Page 64 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 64
Alat musik
pengiring
Santiswaran
semuanya
instrumen
tabuh.
Sumber: Ilustrasi
berdasarkan
Indonesia Heritage,
Seni Pertunjukan.
2002.
Bentuk seni musik hasil dari adaptasi Islam dan
kebudayaan Jawa juga terekspresi melalui seni
santiswaran (lagu puji- pujian), yang merupakan
paduan antara hadrah dan karawitan Jawa sehingga
menghasilkan musik yang indah.
Santiswaran diartikan sebagai hasil budaya
Jawa yang diilhami oleh Islam. Susunan nada
santiswaran mengikuti tangga nada gamelan
slendro. Syair-syairnya memuat ajaran Islam dan
keterangan tentang budaya Jawa, termasuk contoh
susastra. Santiswaran dikembangkan oleh para
seniman Keraton Surakarta, Jawa Tengah, pada
Pergelaran santiswaran masa kekuasaan Pakubuwana IV (1788-1820) dan
diiringi oleh kendang, Pakubuwana V (1820-1823).
terbang, kemanak, dan
pesinden. Ansambel musik Santiswaran diiringi oleh tiga pasang rebana besar,
utamanya Jawa, kecuali sedang, dan kecil, sepasang kemanak (bilah berongga
terbang diselaraskan pada yang diketuk dengan pemukul yang diberi bantalan);
tangga nada Jawa slendro, dan sebuah kendang ciblon (kendang berukuran
BUKU 1 Islam, Tradisi, Khazanah Budaya
tetapi syair lagunya barisi sedang).
ajaran dan doa-doa Islam dan
juga tema-tema Jawa.
Sumber: Ilustrasi berdasarkan
Indonesia Heritage, Seni
Pertunjukan. 2002.
51