Page 35 - Perjalanan
P. 35

Perjalanan--  halaman  34



                             ada orang yang mengenalnya. Ia berada dalam situasi sendiri
                             dan harus memulai segala sesuatu dari titik nol. Ia harus belajar
                             bahasa yang baru, kebiasaan, cara hidup yang baru pula.  Ia
                             tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus. Ia kehilangan
                             perhatian, kenyamanan, keamanan, perlakuan khusus dan
                             kasih.

                             Dalam tahap awal kehidupan Yusuf di Mesir, Alkitab mencatat
                             dua hal. Hal pertama adalah, walaupun menjadi budak, Yusuf
                             tidak ditinggalkan Tuhan untuk menjalani hidupnya sendiri.
                             Sebaliknya, di dalam pasal 39 ayat 2 dikatakan “tetapi ia
                             menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya
                             karena penyertaan Tuhan.” Jadi, pada tahap yang ketiga ini,
                             Yusuf berprestasi dan diakui kelebihannya tapi, semua
                             keberhasilan ini terjadi karena ia disertai Tuhan, bukan karena
                             semata-mata berdasarkan kekuatan dirinya sendiri.


                             Hal kedua adalah, lebih daripada adanya penyertaan Tuhan
                             tersebut, bukan saja ia berhasil namun, tuannya pun melihat,
                             bahwa Yusuf berhasil karena disertai Tuhan. Jelaslah Yusuf
                             mendapatkan anugerah yang unik. Dampaknya adlaah maka ia
                             mendapat kasih tuannya, diberikan kuasa yang besar dan lain-
                             lain.

                             Babak keempat adalah babak yang lebih menarik dari cerita
                             Yusuf. Kini sebagai seorang yang masih muda, ia sudah menjadi
                             seorang yang begitu hebat, dikenal, bahkan seluruh milik
                             atasannya dipercayakan padanya.  Jadi majikannya tidak usah
                             dibebani urusan manajemen istananya, dan tak perlu
                             memikirkan apa-apa.  Namun, tetap ia sendiri dan jauh dari
                             saudara-saudaranya. Tentu sulit bagi Yusuf. Kesepian jadi
                             temannya.

                             Di tengah kesendirian, keberhasilan, hidup jauh dari orang tua,
                             dan tidak memiliki kejelasan kapan bisa berjumpa dengan
                             keluarganya lagi, tercatat dalam ayat 7 dari pasal 39 bahwa
                             “setelah beberapa waktu, istri tuannya memandang Yusuf
                             dengan berahi, lalu katanya: “Marilah tidur dengan aku.”
                             Bayangkan saja, seorang muda yang sendiri, tuannya yang tidak
                             pernah ada di rumah dan setiap hari berjumpa dengan istri
                             majikannya yang sering mengajak ngobrol, menemani,
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40