Page 196 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 196

Dalam bidang keagamaan, Ibnu  Batuta menjelaskan
                       bahwa Kesultanan Samudera Pasai juga dikunjungi oleh para
                       ulama dari Persia, Suriah (Syria), dan Isfahan. Dalam catatan
                       Ibnu Batuta disebutkan bahwa Sultan Samudera Pasai sangat
                       taat terhadap agama Islam yang bermazhab Syafi’i.  Sultan
                       selalu dikelilingi oleh para ahli teologi Islam.
                            Kesultanan Samudera Pasai mempunyai peranan
                       penting  dalam penyebaran Islam  di Asia Tenggara. Malaka
                       menjadi kerajaan yang bercorak Islam karena amat  erat
                       hubungannya dengan Kerajaan Samudera Pasai. Hubungan
                       tersebut semakin erat dengan diadakannya pernikahan antara
                       putra-putri sultan dari Pasai dan Malaka sehingga pada awal
                       abad-15 atau sekitar 1414 M tumbuhlah Kesultanan Islam
                       Malaka, yang dimulai dengan pemerintahan Parameswara.
                            Dalam  Hikayat Patani terdapat cerita tentang
                       pengislaman  Raja Patani yang bernama Paya  Tu Nakpa
                       dilakukan oleh seorang dari Pasai yang bernama Syaikh Sa’id,
                       karena berhasil menyembuhkan Raja Patani. Setelah masuk
                       Islam, raja berganti  nama menjadi  Sultan Isma’il Syah Zill
                       Allah fi  al-Alam dan juga ketiga orang putra dan putrinya
                       yaitu Sultan Mudaffar Syah, Siti Aisyah, dan Sultan Mansyur.
                       Pada masa pemerintahan Sultan Mudaffar Syah juga datang
                       lagi seorang ulama dari Pasai yang bernama Syaikh Safi’uddin
                       yang atas perintah  raja ia mendirikan  masjid  untuk  orang-
                       orang Muslim di Patani. Demikian pula jenis nisan kubur yang
                       disebut  Batu Aceh menjadi nisan  kubur raja-raja di Patani,
                       Malaka, dan Malaysia. Pada umumnya nisan kubur tersebut
                       berbentuk  menyerupai  nisan kubur  Sultan  Malik  as-Shaleh
                       dan nisan-nisan  kubur  dari sebelum  abad ke-17. Dilihat
                       dari kesamaan jenis batu serta cara  penulisan  dan huruf-
                       huruf bahkan dengan cara pengisian  ayat-ayat  al-Qur’an
                       dan nuansa kesufiannya,  jelas  Samudera Pasai mempunyai
                       peranan penting dalam persebaran Islam di beberapa tempat
                       di Asia Tenggara dan demikian pula di bidang perekonomian
                       dan perdagangan. Namun, sejak Portugis menguasai Malaka




                                                                                  Sejarah Indonesia  187
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201