Page 18 - Buku Kanwil II
P. 18
Selain Adaptasi dengan budaya local atau pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan dapat
masyarakat sekitar. tantangan yang dihadapi oleh berkontribusi kepada organisasi dalam meraih
Direktorat Jenderal Perbendaharaan di dalam mengelola tujuannya. Untuk itu, diperlukan kerja sama antar seluruh
Sumber Daya Manusia yang dimilikinya adalah pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan dari
beragamnya Sumber Daya Manusianya, khususnya seluruh lapisan tanpa terkecuali, bukan hanya pada level
dalam hal usia serta perbedaan generasi. Pada titik yang pimpinannya saja melainkan juga mencakup seluruh
satu, sebagian pegawai DJPb merupakan generasi baby level pegawai termasuk para pelaksana.
boomers yang kini berusia di atas 50 tahun. Sementara
pada titik satunya lagi, terdapat sejumlah pegawai yang D. Penerapan Budaya Kementerian Keuangan
merupakan generasi Z atau generasi milenial dengan Kementerian keuangan memiliki lima nilai yang
usia kurang dari 30 tahun. Perbedaan rentang usia yang harus dijunjung yaitu Integritas, professional, sinergi,
cukup jauh ini menyebabkan sejumlah perbedaan pelayanan dan kesempurnaan. Selain itu, kementerian
lainnya seperti perbedaan cara berpikir, perbedaan cara keuangan telah menyusun lima budaya yang diharapkan
berkomunikasi, perbedaan bakat, dan lain sebagainya. dilaksanakan disetiap unit kantor untuk mendukung
Perbedaan-perbedaan seperti ini ada kalanya dapat pencapaian tujuan organisasi. Kelima budaya tersebut
menyebabkan timbulnya suatu konflik di dalam adalah budaya Satu Informasi Setiap Hari, budaya Dua
organisasi. Apa yang dianggap pantas atau dianggap Menit Sebelum Jadual, budaya Tiga Salam Setiap Hari,
merupakan hal yang biasa oleh suatu generasi boleh jadi budaya Rencanakan, Kerjakan, Monitor dan
dianggap tidak pantas atau kurang sopan oleh generasi Tindaklanjuti, dan budaya Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
lainnya. Rajin.
Untuk mencapai tujuan organisasi Ditjen
Perbendaharaan, tentunya diperlukan kerja sama dari Satu Informasi Setiap Hari ditujukan untuk
semua pegawai dari seluruh level dan usia, baik dari memotivasi seluruh Pegawai Kementerian Keuangan
pegawai senior (generasi baby boomers) maupun untuk mencari informasi yang berguna dan
pegawai muda (generasi milenial). Setiap orang menyebarkannya atau sharing dengan Pegawai
diharapkan memahami karakteristik tiap generasi dan Kementerian Keuangan lainnya untuk menambah
mampu melakukan adaptasi sehingga aan tercipta pengetahuan bersama. Pada beberapa KPPN, kegiatan
suasana kerja yang nyaman. Di sisi lain, organisasi juga ini bisa dikemas dalam bentuk briefing pagi atau data
tidak hanya mengandalkan generasi mudanya saja, juga dalam bentuk lainnya. Dua Menit Sebelum Jadwal
misalnya, dalam melaksanakan kegiatan organisasi ditujukan untuk melatih, membiasakan serta
tersebut sehari-hari, namun organisasi tersebut harus menumbuhkan kedisiplinan semua Pegawai Kementerian
mampu mengkaryakan seluruh sumber daya yang Keuangan dengan datang di ruang/tempat rapat 2 (dua)
dimilikinya, termasuk para pegawai senior (generasi baby menit sebelum rapat di mulai sesuai jadwal, untuk
boomers) meningkatkan efektifitas & efisiensi rapat. Selain dalam
rapat internal seperti Gugus Kendali mutu atau
C. Membangun Budaya Kerja Efektif pertemuan internal lainnya, budaya ini juga diterapkan
Efektif dapat difenisikan sebagai melakukan saat kegiatan-kegiatan yang melibatkan stakeholder
sesuatu yang benar (doing the right thing). Dengan kata seperti saat sosialisasi, focus group Discussion, dan lain-
lain, efektif adalah bagaimana kita dapat mencapai lain. Dengan demikian, para pegawai juga mencoba
tujuan yang telah ditetapkan. Efektif sangat erat menularkan budaya baik pada lingkungan sekitar.
Budaya selanjutnya
adalah Tiga Salam Setiap
Hari ditujukan untuk
merangsang seluruh
Pegawai di lingkungan
Kementerian Keuangan
terbiasa memberikan
pelayanan prima dan
bersikap sopan serta
santun, dengan cara
memberikan salam sesuai
dengan waktunya(selamat
pagi, siang, dan sore).
Budaya
Kementerian Keuangan
Ilustrasi:
E. S. Budiyanto
kaitannya dengan tujuan organisasi. Dengan demikian,
bekerja efektif berarti bekerja untuk mencapai tujuan Kemudian ada budaya juga yang ditujukan agar
organisasi, yakni tujuan Direktorat Jenderal semua Pegawai Kementerian Keuangan dalam
Perbendaharaan. Membangun budaya kerja yang efektif menjalankan pekerjaan sehari-hari menerapkan etos
dapat diartikan sebagai bagaimana cara kita seluruh kerja dan prinsip manajemen/organisasi yang baik,
17