Page 24 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 24

Ringkasan Eksekutif                                                                                                       Ringkasan Eksekutif



         program dan kebijakan menuju zero prevalence ini. Kami mengusulkan penyusunan Indeks                                      melalui mekanisme penandaan anggaran (budget tagging). Bonusnya, sebagai inisiator bond

         Pertahanan Aktif (IPA) untuk mengukur capaian (outcome) pasca-intervensi dari program/                                    narkotika pertama di dunia, kepemimpinan Indonesia di kawasan bisa semakin diperkokoh.
         kebijakan, sementara Indeks P4GN yang tengah disusun untuk mengukur ketercapaian                                                Pada  prinsipnya,  tujuan  dari  diplomasi  anti-narkotika  BNN  adalah  pertama-tama
         luaran kinerja program dan kebijakan.                                                                                     mengikat trust dan persahabatan, untuk kemudian masuk secara proaktif dengan mengajak

               Dua teori perubahan  yang  lain  adalah saling berhubungan.  Pertama,  penelitian                                   keterlibatan negara-negara dalam ide-ide dan program pencegahan P4GN yang di-upscale
         merekomendasikan untuk  mulai  menempatkan ‘adiksi’  sebagai  landasan  intervensi                                        di tingkatan kawasan. Capaian strategis dari upaya ini adalah men-secure kepemimpinan

         ke masyarakat.  Adiksi  harus dilihat sebagai biang yang membuat seluruh persoalan                                        Indonesia secara informal di kawasan. Dengan kepemimpinan sebagai modalitas, Indonesia
         kenarkotikaan ini  ada, khususnya  bisnis  ilegal atasnya. Pengedepanan  adiksi dalam                                     bisa mengondisikan mood diplomasi di kawasan secara seirama dalam berhadapan dengan

         kerangka  ketahanan  dan  pertahanan  aktif  akan  membantu  BNN  untuk  merumuskan                                       Tiongkok, dan kemudian negara-negara lain seperti Australia dan Selandia Baru. Untuk itu,
         intervensi  yang  tepat sasaran, karena mempertimbangkan bagaimana adiksi  bekerja                                        kami mengusulkan BNN untuk memiliki prioritisasi dan kustomisasi pendekatan internasional
         dan berdampak. Sejalan dengan ini, kedua, penelitian juga merekomendasi peningkatan                                       dalam bentuk Lingkar Konsentrik Diplomasi Anti-Narkotika. Lingkar konsentrik yang diusulkan

         upaya dan perhatian lebih pada desain dan perumusan kebijakan yang mengedepankan                                          adalah didasarkan pada kedekatan geografis dan juga kultural, dari konstituensi keamanan
         pembuktian  dan  yang  ditopang  oleh  temuan-temuan  saintifik  terkini,  yaitu  kebijakan                               di kawasan, dan juga dari perbedaan keterpaparan dampak bisnis gelap narkotika.
         yang  evidence-based  dan  science-backed.  Peningkatan  perhatian ini bisa dilakukan                                           Lingkar konsentrik pertama adalah Malaysia dan Singapura yang berbatasan langsung

         dengan  mengeluarkan  aturan  dan  mengalokasikan  anggaran  khusus  dalam rangka                                         dengan Indonesia. Kerjasama pencegahan, intelijen, dan rehabilitasi direkomendasikan di
         mengembangkan kajian saintifik dan akademik sebagai background study untuk semua                                          lingkar ini, khususnya dalam membangun basis data prevalensi di kawasan untuk menjadi
         kebijakan yang diambil di setiap unit kerja di BNN.                                                                       ukuran keberhasilan bersama. Kemudian lingkar konsentrik kedua adalah Myanmar, Laos,

                                                                                                                                   dan Thailand yang merupakan negara Segitiga Emas. Kerjasama disarankan untuk fokus
         Rekomendasi Strategis                                                                                                     pada pembangunan alternatif dan perbaikan livelihood. Ketiga, Tiongkok. Terhadap Tiongkok,

                                                                                                                                   Indonesia mesti berhasil dalam mengonsolidasikan sikap diplomatis yang sama di kalangan

               Dengan  berlandaskan  pada  teori-teori  perubahan  di  atas,  dan  dengan  mengacu                                 pemimpin  Asia  Tenggara.  Capaian  lain  yang  bisa  dipancang  adalah  keberhasilan  dalam

         pada formulasi Strategi Pertahanan Aktif untuk Cegah-Edar (SPACE), berikut disampaikan                                    penempatan pejabat penghubung (liaison) atau bahkan diplomat-intelijen untuk tinggal dan
         rekomendasi  makro-strategis.  Pertama,  dalam  rangka  meningkatkan  di  satu  sisi  sense  of                           beroperasi di Tiongkok. Akan lebih strategis lagi apabila pejabat/diplomat tersebut mewakili
         urgency, keseriusan, dan komitmen kinerja seluruh K/L/D terkait P4GN, dan di sisi lain untuk                              negara-negara  ASEAN,  yang  notabene  semakin  memperkokoh  kepemimpinan  Indonesia.

         mengatasi kendala pembiayaan yang teramat besar, maka penelitian ini merekomendasikan                                     Lingkar terakhir adalah Australia dan Selandia Baru sebagai negara yang mana nilai ekonomis
         upaya eksternalisasi pengawasan dan pembiayaan secara internasional. Dua hal yang bisa                                    narkotika adalah di antara yang tertinggi. Kerjasama di sini dilakukan utamanya dalam
         dilakukan terkait ini, yaitu melakukan regionalisasi (internasionalisasi di kawasan) retorika,                            rangka  pendanaan  program,  sharing  intelijen  dan  pengalaman  di  kalangan  pencegahan

         kebijakan, dan program kerja P4GN di kawasan Asia Tenggara, dan melakukan kapitalisasi                                    internasional, dan pada akhirnya mendukung Indonesia (dan ASEAN) dalam berhadapan
         program kerja P4GN dalam bentuk obligasi narkotika (narcotics bond). Yang pertama adalah                                  dengan Tiongkok (khususnya karena Australia sudah terlebih dahulu memiliki kedekatan
         dengan menghadirkan sorotan internasional untuk kinerja-kinerja P4GN di dalam negeri, dan                                 mendalam dengan Tiongkok dalam hal pemberantasan sindikat narkotika).

         dengan demikian berpotensi memberikan apresiasi internasional, melalui fora multilateral                                        Untuk mengawal rekomendasi di atas—regionalisasi/kapitalisasi dan diplomasi
         maupun kerjasama bilateral. Yang kedua adalah dengan menerbitkan Surat Berharga                                           anti-narkotika  di  kawasan,  dan  dalam  rangka  “mengisi”  ruang  kebijakan  yang  disediakan

         Negara, atau bond. Dengan bond, para investor di seluruh dunia bisa berkontribusi secara                                  keduanya, maka rekomendasi-rekomendasi strategis berikutnya adalah soal ide-ide yang
         finansial untuk menanggulangi persoalan narkotika di kawasan, dan akhirnya di Indonesia                                   bisa dibawa dan ditawarkan ke kawasan dan yang juga bisa dikapitalisasikan dalam bentuk
         juga. Investor juga melakukan pengawasan—dan ini salah satu esensi rekomendasi ini—                                       narcotics bond.





            10      Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)                                                                               Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   11
                                                                                                                                                                                  Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
                    Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29