Page 20 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 20

Ringkasan Eksekutif                                                                                                       Ringkasan Eksekutif



         kinerja internal BNN sendiri sebagai lembaga. Selain ini, indeks-indeks yang dirilis BNN                                  menentukan strategi intervensi yang tepat. Demikian halnya di bidang rehabilitasi. Di sisi

         juga hanya mengukur di sisi masyarakatnya saja (prevalensi, ketahanan, dst.). Diperlukan                                  BNN, secara umum, performa penelitian BNN masih lebih baik ketimbang yang dihasilkan
         indeks tersendiri yang mampu mengukur dan mengonfirmasi pengaruh dan kontribusi                                           akademisi di Indonesia secara umum. Demikian pula secara volume yang dalam beberapa
         BNN secara capaian hasil (outcome), dan bukan luaran kinerja birokratis (output), terhadap                                tahun belakangan meningkat secara kuantitas dan juga kualitas. Namun demikian, BNN

         indikator tertanggulanginya permasalahan narkotika yang objektif.                                                         punya  pekerjaan  rumah  di  soal  spesialisasi  para  penelitinya,  dan  juga  proses-proses
               Problem kedua adalah soal modal manusia (human capital). Untuk ini, sebenarnya                                      birokrasi yang cenderung kontraproduktif bagi tidak hanya efisiensi, melainkan juga bagi

         tidak hanya di BNN, tetapi juga di lembaga-lembaga stakeholder P4GN yang lain. Dari studi                                 kondisi yang memungkinkan lahirnya kajian yang inovatif dan berkebaruan.
         lapangan ditemukan banyak keluhan akan pasokan sumber daya manusia yang berkualitas                                             Di  luar  BNN,  secara kelembagaan  didapati  bahwa  mindset  dan  komitmen  untuk

         dan memiliki kualifikasi/otorisasi, terutama di bidang penanganan adiksi. Ini dikeluhkan                                  menyukseskan  P4GN  masih  minim.  Penelitian  ini  melihat  defisit  mindset P4GN  di  tiga
         tidak hanya dari BNNK, melainkan juga dari lapas, dinas sosial, dan juga lembaga rehab                                    ranah. Pertama, di ranah penegakan hukum itu sendiri. Masih terdapat ketidaksinkronan,
         swasta. Khusus untuk yang terakhir, pendekatan lebih banyak menggunakan pendekatan                                        bahkan di kalangan internal mereka sendiri masing-masing, soal semangat “dekriminalisasi

         kekeluargaan, pertemanan, dan motivasional dengan memanfaatkan mantan pengguna                                            terbatas”  dari  UU  Narkotika.  Terlihat  dari  relatif  maraknya  pendekatan  yang  pidana-
         yang sudah bertobat, ketimbang pendekatan yang profesional dan berbasis riset. Keluhan                                    sentris  dalam  proses  penegakan  hukum  dan  juga  asesmen  (di  TAT),  ketimbang  yang
         lainnya adalah kekurangan modal manusia di bidang komunikasi/PR, tata-kelola proyek,                                      rehabilitasi-sentris.  Mindset  pencegahan  masih  belum  menjadi  arus-utama  dalam

         pengembangan  program, dan  juga  soal pengetahuan  teknis  (medis  dan  kimiawi)  soal                                   paradigma penegakan hukum di kalangan aparatur. Bahkan, penelitian ini menilai bahwa
         narkotika jenis baru (NPS). Lainnya, terkait strategi internasional. Terlepas dari optimisme                              BNN sendiri secara serba salah terjebak dalam pusaran kontestasi dan ego sektoral di
         dan  visioner  dari  para  pimpinan  puncak  BNN,  penelitian  ini  mendapat  kesan  ketidak-                             kalangan elemen aparatur penegak hukum di Indonesia, dan bahkan di salah satunya

         siapan,  bahkan  inkonfidensi  di  kalangan  staf  di  pusat,  dan  terutama  di  daerah.  BNN                            (Kepolisian). Kesan ini berlaku tidak hanya di pusat, melainkan juga di daerah. Sukses
         perlu mulai serius mengembangkan secara merata, tidak hanya SDM yang berkualitas,                                         tidaknya kinerja BNN akan ditentukan dari sukses tidaknya BNN menangani persoalan ini.

         melainkan juga yang terspesialisasi dan yang mampu bersaing secara internasional.                                               Kedua,  defisit  mindset  ini  kerap terjadi di  kementerian, lembaga, dan  perangkat
               Problem  ketiga  adalah  belum  terkonfirmasinya  perubahan-perubahan  pada                                         daerah (K/L/D). Yang paling sering ditemukan dalam beberapa kesempatan adalah rasa

         pola pendekatan BNN kepada masyarakat sejak direkomendasikan beberapa kali oleh                                           kepemilikan  P4GN  masih  jarang  dimiliki,  sekalipun  bahkan  sudah  dua  kali  Inpres  RAN
         penelitian-penelitian yang sudah dilakukan BNN sendiri, setidaknya sejak 2016. Secara                                     P4GN  dikeluarkan.  Bahkan, beberapa masih saja (salah) menganggap  bahwa  program

         umum, pendekatan masih dilakukan lewat jalur-jalur seremonial yang sekali tembak (one-                                    P4GN itu hanyalah milik BNN saja. Persoalan ini di banyak kesempatan berimplikasi pada
         off) alias insidentil, masih dianggap kurang menarik kemasannya, dan yang terpenting,                                     rendahnya  insiatif  untuk  menyelenggarakan, atau bahkan  mengalokasikan anggaran
         hasilnya tidak dilihat menguntungkan/efektif dibandingkan upaya dan biaya yang harus                                      untuk program-program P4GN. Kesan ini amat kuat di dapat penelitian ini, sampai-sampai

         dikeluarkan oleh daerah. Bahkan, bagi kalangan anak muda remaja dari kelas menengah                                       tim peneliti bersepakat bahwa mayoritas FGD yang telah dilakukan bersama K/L/D terkait
         atas perkotaan, pendekatan-pendekatan ini dianggap kolot dan menggurui, ketimbang                                         adalah pemborosan biaya, waktu, dan energi (dan emosi).
         persuasif dan suportif. Di atas semua ini, lagi-lagi belum ada standar ukuran yang bisa                                         Terakhir,  di  masyarakat.  Upaya  BNN  untuk  mengarusutamakan  langkah-langkah

         dipakai  untuk  menakar  keberhasilan  (atau  kegagalan)  pendekatan-pendekatan  ini  dari                                pencegahan dengan melibatkan masyarakat harus berhadapan dengan animo masyarakat
         segi capaian hasil (outcome).                                                                                             yang justru lebih senang dengan sisi heroik dari pemberantasan narkotika: pengejaran,

               Keempat, di tengah minimnya kapasitas pengawalan dunia akademik akan kebijakan                                      penangkapan, tembak-menembak, dst. Temuan dari analisis media massa dan keluhan/
         yang berbasis pembuktian dan saintif, ada kebutuhan strategis bagi BNN untuk meng-                                        testimoni dari petugas/pejabat terkait, baik dari BNN maupun Kepolisian, mengonfirmasi

         upscale  penelitian-penelitian  yang  dilakukan  atau  diinisiasinya.  Di  daerah,  banyak                                ini. Dari penelitian ini, didapat bahwa persepsi dan resepsi masyarakat yang demikian ini
         didapati kebutuhan untuk memahami dinamika perubahan sosial kemasyarakatan demi                                           berdampak pada kecenderungan-kecenderungan di kalangan petugas/penegak hukum





             6      Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   7
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25