Page 144 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 144

Rekomendasi                                                                                                                                                                                                    Rekomendasi




          8.1.  TEORI PERUBAHAN (THEORY OF                                                                                         dari strategi pencegahan Active Defense-nya. Maka sudah menjadi kepentingan bagi rakyat

                     CHANGE)                                                                                                       Indonesia apabila BNN mampu mengambil kepemimpinan di ASEAN, pula secara informal
                                                                                                                                   dan kultural, dalam menghadang, jika bukan memberantas, peredaran gelap narkotika di
                                                                                                                                   Asia Tenggara.
               Sebelum  memaparkan  rekomendasi-rekomendasi,  perlu  disampaikan  bahwa                                                  Strategi besar yang kami usulkan untuk ini adalah melalui konsep ‘kepemimpinan

          semangat penelitian  ini  adalah  untuk  mengawal  kebijakan  narkotika  yang  memiliki                                  dengan ide’ (leadership with ideas), dan lebih khususnya dengan apa yang dalam lingkungan
          landasan  pembuktian  ilmiah  dan  topangan  saintifik  terkini,  atau  yang  kerap  disebut                             akademik juga dikenal  dengan  pembangunan rezim  (regime-building).  Diplomasi yang

          sebagai kebijakan berbasis pembuktian (evidence-based policy, EBP). Salah satu prasyarat                                 perlu dilakukan Indonesia adalah diplomasi yang berorientasi pada pengembangan norma
          dari suatu kebijakan yang berlandaskan prinsip EBP adalah dengan mengemukakan apa                                        dan konsensus bersama, atau yang disebut ‘rezim’—dan bukan aturan baku mengikat,
          yang disebut teori perubahan (theory of change). Sebuah teori perubahan pada dasarnya                                    maupun perjanjian formal yang punya  kekuatan menghukum  (dalam artian memberi

          adalah suatu: “planned route to outcomes: it describes the logic, principles and assumptions                             sanksi diplomatik). Sekali lagi konteks ASEAN Way dan nilai-nilai Asia perlu menjadi suluh
          that connect what an intervention, service or programme does, and why and how it does it, with                           diplomatik  Indonesia.  Kepemimpinan  dengan  ide  ini  menjawab  kebutuhan  Indonesia
          its intended results.” 177  Teori perubahan merupakan gagasan yang melandasi mengapa                                     untuk mengorkestrasikan kerjasama di tingkat regional, sembari secara lincah menjawab

          suatu  kebijakan/rekomendasi  dilakukan/diusulkan,  sekaligus  argumen  mengapa                                          tantangan diplomasi BRI dari Tiongkok dan juga tanpa mengkompromikan keselarasan
          intervensi kebijakan demikian akan dapat menuai hasil positif.  Berikut ini beberapa teori                               multilateral—seberapapun formalitasnya itu—di forum ASEAN.  Di atas semua itu, strategi
          perubahan yang kami rumuskan dengan  memetik pelajaran dari analisis dan temuan                                          ini amat relevan dalam kaitannya dengan prinsip Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia:

          dari penelitian, dan pada gilirannya kami pakai sebagai landasan dalam mengembangkan                                     bebas dalam menjalin kerjasama internasional; aktif dalam berkontribusi penyelesaian
          rekomendasi-rekomendasi,  baik  yang  strategis  (jangka  panjang/menengah)  maupun                                      masalah internasional; namun tetap dalam koridor pencapaian kepentingan nasional.

          maupun yang praktis (jangka pendek).
                                                                                                                                         Dengan ‘diplomasi berorientasi pembangunan rezim anti-narkotika’ (diplomasi

          8.1.1. Regime-Building Diplomacy: Leadership                                                                             anti-narkotika), Indonesia dapat, misalnya, menyumbangkan ide dan gagasan pencegahan
                                                                                                                                   dan  pembangunan  alternatif, menginisiasi  kultur  berbagi  informasi intelijen  demi
                       with Ideas                                                                                                  pemberantasan yang terpadu, mengembangkan sistem interdiksi dan intersepsi kolektif

                                                                                                                                   di kalangan sesama penegak hukum, bahkan juga bisa dilakukan dengan mengusulkan

               Indonesia, dengan BNN sebagai lead, perlu untuk mengambil peran dominan dan                                         sebuah  norma yang  dapat  dijadikan  pegangan  dan  acuan  bersama dalam melindungi

          kepemimpinan untuk menangani isu narkotika dengan cara menjadi alternatif dari ASEAN.                                    warga ASEAN  dari ancaman narkotika. Keberhasilan  Indonesia  dalam mendifusikan/
                                                                                                                                                                                                                                    178
          Analisis lingkungan strategis di atas menghantarkan kita pada simpulan bahwa ASEAN                                       menyebarkan ide dan gagasan ini dengan cara menginisiasi dan memberikan contoh,
          memiliki keterbatasan akut saat berhubungan dengan Tiongkok—dan karena persoalan                                         akan  dengan  sendirinya  mengonsolidasikan  sebuah  norma  anti-narkotika  di  kawasan

          narkotika ini juga erat kaitannya dengan kepentingan nasional Tiongkok (khususnya BRI                                    dengan Indonesia sebagai pemimpin yang dalam bahasa Ki Hajar Dewantara, “ing ngarso
          di kawasan), maka demikianlah keterbatasan ASEAN berlaku. Demikian halnya dengan                                         sung tulodo, ing madyo mbangun karso.” Namun satu prasyarat sukses strategi ini: Indonesia
          gaya diplomasi cara Asia yang cenderung menggunakan jalur-jalur informal dan kultural,                                   harus membuktikan—dan memperdengarkan pada negara lain di kawasan—bahwa ide

          institusionalisasi ala ASEAN juga semakin terbatas signifikansinya. Dilemanya, tanpa gerak                               dan gagasan ini memang benar-benar bekerja, bahwa Indonesia memang walk the talk.
          koordinatif terpadu dari negara-negara ASEAN, sulit bagi kawasan untuk memproteksi                                       Poin-poin  berikutnya  akan  mengusulkan  beberapa  strategi  yang  dapat  dilakukan  BNN
          warganya dari ancaman narkotika. Artinya, sulit pula bagi BNN untuk memetik sukses                                       untuk mencapai kepemimpinan tersebut, sepaket dengan prasyaratnya.


                                                                                                                                      178   Martha Finnemore dan Kathryn Sikkink, “International Norm Dynamics and Political Change,” International Organization 52, no. 4
                                                                                                                                   (1998): 887–917; Laura Allison-Reumann, “The Norm-Diffusion Capacity of ASEAN: Evidence and Challenges,” Pacific Focus 32, no. 1 (2017):
            177   Ghate, “Developing theories of change for social programmes: co-producing evidence-supported quality improvement.”  5–29.


            130     Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   131
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149