Page 98 - PANJUL DAN SAMIN
P. 98

“Mau  buat  mainan  bersama  teman-teman,  Mak.
              Dan  Panjul  akan  ke  rumah  Samin,  Mak.  Boleh,  kan?”

              pinta Panjul kepada Emaknya.
                    “Boleh, Le... tapi kan hari masih siang. Kamu pun
              baru  pulang  sekolah.  Apakah  tidak  nanti  sore  saja,
              sekalian  kamu  minta  ijin  bapakmu.  Sebentar  lagi  kan

              bapakmu pulang,” saran Emaknya.
                    “Tapi Panjul sudah janjian dengan Samin lo, Mak?”
              rengek  Panjul  kepada  Emaknya  dengan  harapan
              memperbolehkannya langsung bermain ke rumah Samin.

                    “Baiklah  kalau  begitu,  boleh  kamu  main  tapi
              pulangnya jangan sore-sore ya, Le! Nanti kalau bapakmu
              pulang biar Emak yang membeitahu.”
                    “Asyikk… terima kasih, Mak!” teriak Panjul sambil
              menyalami Emaknya dan mencium kening Emaknya.

                    Lalu  dengan  membawa  ban  bekas  motor
              Bapaknya, Panjul menuju rumah Samin teman akrabnya.
              Rumahnya  juga  tidak  begitu  jauh,  sehingga  Panjul

              berjalan  dengan  menggelindingkan  ban  bekas  sambil
              berlari-lari kecil.
                    Sesampai  di  depan  rumah  Samin,  Panjul  berhenti.
              Memegang ban bekas agar tidak menggelinding kemana-
              mana.  Rumah  Samin  pintunya  tertutup.  Kemana  ya

              Samin,  kok  pintu  di  tutup?  Tanya  Panjul  dalam  hati.
              Lebih baik kupanggil saja dia.
                    “Min… Min… apakah kamu ada di rumah?” teriak

              Panjul  sambil  tangannya  mengetuk  pintu.  Lama  sekali


                                                                       87
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103