Page 38 - Perjalanan
P. 38

Perjalanan--  halaman  37



                             lain, yaitu, Tuhan menyertai, memberkati dan memberikan
                             kasih setianya. Jadi ada kasih setia yang dilimpahkan di
                             samping penyertaan-Nya.  Kita dapat menafsirkan bahwa justru
                             di dalam penderitaan yang dalam, Tuhan bukan hanya
                             memberikan Yusuf penyertaan, namun juga Kasih Setia-Nya.
                             Artinya, sebagai seorang pemimpin, Yusuf disiapkan dan
                             diubah dengan cara ditempatkan dalam posisi yang sangat sulit,
                             penuh derita, tanpa kepastian, dan tanpa masa depan, tetapi
                             justru di tempat itu malah Tuhan memberikannya modal yang
                             lebih besar yaitu, mendapat perhatian yang khusus serta
                             kepastian bahwa Allah tetap  mengasihinya melalui anugerah
                             khusus berupa pengalaman itu.

                             Selain di rumah Potifar, di penjara pun, dampak kehadiran
                             Yusuf kentara. Alkitab menjelaskan ada dua orang dari
                             kalangan istana yang dipenjara. Kita tentu sudah tahu cerita
                             tentang juru minuman raja dan juru rotinya yang membuat
                             kesalahan dan dilemparkan oleh Firaun ke penjara. Disana
                             mereka benar-benar menderita seperti Yusuf. Yusuf
                             membangun relasi dengan mereka dan mendapatkan
                             kepercayaan mereka.  Hal ini menarik karena, biasanya kalau
                             orang sudah hidup menderita, sudah bangkrut, jauh dari orang
                             tua dan tidak memiliki masa depan, tentunya tidak ingin
                             memikirkan orang lain. Kalau menjalani hidup pribadi saja
                             sudah susah, buat apa memikirkan hidup orang lain. Namun,
                             tidak demikian dengan Yusuf. Dia memperhatikan juru
                             minuman dan juru roti dan bertanya untuk menunjukkan
                             kepeduliannya: “Mengapa mukamu muram hari ini?” Ayat ini
                             menunjukkan pribadi Yusuf sudah berubah jauh dari Yusuf
                             yang hanya memikirkan dirinya ketika ia berada di dalam zona
                             nyaman. Ia sudah menjadi seorang yang peka pada orang lain
                             dan dapat menunjukkan kepeduliannya.  Cerita Alkitab
                             menunjukkan bagaimana masing-masing kedua orang itu
                             berbagi cerita tentang impian masing-masing kepadanya dan
                             Yusuf menafsirkan dengan pertolongan Tuhan sehingga
                             ternyata apa yang ditafsirkan Yusuf benar terjadi.   Namun,
                             setelah juru roti dihukum mati dan juru minuman kembali ke
                             istana sesuai tafsiran Yusuf, ia tidak diingat oleh juru minuman
                             raja.  (Kej 40:23).
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43