Page 86 - PANJUL DAN SAMIN
P. 86
merunduk sambil berlari, menyergap dengan cepat
kearah Jumari. Jumari kaget, dan senapannya lepas dari
tangannya.
“Angkat tangan!!”gertak Samin dengan garang.
Tanpa diduga kedatangan Samin ke arahnya,
Jumari panik dan kaget, akhirnya mengangkat tangan
sebagai tanda kekalahan.
“Ampunnn... ampun, Pak Samin?” suara Jumari
sambil tertawa terkekeh-kekeh.
“Jangan tertawa!!! Kamu sudah saya concong
dengan senjata, berani macam-macam, kutembak kau!”
kata Samin dengan wajah serius.
Akhirnya tim Jumari dan kawan-kawannya kalah
dalam permainan. Mereka saling tertawa bersama-sama,
melihat aksi yang telah mereka mainkan.
Senapan pelepah pisang yang telah mereka buat
menjadikan hari itu sebagai hari yang menyenangkan
bersama. Kecerian bocah-bocah kecil yang setiap hari
selalu bermain bersama, bersendau gurau bersama dan
menjalin persahabatan yang erat sesama teman.
Persahabatan di antara mereka seakan tidak memandang
dari keluarga yang kaya atau miskin. Dunia mereka
sungguh sangat menyenangkan.
Menjelang adzan Ashar dari masjid berkumandang,
mereka menyudahi permainan dan bergegas pulang ke
rumah masing-masing.***
75