Page 482 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 482

Menteri Pendidikan                                                                                                                                                                                                                    Muhammad Nuh
                          dan Kebudayaan                                                                                                                                                                                                                        berfoto bersama
                          Nasional Muhammad                                                                                                                                                                                                                     kedua orang tuanya
                          Nuh                                                                                                                                                                                                                                   setelah diwisuda.
                          (Sumber: Biro                                                                                                                                                                                                                         (Sumber: Biro
                          Komunikasi dan                                                                                                                                                                                                                        Komunikasi dan
                          Layanan Masyarakat,                                                                                                                                                                                                                   Layanan Masyarakat,
                          Sekretariat Jenderal,                                                                                                                                                                                                                 Sekretariat Jenderal,
                          Kementerian                                                                                                                                                                                                                           Kementerian
                          Pendidikan dan                                                                                                                                                                                                                        Pendidikan dan
                          Kebudayaan)                                                                                                                                                                                                                           Kebudayaan)























                                                                                                                                                                  seketika’, dan tidak sabar (yang disebutnya “we want it now generation”). Oleh karena itu rancangan
                                                                                                                                                                  pendidikan  haruslah mempertimbangkan dua  hal yang mendasar, yaitu (1) pemahaman tentang
                                                                                                                                                                  karakteristik dasar peserta didik dan (2) kemampuan membaca future trends ‘kecenderungan masa
                                                                                                                                                                  depan’ dan kompetensi yang dibutuhkannya. Hal itu harus dilakukan agar tidak terjadi disconnected antara
                                                                                                                                                                  karakteristik dasar peserta didik, sistem pembelajaran, dan kebutuhan kompetensi, disconnected antara
                                                                                                                                                                  input, proses, dan output.

                                                                                                                                                                  Nuh menyatakan bahwa pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Karakter seseorang
                                                                                                                                                                  yang sudah terbentuk sejak usia dini tidak akan mudah berubah. Ia juga menganggap bahwa pendidikan
                                                                                                                                                                  karakter dapat membangun kepribadian bangsa. Pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan Nasional
                                                                                                                                                                  (Kemendiknas), sejak tanggal 2 Mei 2010 menggulirkan sebuah “terobosan baru” menyangkut
                                                                                                                                                                  keharusan dalam mengembangkan pendidikan berbasis karakter. Pendidikan karakter yang dimaksud
                                                                                                                                                                  adalah sekurang-kurangnya merujuk adanya keseimbangan antara moral knowing ‘pengetahuan tentang
                                                                                                                                                                  moral’,  moral  feeling  ‘perasaan  tentang  moral’,  dan  moral  action ‘perbuatan moral’. Generasi muda
                                                                                                                                                                  Indonesia harus mampu berpikir kreatif, sebab masyarakat dunia yang akan datang dikerumuni dan
                                                                                                                                                                  disaingi oleh orang-orang yang kreatif. Jika tidak mampu berpikir kreatif, maka kita akan menjadi aneh
                                                                                                                                                                  dan terasing dalam persaingan global. Mahasiswa pun harus selalu memiliki rasa pecaya diri dan empati
                                                                                                                                                                  yang tinggi terhadap sesama. Ia berharap generasi muda saat ini tidak berlaku zalim kepada masyarakat
                                                                                                                                                                  jika suatu saat nanti terpilih sebagai pemimpin di negara ini.


                                                                                                                                                                  KEBIJAKAN PENDIDIKAN


                                                                                                                                                                  Pada  masa  menjabat sebagai Mendiknas, Muhammad  Nuh  mengeluarkan  berbagai kebijakan. Salah
                                                                                                                                                                  satu kebijakan yang terpenting adalah tentang kurikulum, yakni Kurikulum 2013, untuk menggantikan
                                                                                                                                                                  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Salah satu alasan yang melatarbelakangi
                                                                                                                                                                  penggunaan Kurikulum 2013, menurut Nuh, karena terdapat banyak kekurangan pada Kurikulum
                                                                                                                                                                  2006. Konsekuensi dari posisi pelaksanaan kurikulum menyebabkan adanya  satu keharusan untuk
                                                                                                                                                                  melakukan evaluasi yang sistematik, rutin, dan terencana. Hal ini senada dengan penjelasan Ibrahim
                                                                                                                                                                                                                                                            1
                                                                                                                                                                  bahwa evaluasi di dalam proses pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk (1) perbaikan program,
                                                                                                                                                                  yaitu evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang
                                                                                                                                                                  dikembangkan; (2) pertanggungjawaban kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik pihak yang
                                                                                                                                                                  mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen
                                                                                                                                                                  dari kurikulum yang telah dikembangkan; dan (3) sebagai penentuan tindak lanjut hasil pengembangan




                             470  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  471
   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487