Page 266 - Artikel Prosiding SEMNAS PGSD UMC 2022
P. 266
sebagai media untuk mentransfer pendidikan yang berguna untuk meningkatkan mutu
pembelajarannya. Menurut (Verdinandus Lelu Ngongo, Taufik Hidayat, 2019) Dari banyaknya
dampak positif, perkembangan teknologi juga memiliki banyak dampak negatif diantaranya
perilaku kekerasan (violent behavior) terwujud dalam buli, gosip, mengancam, mengucilkan,
mengolok olokan, memanggil dengan nama panggilan yang melecehkan, memukul, menendang
dan sebagainya. Kenakalan seperti ini bisa menimbulkan konflik, perkelahian, tekanan psikologis,
sampai kepada bunuh diri dan bisa merusak karakter peserta didik. Menurut (Luthfiyah & Zafi,
2021) suatu penggambaran tingkah laku insan manusia baik yang menggambarkan nilai baik buruk
maupun salah-benar dari suatu keadaan yakni dinamakan karakter. Dari pernyataan tersebut,
pendidikan karakter sangatlah penting untuk membentuk watak peserta didik.
Menurut (Kardiyem, 2013) kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kondisi sosial dan
kultural masyarakat kita akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan, Masyarakat kita menghadapi
krisis kronis dan perilaku positif hilang termakan zaman digantikan produksi perilaku negatif yang
cenderung destruktif. Terdapat berbagai macam peristiwa dalam pendidikan yang semakin
merendahkan harkat dan derajat manusia. Hancurnya nilai-nilai moral, maraknya ketidakadilan,
lunturnya solidaritas, dan lain-lain telah mewabah dalam dunia pendidikan di Indonesia. Maka dari
itu, peran guru sangatlah penting dalam mewujudkan salah satu tujuan pendidikan karena menurut
(Ahsanulkhaq, 2019) sekolah memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah
laku moral peserta didik salah satunya dengan menanamkan nilai-nilai agama agar tercipta insan
yang religius. Penanaman nilai karakter religius juga sudah tercantum dalam Undang Undang
sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu peserta didik diharapkan memiliki kekuatan spiritual
keagamaan yang baik supaya peserta didik memiliki nilai karakter religius yang baik pula, sehingga
dapat memperbaiki kondisi sosial dan kultural masyarakat yang akhir-akhir ini sangat
mengkhawatirkan akibat perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif. Menurut (Albi Anggito, 2018)
Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi
dan menggunakan pendekatan naturalistik untuk memahami suatu fenomena yang diteliti.
Penelitian kualitatif juga juga memiliki karakteristik yang mendeskripsikan suatu keadaan yang
sebenarnya atau fakta yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilakukan di SDN Sunyaragi 1 Kota
Cirebon dengan narasumber yang menjadi sumber data riset adalah warga sekolah seperti kepala
sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini adalah teknik
observasi, dokumentasi serta wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penyajian data ini, peneliti kemukakan bahwa untuk memperoleh hasil data
menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi dan hasilnya dapat dilihat sebagai
berikut:
Menurut (Hidayah, Y., dkk. 2018) Pendidikan Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan
formal pertama yang akan menentukan arah pengembangan potensi serta karakter peserta didik.
Maka dari itu, peran seorang guru dalam menanamkan nilai karakter terutama nilai religius di era
revolusi industri 4.0 itu sangatlah penting, karena dengan semakin majunya teknologi, siswa
semakin banyak mengikuti perilaku yang kurang baik yang berasal dari media massa, internet, dan
game terutama pada saat kegiatan belajar yang menggunakan online semakin mempengaruhi
pendidikan karakter peserta didik dan sudah seharusnya seorang guru menjadikan peserta didik
257