Page 447 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 447

Menteri Pendidikan
                                                                                                             Nasional Yahya
                                                                                                             A. Muhaimin
                                                                                                             mendampingi
                                                                                                             Presiden
                                                                                                             Abdurrahman
                                                                                                             Wahid berfoto
 dengan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Bidang Pendidikan, yang kegiatannya                 dengan para Menteri
                                                                                                             Pendidikan peserta
 difasilitasi melalui program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dengan anak           Konferensi “South
 unit teknis dan satuan kerja. Pelaksana PUG Bidang Pendidikan adalah Direktorat Jenderal Pendidikan         East Asia Ministers
                                                                                                             of Education
 Luar Sekolah dan Pemuda (PLSP). PUG Bidang Pendidikan dilaksanakan dalam tiga tahap sebagai berikut.        (SEAMEO)” di Bali
                                                                                                             tahun 2000
 1.  Tahap sosialisasi dan pengembangan program (2000-2004).                                                 (Sumber: Buku Tiga
 2.  Tahap perluasan dan pemeliharaan komitmen (2005-2008).                                                  Kota Satu Pengabdian
                                                                                                             Jejak Perjalanan Yahya
 3.  Tahap penguatan dan implementasi (2009-2010).                                                           A. Muhaimin)

 Yahya Muhaimin mengundang para pembantu, staf ahli, serta kolega-koleganya untuk mengkaji dengan
 intensif permasalahan di dunia pendidikan tersebut. Ia datang ke daerah-daerah untuk melihat secara
 langsung dan memberi masukan-masukan agar pemasalahan di dunia pendidikan dapat terselesaikan.
 Ia pun melakukan berbagai program, di antaranya sebagai berikut:
 1.  Penertiban gelar kesarjanaan dan menertibkan manajemen pengelolaan pendidikan. Pemberian
 gelar kesarjanaan, seperti Doktor (S3) serta Magister Manajemen (MM) dan Magister of
 Business  of Arts  (MBA) untuk S2 oleh perguruan tinggi swasta  di Indonesia  merupakan
 program yang illegal dan menghasilkan lulusan bergelar tetapi tidak memiliki kemampuan.   jika di sekolah bersangkutan ada siswa beragama Islam. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia
 Yahya  mengatakan, “Di masa krisis seperti sekarang  ini, jangan sembarangan mendirikan   Perjuangan (PDIP) juga mempermasalahkan kata-kata taqwa, iman, dan akhlaq mulia dalam
 perguruan tinggi. Karena bila tidak dikelola secara serius, akan merugikan rakyat, yang   UU Sisdiknas tersebut.
 tadinya ingin menikmati pendidikan di daerahnya sendiri.”  5.  Menyelenggarakan pendidikan khusus siswa berbakat. Program ini merupakan upaya untuk
 2.  Beasiswa dan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Akibat krisis ekonomi, tercatat    meningkatkan  mutu  pendidikan  melalui program  percepatan  belajar  siswa  atau  program
 37 juta dari 205 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Untuk itu pemerintah   akselerasi. Siswa-siswa  yang  memiliki bakat  bagus  dimasukkan  ke  dalam  kelas  khusus
 membuat Jejaring Pengaman Sosial (JPS) untuk membantu masyarakat miskin dengan memberikan   dengan jumlah siswa dalam satu kelas hanya sekitar 20 orang, terdiri atas siswa-siswa yang
 beasiswa dan Dana Bantuan Operasional (DBO) per enam bulan untuk SD/MI/SDLB, SLTP/MTs/  memiliki kemampuan akademik yang baik. Jam pelajaran ditambah sehingga siswa mampu
 SLTPLB, SMU/MA/SMK/SMLB. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998   menyelesaikan sekolahnya dalam dua tahun dari yang semula tiga tahun. Program akselerasi
 berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi rakyat Indonesia. Biaya hidup menjadi tinggi. Salah   diperuntukkan bagi siswa SMP dan SMA. Mereka diberikan mata pelajaran secara intensif:
 satu biaya hidup yang menjadi beban masyarakat adalah biaya untuk menyekolahkan anak. Pada   materi yang  lazimnya  diberikan dalam enam semester diselasaikan dalam waktu empat
 saat itu sekolah memungut biaya kepada orang tua, baik biaya rutin seperti SPP maupun biaya   semester. Untuk mengikuti program ini siswa harus mengikuti seleksi ketat. Hanya siswa yang
 yang bersifat insidental seperti pembelian buku. Biaya yang dituntut dari sekolah kepada orang tua   memiliki kecerdasan tinggi dan berbakat yang dapat lulus dan masuk pada kelas akselerasi.
 menjadi beban bagi masyarakat yang tidak mampu.  6.  Menghapus  biaya  Evaluasi Belajar  Tahap  Akhir/  Evaluasi  Belajar  Tahap  Akhir Nasional
 3.  Anggaran pendidikan 20% dari total APBN sudah ditetapkan dalam undang-undang, namun   (EBTA/EBTANAS). Biaya EBTA/EBTANAS yang menjadi beban orang tua siswa terkadang
 pada kenyataannya belum terwujud. Untuk itu Yahya berusaha mewujudkan anggaran   memberatkan siswa yang mampu. Untuk menangani permasalahan beban orang tua tersebut
 pendidikan tersebut, walaupun dalam tataran pelaksanaannya berada di tangan presiden.  Kementerian Pendidikan Nasional membebaskan biaya EBTA/EBTANAS bagi orang tua.
 4.  Menyusun RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Yahya menyebut lima alasan mengapa   Biaya tersebut dibebankan kepada pemerintah daerah.
 perlu dibuat Undang-Undang Sistem Pendidikan yang baru, yaitu (1) undang-undang (UU)   7.  Membuat proyek Jejaring Pengaman Sosial (JPS). Kementerian Pendidikan Nasional memperoleh
 pendidikan  yang  sudah  ada  masih  bersifat  sentralis, padahal kecenderungan yang  sedang   sebagian dana yang bersumber dari JPS dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa mulai
 terjadi adalah desentralisasi; (2) UU tersebut tidak merefleksikan pengelolaan pendidikan   dari SD, SMP, hingga SMA, serta pemberian DBO atau disebut juga dengan dana (BOS). Pada
 yang transparan; (3) pengaruh arus gobalisasi semakin luas dan kuat; (4) potensi masyarakat   tahun 1999/2000 Kementerian Pendidikan Nasional mendapat dana yang bersumber dari JPS
 harus diberdayakan, baik bagi pengelolaan manajerial maupun dalam pembiayaan pendidikan   sebesar Rp 775 milyar untuk beasiswa dan Rp 376 milyar untuk DBO. 20
 yang semakin besar dan kompetitif; serta (5) penertiban gelar-gelar kesarjanaan semakin   8.  Program Pembinaan Karakter. Pendidikan bukan hanya sekedar transfer pengetahuan dari
 mendesak untuk dilakukan.  UU Sisdiknas yang disahkan pada Juni 2003 pada masa Mendikbud   guru kepada  siswa dan siswa bukan hanya  sekedar menghafalkan ilmu pengetahuan yang
 18
 Yahya A. Muhaimin menghadapi penolakan dari kalangan nasionalis sekuler dan kaum Kristen,   diterima dari gurunya. Hal yang lebih penting dalam proses pendidikan adalah pembentukan
 tetapi banyak memperoleh dukungan dari kalangan Muslim. Menurut Busyairi  Yahya sejak   kepribadian siswa atau pembentukan karakter. Kenakalan yang terjadi pada siswa seperti
 19
 awal tidak menjadikan agama sebagai isu sentral dalam penyusunan UU tersebut, tetapi pada   tawuran menunjukkan bahwa siswa memiliki karakter yang kurang baik atau sangat buruk.
 perkembangan berikutnya mengalami perubahan karena pemerintahan berganti. Penolakan   Karakter yang seperti itu sudah barang tentu tidak mencerminkan makna pendidikan. Untuk
 dari kelompok Kristen dan Katholik didasarkan pada anggapan bahwa UU tersebut terlalu   menanggulangi hal tersebut Yahya mengeluarkan program “Pembinaan Karakter”. Keinginan
 mencampuradukkan urusan pribadi dengan urusan publik. Dasar penolakannya adalah Pasal   tersebut didasarkan atas pengalamannya ketika menjadi dosen Fisipol UGM. Ketika menjadi
 13 ayat 1 yang menghendaki setiap siswa diajarkan agama menurut agamanya. Hal itu dinilai   Dekan Fisipol UGM ia merasa ada yang kurang baik pada perilaku mahasiswa. Sebagai
 berdampak bahwa sekolah-sekolah Kristen dan Katolik harus menyediakan guru agama Islam   contoh, ketika  melakukan demonstrasi terkadang  mahasiswa  menunjukkan perilaku yang




 434  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  435
   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452