Page 93 - PANJUL DAN SAMIN
P. 93

memungut  lima  kelereng  kemenangannya  tersebut.
            Supriyono terdiam,  mengepalkan tangannya geram.

                  Tinggal  tujuh  kelereng  yang  tersisa  di  lingkaran.
            Supriyono  lalu  mencentang  kelerengnya  dari  jarak  20
            jengkal.  Kelereng  Supriyono  hanya  menyentuh  satu
            kelereng.  Kelereng  itu  hanya  bergeser  dan  tidak  keluar

            lingkaran.  Supriyono semakin  geram. Yudi  mencentang
            kelereng  dari  arah  10  jengkal.  Benturan  kelereng  Yudi
            berhasil  mengeluarkan  empat  kelereng.  Yudi  lalu
            mencentang  kembali  kelerengnya  ke  belakang  kelereng

            Panjul.
                  Sementara  Samin  dengan  hati-hati  mencentang
            kelerengnya. Dia ingin  mengeluarkan sisa kelereng  yang
            berada  dalam  lingkaran.  Sayang  centangannya  terlalu
            lemah.  Kelereng Samin masuk kedalam lingkaran.

                  “Pot…”  teriak  Panjul.  Samin  lalu  mengambil
            kelerengnya dan kalah.
                  Panjul  sekarang  mendapat  giliran.  Jarak  lima

            jengkal  dari  lingkaran  menguntungkan  Panjul.  Dia
            mencentang  kelerengnya  tepat  ketengah  kumpulan
            kelereng  yang  ada  di  lingkaran.  Setelah  mengeluarkan
            semua kelereng dari lingkaran, si biru terpental ke dekat
            kelereng Supriyono.

                  Rupanya  Panjul  sudah  memperhitungkan  kejadian
            itu.  Sekarang  kelereng  Panjul  berjarak  dua  jengkal  dari
            kelereng Supriyono yang berada di sebuah sudut dekat

            bebatuan.  Dengan  enteng,  Panjul  melakukan  stand.


            82
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98