Page 126 - Buku IPS - Sekolah Penggerak
P. 126
vewÂamimaw ¦aÀ«aw aw¦aem~pah. K~wÎim j«ga daa¦ be«a ¦aÀ«aw
aw¦amav«wg, emepahiaw vaap «~¦e b~pa, hiwgga m~wÎim apiwg
ewi¦if Âamwi m~wÎim bebai SARA. Beagav m~wÎim Âawg ¦ejadi jima
dipiha¦ dai jewi m~wÎim Âawg ada, beawgmap ada a¦« hap Âamwi idew¦i¦a.
Idew¦i¦a vewjadi daa bagi ee~awg «w¦«m vewgima¦maw diiwÂa ada
komunitas atau kelompoknya. Ikatan tersebut memunculkan kedekatan
~awg-~ m idew¦i K j«ga
bag m idew¦i¦a.
P ¦e m idew¦i¦a
dim Àa iwmp«if.
Ikatan-ikatan inilah yang pada akhirnya membuat perbedaan antar
kelompok. Dari identitas melahirkan perasaan dan keinginan untuk
membedakan satu di antara yang lain. Dorongan untuk membedakan diri
dengan orang lain pada gilirannnya akan memicu pemikiran superioritas.
Dorongan semacam ini dapat berupa merasa kelompok sendiri paling
unggul atau paling benar, dan sebagainya, sementara kelompok lain lebih
ewdah a¦a« apah. Pada ¦i¦im iwi e«wgg«hwÂa mep~v~m iwi vewjadi
emmp«if a¦a« vevba¦ai diiwÂa dewgaw mep~v~m paiw.
Emmp«iͦa awga¦ aÀaw vewÂiwgg«wg iham paiw Âawg ¦idam eahav
dengannya. Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antarpihak
daa m Ke idew¦i Iwd~weia
seharusnya dipandang sebagai kekayaan identitas di mana kekayaan
vew mem«a vewa Âawg
lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan bagi setiap kelompok
awam bawga dapav vewgevbawgmaw maam¦e iwmp«ifwÂa.
116 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SMA KELAS X