Page 58 - KelasIX BahasaIndonesia BG.pdf
P. 58

“Barang-barang di toko banyak yang hilang! Malingnya
                          diperkirakan kabur lewat sini!”
                              “Wah, nggak bisa begitu, dong!”
                              “Kita yang nggak tau apa-apa, kok, dibawa-bawa!”
                               “Kacau, deh!”
                              “Bisa-bisa tiap hari telat terus berangkat kerja!”
                              “Kali  ini,  buka  dulu  pintunya,  Pak.  Sudah  tanggung,
                          nih…”
                              “Iya, besok sih, gimana nanti.”
                              “Mustinya disosialisasikan dulu, dong!”
                              “Nggak,  nggak  ada  tawar-menawar  lagi!  Malingnya
                          udah diciriin dari kampung sini!”
                              “Lu pikir, malingnya dari kampung kita, apa?!”
                              Beberapa warga berdatangan lagi. Mereka merangsek ke
                          depan, tidak sabar ingin melihat apa yang terjadi. Mereka
                          merangsek terus ke depan dan menggedor-gedor lagi pintu
                          besi, semakin keras, semakin keras. Anak tangga yang sempit
                          terasa pengap dan sesak. Dorong-dorongan, sikut-sikutan….
                              Pak Adil  makin  ke  bawah.  Beberapa  orang  naik  lagi.
                          Tubuh Pak Adil tersenggol. Dia oleng. Sepedanya terlepas.
                          Tubuhnya jumpalitan, bersenggolan dengan batang sepeda.
                          Akhirnya  sepeda  dan  tubuh  Pak  Adil  tersangkut-paut,
                          mencebur ke selokan!
                              Para warga tidak peduli pada Pak Adil. Mereka terus saja
                          merangsek. Menendang pintu, menggedor-gedor, berteriak-
                          teriak, memaki-maki…
                              Semakin banyak orang yang datang.
                              Semakin keras.
                              Pak Adil masih berkubang di selokan. Dia merasa tulang
                          punggungnya remuk. Dia bangkit. Barang jualannya berupa
                          nasi bungkus, lauk dan pauk untuk sarapan tak berguna lagi.
                          Tubuhnya belepotan lumpur selokan yang bau.
                              DOR!
                              DOR, DOR!
                              DOR, DOR DOR!
                              Orang-orang panik berlarian. Ada yang menggelinding
                          dan  tercebur  ke  selokan.  Tapi  mereka  terus  berlarian  dan
                          menghindari hantaman timah panas.





                 60   Kelas IX SMP/MTs








                                  Di unduh dari : Bukupaket.com
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63