Page 89 - PANJUL DAN SAMIN
P. 89
air, ada yang berenang, ada pula yang bermain air
sambil tertawa.
Sungguh mereka anak-anak yang periang, tanpa
beban dan menghabiskan waktu liburan bersama teman-
temannya. Pada saat ada melon kuning mengambang
melintas di sungai, mereka berteriak-teriak.
“Awas melon kuning!! Awas melon kuning!” teriak
Kitun.
Semua anak menghindar dari melon kuning yang
melintas di depan mereka sambil cekikikan. Maklum,
sungai juga tempat orang untuk buang hajat. Walau
begitu mereka tetap tidak beranjak dari sungai dan tetap
bermain. Bagi mereka pemandangan melon kuning di
sungai sudah bukan hal yang asing lagi, sudah terbiasa.
Samin sudah mempersiapkan kedebog pisang yang
akan digunakan sebagai pelampung berenang di sungai.
Ditarik bersama-sama dari atas sungai, kemudian dinaiki
bersama juga. Terkadang karena kurang seimbang
kedebog yang mereka naiki terbalik sehingga mereka
harus tenggelam. Anak-nak itu juga sering membawa
ketela atau ubi dan semacamnya untuk cemilan dibakar
di sungai, setelah puas bermain di sungai.***
78