Page 88 - PANJUL DAN SAMIN
P. 88
Umi, Kitun, Aske dan Warsi akan bersama-sama bermain
di sungai depan rumah Panjul. Memang rumah Panjul
jaraknya tidak begitu jauh dari sungai.
Dari depan rumah Panjul ada jalan gang setapak
menuju sungai, jalan itu melewati beberapa tritis rumah
tetangga. Setelah sampai di kebun pekarangan belakang
rumah Mbah Karmun, di samping pohon bambu, ada
jalan tidak begitu lebar menurun menuju sungai. Setelah
melalui jalan menurun, sampailah ke sungai.
Air sungai sangat jernih dan tidak begitu deras.
Sungai itu biasa digunakan warga desa di sekitar rumah
Panjul untuk, mencuci beras, mencuci pakaian dan juga
untuk mandi. Waktu itu memang di desa belum ada
yang namanya air di rumah masing-masing, bahkan
jarang sekali rumah warga yang menpunyai kamar
mandi atau toilet sendiri di rumah, sehingga semua
warga desa menggantungkan kebutuhan air dari sungai
depan rumahnya. Para ibu-ibu di desa dan anak-anak
sudah terbiasa mandi di sungai.
Penduduk desa menamakan sungai itu kali Rungbo.
Karena sungai atau kali itu sering digunakan untuk
memandikan kerbau, sapi atau kambing.
Panjul, Samin dan beberapa teman perempuan
siang itu sudah berada di sungai. Mereka dengan sukaria
mandi bersama, tanpa ada rasa malu antara yang laki-
laki dan perempuan. Ada yang gendong-gendongan di
77