Page 233 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 233

b. Kerajaan Wajo
                                          Berita tentang tumbuh dan berkembangnya Kerajaan
                                    Wajo terdapat  pada sumber  hikayat lokal. Di  hikayat lokal
                                    tersebut ada cerita yang menghubungkan tentang pendirian
                                    Kampung Wajo yang didirikan oleh tiga orang anak raja dari
                                    kampung tetangga Cinnotta’bi yaitu berasal dari keturunan
                                    dewa yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari
                                    ketiga bagian (limpo) bangsa Wajo: Bettempola, Talonlenreng,
                                    dan Tua. Kepala keluarga dari mereka menjadi raja di seluruh
                                    Wajo  dengan  gelar Batara  Wajo.  Batara  Wajo  yang  ketiga
                                    dipaksa  turun  tahta karena kelakuannya  yang buruk dan
                                    dibunuh  oleh tiga orang  Ranreng. Menarik  perhatian kita
                                    bahwa sejak itu raja-raja di Wajo tidak lagi turun temurun
                                    tetapi melalui pemilihan dari seorang keluarga raja menjadi
                                    arung-matoa artinya raja yang pertama atau utama.


                                          Selama keempat  arung-matoa  dewan pangreh-praja
                                    diperluas dengan tiga pa’betelompo (pendukung panji), 30
                                    arung-ma’bicara (raja hakim), dan tiga duta, sehingga jumlah
                                    anggota  dewan berjumlah 40 orang. Mereka itulah  yang
                                    memutuskan  segala  perkara. Kerajaan Wajo memperluas
                                    daerah kekuasaannya sehingga menjadi Kerajaan Bugis yang
                                    besar. Wajo pernah bersekutu  dengan Kerajaan Luwu dan
                                    bersatu dengan Kerajaan Bone dan Soppeng dalam perjanjian
                                    Tellum Pocco pada 1582. Wajo pernah ditaklukan Kerajaan
                                    Gowa dalam upaya memperluas  Islam dan pernah tunduk
                                    pada 1610. Di samping  itu diceritakan pula dalam hikayat
                                    tersebut bahwa bagaimana Dato’  ri Bandang dan Dato’
                                    Sulaeman memberikan pelajaran agama Islam terhadap raja-
                                    raja Wajo dan rakyatnya dalam masalah kalam dan fikih. Pada
                                    waktu itu di Kerajaan Wajo dilantik pejabat-pejabat agama
                                    atau syura dan yang menjadi kadi pertama di Wajo ialah
                                    konon seorang wali dengan mukjizatnya ketika berziarah ke
                                    Mekkah. Diceritakan bahwa di Kerajaan Wajo selama 1612
                                    sampai  1679  diperintah  oleh  sepuluh  orang  arung-matoa.
                                    Persekutuan dengan Gowa pada suatu waktu diperkuat dengan


             224 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238