Page 101 - PANJUL DAN SAMIN
P. 101

“Aku juga punya, Njul,” kata Yudi menyambung.
                  “Baiklah,  kalian  yang  punya  ban  bekas  di  rumah,

            tolong  diambil.  Kita  ketemu  di  lapangan  bola.  Kita
            bermain  ban  bekas  di  sana.  Nanti  saya  ajari  caranya
            bermain ban bekas,” kata Panjul dengan wajah gembira.
                  “Terus,  bagaimana  yang  gak  punya  ban  bekas

            Njul,” tanya Sumari dan Jumari.
                  “Tenang,  kalian  juga  bisa  bermain.  Nanti  kalian
            bergantian  dengan  ban  bekasku,  atau  ban  bekasnya
            Samin.”

                  “Oh, gitu ya, Njul. Oke, siap Njul.”
                  Akhirnya  mereka  yang  memiliki  ban  bekas  di
            rumah bergegas pulang untuk mengambilnya. Sedangkan
            yang  tidak  mempunyai  ban  bekas  langsung  bersama
            Panjul  menuju  lapangan  bola.  Mereka  sudah  janjian

            akan  berkumpul  di  lapangan  bola  untuk  bersama-sama
            bermain ban bekas di sore hari itu.
                  Setelah mereka semua berkumpul di lapangan bola,

            Panjul mempraktikkan cara bermain ban bekas di depan
            teman-temannya.       Mula-mula     ia   memegang       ban
            bekasnya  lalu  meletakkan  di  jalan  lapangan,  kemudian
            tangan  kanannya  memegang  kayu  alat  pemukul  sambil
            berdiri.  Kemudian  Panjul  menggelindingkan  ban  bekas

            tersebut, memukul-mukulkannya kearah ban.
                  Ban  menggelinding  dengan  cepat,  diikuti  oleh
            Panjul sambil berlari-lari agar ban tetap dalam kendali.

            Berputar-putar  sambil  berlarian,  di  pukul  lagi  dengan


            90
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106