Page 444 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 444
Mendiknas Yahya.
A. Muhaimin
meresmikan 14
SMK di Untau Buo
Sumetara Barat,
2000
(Sumber: Buku Tiga
Kota Satu Pengabdian 6. Semakin merajalelanya penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan zat-zat adiktif lainnya.
Jejak Perjalanan Yahya Pemakai zat-zat terlarang tersebut, generasi muda, di antaranya para pelajar. Fenomena yang
A. Muhaimin)
seperti gunung es ini sulit diselesaikan.
7. Pergaulan bebas juga terjadi di kalangan generasi muda berupa hubungan seks di kalangan
pelajar, kehamilan di luar nikah, aborsi, pernikahan dini, dan peristiwa lain yang menyertainya.
8. Makin banyak gelar kesarjanaan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang
tidak memenuhi standar baku, semisal melalui jalan yang tidak benar.
9. Kualitas sumber daya manusia Indonesia (human development index/HDI) semakin jauh di
bawah negara-negara ASEAN. Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia pada tahun
2001 berada pada peringkat 102 dari 162 negara.
10. Kualitas akademis rata-rata siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Indonesia masih rendah, terutama dalam hal membaca,
matematika, dan sains (IPA).
11. Masalah kurikulum pendidikan nasional juga belum terselesaikan, padahal kurikulum
merupakan roh dalam pendidikan.
16
Tugas sebagai Menteri Pendidikan Nasional tidak ringan karena negara berada di tengah gejolak Program kerja yang dilakukan oleh Yahya mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang ada di bidang
perpolitikan yang kian panas, perekonomian yang makin memburuk, inflasi yang semakin membumbung, pendidikan. Masalah-masalah tersebut, menurut Yahya, secara sederhana dikelompokkan ke dalam (1)
gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak di mana-mana, pengangguran dan kemiskinan masih rendahnya pemerataan pendidikan; (2) masih rendahnya mutu dan relevansi pendidikan; serta (3)
semakin bertambah parah, serta kerusakan moral dan akhlak masyarakat semakin parah. Dalam kedaan masih lemahnya manajemen pendidikan di samping belum terwujudnya keunggulan ilmu pengetahuan
krisis demikian diperlukan seorang manajer pendidikan nasional yang tangguh, memiliki pengalaman dan teknologi serta kemandirian di kalangan akademisi.
dan ilmu yang luas, serta keberanian melangkah dengan konsep-konsep yang nyata dan terarah. 15
Masalah yang berkaitan dengan perguruan tinggi adalah mutu yang rendah dibandingkan dengan negara-
Ketika dilantik menjadi Menteri Pendidikan Nasional pada 26 Oktober 1999 Yahya melihat banyak negara lain. Pada tahun 1999 mutu pendidikan tinggi di Indonesia tidak termasuk ke dalam sepuluh
sekali masalah di bidang pendidikan Indonesia, yang sebagian di antaranya merupakan peninggalan besar dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Selandia Baru dan Australia. Sepuluh terbaik
Orde Baru. Dalam suasana seperti itu tentu tidak mudah bagi seorang menteri melakukan pembenahan dunia bidang pendidikan meliputi Jepang, Korea Selatan, India, Hongkong, Singapura, Australia, Cina,
secara menyeluruh dan bisa diterima oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Di antara masalah- Thailand, Malaysia, dan Filipina. Institut Teknologi Bandung berada pada peringkat ke-21, Universitas
masalah pendidikan pada masa itu sebagai berikut: Indonesia ke-61, UGM ke-68, Universitas Diponegoro ke-73, dan Universitas Airlangga ke-77. Oleh
17
1. Kecilnya alokasi anggaran pendidikan dalam APBN 2001, yang hanya 3,8% dari anggaran karena itu kemudian Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan
belanja negara (sekitar Rp 11,3 trilyun dari Rp 295 trilyun Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Republik Indonesia Nomor 232/u/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan
Negara/APBN). tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa.
2. Anggaran yang kecil itu ditambah dengan adanya krisis ekonomi dan keuangan yang serius
sehingga mengakibatkan kondisi lembaga pendidikan menjadi sangat memprihatinkan. Banyak Human Development Report yang dikeluarkan UNDP tahun 2003 mengemukakan bahwa Indonesia
bangunan sekolah rusak, bahkan roboh, dan tidak dapat diperbaiki karena tidak ada dana berada di urutan bawah, yaitu urutan 112 dari 175 negara, jauh di bawah Malaysia dan Thailand yang
yang cukup baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat. masing-masing menempati urutan 58 dan 74, sedang Filipina berada pada urutan 85, bahkan Vietnam
3. Tingkat kesejahteraan guru masih tetap rendah dan tidak sepadan dengan waktu dan tenaga menempati urutan 109. Imam Prasodjo berpendapat bahwa pendidikan di Indonesia sebetulnya sudah
yang dikeluarkan; padahal pada masa itu biaya hidup sangat tinggi karena inflasi yang tinggi. masuk kategori “tahap gawat darurat”, salah satu di antaranya karena mutu Pendidikan Dasar dan
Oleh karena itu, untuk pertama kali dalam sejarah, para guru turun ke jalan melakukan Menengah yang rendah serta sistem pembelajaran yang tak lagi berkembang akibat krisis sosial yang
demonstrasi di banyak kota menuntut kesejahteraan. berkepanjangan.
4. Terjadi banyak tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa akibat kondisi pendidikan yang Pada tahun 2000 ditengarai taraf pendidikan perempuan secara umum jauh lebih rendah dibanding laki-
kacau. Pada tahun 1999 terjadi 257 kasus tawuran di ibukota yang mengakibatkan 35 pelajar laki sehingga berakibat pada kualitas hidup perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Kesenjangan
tewas, 204 pelajar luka, dan 478 kendaraan rusak. Pada tahun berikutnya Kakanwil Depdiknas gender terkait dengan proses pembelajaran terlihat antara lain pada kurikulum pendidikan yang belum
DKI Jakarta Alwi Nurdin mengatakan bahwa sebanyak 1.369 pelajar dari 1.685.084 SMP dan sepenuhnya terbebas dari netralitas gender. Kesenjangan gender dapat dilihat dari Satuan Kurikulum
SMA melakukan tawuran. Hal ini mengakibatkan 26 pelajar tewas, 56 pelajar luka berat, dan Matematika serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang lebih ramah kepada anak laki-laki,
109 pelajar luka ringan. sedangkan kurikulum bahasa dan seni lebih ramah kepada anak-anak perempuan. Penulis buku bahan ajar
5. Adanya tindak kekerasan di Kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) pun tidak responsive gender, karena kenyataannya penulis buku didominasi oleh laki-laki. Profesi guru juga
di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kekerasan fisik dilakukan mahasiswa senior terhadap tidak proporsional. Pendidikan dasar didominasi oleh guru perempuan, sedangkan pendidikan menengah
mahasiswa junior. Lektor Kepala STPDN Inu Kencana Syafei mengatakan bahwa di sekolah dan atas didominasi guru laki-laki. Atas dasar realitas ini maka masalah pengarusutamaan gender (PUG)
calon pemimpin birokrat ini terdapat 50 kasus kekerasan, narkoba, dan pelecehan seksual. bidang pendidikan mendapat perhatian pemerintah, khususnya Kemdiknas. Kemdiknas meresponnya
432 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 433

