingga diharapkan menjadi media pembelajaran
               masyarakat melalui teknologi.


 dan Pendidikan yang memuat pasal 31 yang khusus mengatur pendidikan secara mendasar. Untuk
 mewujudkan hal tersebut, Bab XIII ayat 4 mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran   PEMIKIRAN PENDIDIKAN
 pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta   Di samping sebagai pejabat, Malik Fadjar juga pemerhati, pemikir, dan sekaligus pelaku yang senantiasa
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemberian prioritas ini merupakan suatu   memperhatikan pendidikan anak bangsa, sehingga  tidak salah bila  ia  disebut sebagai “penggerak
 terobosan, sebab konsekuensinya adalah pendanaan yang tinggi, sehingga membutuhkan kesadaran   reformasi”, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan di Indonesia. Malik Fadjar merupakan
 kolektif tentang betapa penting pendidikan bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara   pribadi pejuang dan pengabdi yang penuh percaya diri dan keberanian dalam mengkonstruksi cita-cita
 pada masa yang akan datang. 10
               dan mimpi-mimpinya.  Ia mengatakan bahwa pendidikan harus bisa memberi solusi nyata terhadap
                                  15
 Pada bagian lain, UU Sisdiknas 2003 melahirkan kebijakan seperti standar nasional pendidikan.   persoalan globalisasi yang mendera bangsa Indonesia, antara lain (1) stigma keterpurukan bangsa, (2)
                                                                                                         16
 Pembentukan Badan Standar Pendidikan Nasional (BSNP) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)   eskalasi politik yang masih tidak stabil, (3) krisis moral dan etika, dan (4) pudarnya identitas bangsa.
 19 Tahun 2005 dimaksudkan untuk mewujudkan standar nasional tersebut. Implikasi kehadiran BSNP   Banyak berkah yang dapat ditimba dari globalisasi, di samping sekaligus memunculkan keprihatinan dan
 ialah terdapat pergeseran pembuatan keputusan dalam kebijakan pendidikan, terutama terkait dengan   gugatan atas berbagai negatif yang ditimbulkan, terutama berkenaan dengan pengaruh budaya luar
 kurikulum pendidikan nasional. 11  yang berpotensi menyisihkan, bahkan mematikan budaya lokal yang dipercaya mengandung kearifan
               tradisional (traditional wisdom). 17
 Otonomi pendidikan berarti pengalihan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah dari pusat ke
 pemerintah daerah (Pemda), yang memandang hubungan pusat dan daerah tidak lagi dalam kerangka   Malik Fadjar berpendapat bahwa pendidikan merupakan wahana ampuh untuk membawa bangsa dan
                                                                                                     18
 hierarkis, tetapi konsultatif. Pemerintah pusat hanya memantau pemberdayaan dengan menyalurkan   negara menjadi maju dan terpandang dalam pergaulan bangsa-bangsa dan dunia internasional.  Hal
                                                                                       19
 bantuan dalam model block grant, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).  ini memberikan pemahaman yang sangat luas mengenai pentingnya pendidikan.  Dalam menghadapi
               era globalisasi, menurut Malik Fadjar, terdapat tiga tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan
 Lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah berdampak pula terhadap kurikulum secara   Indonesia, yakni (1)  mempertahankan hasil-hasil  yang telah dicapai, (2)  mengantisipasi  era  global,
 nasional. Pada  masa  Malik Fadjar menjabat sebagai Mendiknas  lahir Kurikulum 2004—atau yang   serta (3) melakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional yang mendukung proses
 dikenal dengan  nama  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi (KBK)—sebagai penyempurnaan  kurikulum   pendidikan lebih demoraktis dan memperhatikan keragaman. 20
 sebelumnya, yaitu Kurikulum 1994. Kurikulum 2004 menekankan pengembangan kemampuan untuk
 melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan.  Empat landasan   Salah satu karakteristik yang membedakan antara perubahan pada masa lalu dan masa sekarang/
 12
 empirik yang menjadi pertimbangan lahirnya KBK sebagai berikut:  mendatang adalah wilayah dan warna tantangan yang bersifat global, tidak mengenal batas-batas
 1.  Adanya berbagai ketimpangan dalam kehidupan mulai dari aspek moral, akhlak, dan jati diri   geografis negara, bangsa, suku, etnis, dan bahkan agama. Dinamika perubahan berjalan relatif lebih
 hingga sosial, ekonomi, dan politik.  cepat dan kompleks karena saling berkait antara faktor dan komponen yang menjadi sebab dan akibat
 2.  Semakin terbatasnya sumber daya dan kesempatan untuk memperoleh lapangan kerja.  suatu perubahan. Hal ini tentu saja memerlukan adaptasi yang kritis dan cepat, yang kadang-kadang
 3.  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampaknya terhadap pendidikan.  tidak begitu mudah dilakukan oleh lembaga sosial seperti sekolah dan perguruan tinggi. Selain itu
 4.  Hasil pendidikan secara umum belum memuaskan.  adanya transisi yang ditandai masih belum satunya visi dan penafsiran terhadap kebijakan otonomi
               daerah menyebabkan dalam beberapa persolalan tertentu terasa sulit “menyatubahasakan” hak dan
 KBK lahir sebagai tanggapan atas perkembangan teori belajar yang baru, yaitu teori konstruktivisme.   kewenangan daerah dengan kepentingan nasional. 21
 Teori ini menolak pemahaman aliran behaviorisme yang  berkembang  sebelumnya. Para  behavioris
 meyakini  bahwa pembelajaran  merupakan sebuah pembiasaan yang dilakukan  secara berulang dan   Pendidikan harus mengganti paradigma lama dengan paradigma baru, berorientasi pada masa depan,
 konsisten, sedangkan teori konstruktif beranggapan bahwa siswa beajar melalui proses menemukan   merintis  kemajuan, berjiwa  demokratis, bersifat desentralistik, berorientasi pada  peserta  didik,




 444  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  445
   452   453   454   455   456   457   458   459   460   461   462