Page 39 - Perjalanan
P. 39
Perjalanan-- halaman 38
Berapa tahunkah Yusuf hidup di penjara? Dua tahun? Pasti
lebih. Mungkin 4 tahun, mungkin 5 tahun. Kehidupan di
penjara yang lama dapat membentuk orang menjadi sinis,
pahit, masa bodoh, atau menjadi kriminal yang lebih hebat.
Tapi, Tuhan tidak melupakan Yusuf. Kini, giliran Firaun yang
bermimpi dan tidak ada yang mampu menafsirkan dengan
memuaskan. Mimpi itu membuat hatinya gelisah.
Menurut Kejadian 41 ayat 8 dalam kejengkelan Firaun karena
mimpinya tidak ditafsirkan dengan tepat, sesuatu terjadi.
Lalu berkatalah kepala juru minuman kepada Firaun: "Hari ini
aku merasa perlu menyebutkan kesalahanku yang dahulu.
Waktu itu tuanku Firaun murka kepada pegawai-pegawainya,
dan menahan aku dalam rumah pengawal istana, beserta
dengan kepala juru roti. Pada satu malam juga kami bermimpi,
aku dan kepala juru roti itu; masing-masing mempunyai mimpi
dengan artinya sendiri. Bersama-sama dengan kami ada di sana
seorang muda Ibrani, hamba kepala pengawal istana itu; kami
menceritakan mimpi kami kepadanya, lalu diartikannya kepada
kami mimpi kami masing-masing. Dan seperti yang
diartikannya itu kepada kami, demikianlah pula terjadi: aku
dikembalikan ke dalam pangkatku, dan kepala juru roti itu
digantung."
Mendengar kata-kata itu, Firaun meminta Yusuf dipanggil. Ia
datang dan bercukur karena wajahnya tidak terpelihara. Di
istana Firaun menyampaikan, “Aku dengar kamu tahu
menafsirkan mimpi.”Kini Yusuf mendapatkan kesempatan yang
langka untuk bebas dari penjara dan kelebihannya dikenali. Ia
dapat juga membahas ketidak-adilan yang dialaminya dan
mengubah keadaan. Apalagi reputasi baiknya sudah di dengar
Firaun.
Namun, dalam ayat 16 pasal 41, tercatat bahwa hal yang Yusuf
utamakan adalah hal lain. Ia katakan“Bukan sekali-kali aku,
melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan
kepada tuanku, Firaun.”Kesempatan itu dipergunakan Yusuf
untuk menunjukkan bahwa Allah adalah sumber segalanya dan
sumber kemampuannya. Inilah bukti Yusuf sangat intim