Page 16 - Panduan Praktikum Mata Kuliah Agroklimatologi
P. 16
Gambar 3. Sangkar Cuaca Gambar 4. Psycrometer
D. Curah Hujan
Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. Hujan
(presipitasi) termasuk hujan air, hujan es dan hujan salju. Hujan merupakan peristiwa jatuh
butir-butir air atau es dari atmosfer ke permukaan bumi yang terlebih dahulu selalu didahului
oleh proses kondensasi atau sublimasi (Nasruddin, 2015). Selanjutnya, curah hujan
merupakan kuantitas atau banyaknya air hujan dan/atau kristal es yang jatuh sampai ke
permukaan bumi (Nugroho, 2021). Butiran yang jatuh memiliki ukuran yang beragam.
Berdasarkan ukuran butiran yang jatuh, yakni:
➢ Hujan gerimis; Butir air berdiameter < 0,5 mm
➢ Hujan salju: terdiri atas kristal-kristal es dengan suhu udara dibawah titik beku
➢ Hujan es; Curahan batu es yang turun di dalam uap panas dari awan dengan suhu udara
dibawah titik beku
➢ Hujan deras; Curahan air yang jatuh dari awan dengan suhu udara diatas titik beku dan
berdiameter ± 5 mm.
Berdasarkan besar curah hujan menurut definisi BMKG, yakni:
➢ Hujan Sedang, 20-50 mm perhari.
➢ Hujan Lebat, 50-100 mm perhari.
➢ Hujan Sangat Lebat, di atas 100 mm perhari.
Berdasarkan intensitas curah hujan dikelompokkan menurut tingkat presipitasi:
➢ Gerimis; Tingkat presipitasinya < 2,5 milimeter (0,098 in) per jam.
➢ Hujan sedang; Tingkat presipitasinya antara 2,5 milimeter (0,098 in) - 7,6 milimeter
(0,30 in) atau 10 milimeter (0,39 in) per jam.
➢ Hujan deras; Tingkat presipitasinya > 7,6 milimeter (0,30 in) per jam, atau antara 10
milimeter (0,39 in) dan 50 milimeter (2,0 in) per jam.
➢ Hujan badai; Tingkat presipitasinya > 50 milimeter (2,0 in) per jam.
Berdasarkan keunikannya yakni hujan asam, hujan meteor, dan hujan buatan (Winarno et
al., 2019).
Curah hujan mempunyai peran yang sangat penting. Berdasarkan data curah hujan
dapat dilakukan penggolongan iklim menurut perbandingan antara jumlah rata-rata bulan
kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Bulan kering terjadi jika curah hujan bulanan
kurang dari 60 mm/bulan, sedangkan bulan basah terjadi jika curah hujan bulanan diatas 100
mm/bulan. Diantara bulan kering dan bulan basah tersebut terdapat bulan lembab yang
terjadi apabila curah hujan bulanan antara 60-100 mm/bulan (Warsito et al., 2007).
Besar kecilnya curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh factor letak daerah
konvergensi antartropis, posisi geografis suatu tempat, bentuk bentang lahan dan arah
kemiringannya lerengnya, panjang medan datar sebagai panjang jarak tempuh angin, dan
6