Page 65 - Grafis Islam 01-Islam, Tradisi dan Khazanah Budaya
P. 65
SENI PERTUNJUKAN
RAMPAK
REBANA
Musik rebana diyakini pada mulanya digunakan untuk
menyebarkan agama Islam dan masih berlangsung
hingga sekarang. Di seluruh penjuru negeri terdapat
rampak rebana dalam jumlah sedikit ataupun
banyak, dimainkan pada perkawinan dan khitanan
Islam, baik dalam bentuk keliling dan arak-arakan
yang mendahului upacara maupun sebagai hiburan
sesudahnya, juga pada pertemuan peribadatan.
Jumlah rebana berisi satu dalam sebuah rampak
berkisar dua atau tiga sampai dengan 20 atau 30,
bahkan bisa lebih, untuk acara yang luar biasa.
Biasanya, beberapa rebana lebih besar dari lainnya
sehingga berpola nada lebih rendah dan beberapa
rebana diberi fungsi musik berbeda, misalnya rebana
dengan nada paling rendah berfungsi sebagai gong,
memberi irama kuat dengan pola berulang-ulang.
Seringkali tampak rebana terbagi ke dalam beberapa
kelompok yang memainkan pola saling bersahutan,
rumit, dan beragam.
Para pemain biasanya lelaki, bernyanyi bersama
sambil memainkan rebana, membawakan lagu pujian
kepada Allah dan Nabi Muhammad atau pernyataan
mengenai hukum dan ajaran Islam. Teks yang sering
dinyanyikan adalah syair Arab yang dikenal sebagai
barzanji, meskipun tidak jarang juga memakai
bahasa setempat. Saat nyanyian berlangsung, rebana
dimainkan lembut dengan pola berulang. Bila ada
jeda dalam nyanyian, permainan rebana menjadi
nyaring atau meledak-ledak dengan pola saling
bersahutan.
Busana yang dikenakan oleh para pemusik
dan penyanyi juga bernuansa islami;
biasanya berupa celana panjang, baju,
Literasi Nasional perempuan berupa kerudung pada
dan kopiah untuk laki-laki, sedang untuk
leher, celana panjang, gaun panjang,
dan penutup kepala.
52
Sumber: Ilustrasi berdasarkan Indonesia Heritage, Seni Pertunjukan. 2002.