Page 86 - Grafis Islam 05-Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
P. 86

tokoh-tokoh PLURALISME





                                                 “ Kalau kamu
                                               bisa melakukan
                                                 yang terbaik
                                                 untuk semua
                                                orang, orang
                                               tidak tanya apa
                                                 agamamu...”


                                                             Para tokoh Islam secara konsisten
                                                             melanjutkan apa yang telah dilakukan
                                                             para pendiri negeri ini, yaitu mencegah
                                                             kemungkinan terdistorsinya nilai-nilai
                                                             kemajemukan ketika perbedaan tidak lagi
                                                             dihargai dan terpinggirkan. Bermodalkan
                                                             semboyan Bhineka Tunggal Ika yang di
                                                             dalamnya tersirat sebuah kepastian untuk
                                                             menyadari akan adanya yang lain (the
                                                             others), dan kesadaran ini bersifat dasariah
                                                             dan nasional. Maka tokoh-tokoh Islam
                                                             seperti Gus Dur, Nurcholish Madjid, Emha
                                                             Ainun Nadjib dan tokoh-tokoh lainnya,
                                                             begitu tegar mempromosikan pluralisme di
                                                             Indonesia.
                                                             Terdapat tiga faktor yang mendasari
                                                             tindakan mereka yaitu pertama,
                                                             keyakinannya pada nilai-nilai universal
                                                             dalam Islam yang menjamin hak-hak
                                                             semua warga negara. Kedua, menjunjung
                                                             tinggi nilai kosmopolitan bahwa semua
                                                             individu dan kelompok dalam sebuah
                                                             negara memiliki tempatnya sendiri, dan
                                                             paksaan kelompok mayoritas adalah        BUKU   5     Islam, Dialog Toleransi, Kebangsaan
                                                             sebuah malapetaka bagi pluralisme dan
                                                             demokrasi. Ketiga, meyakini dan mengakui
                                                             akan adanya perbedaan dengan tulus,
                                                             merupakan faktor yang membuatnya
                                                             memiliki integritas lintas etnik, agama, ras,
                                                             dan golongan.
                                                             Ketiga nilai utama ini perlu diteruskan
                                                             oleh para pemimpin umat, partai politik
                                                             dan pemerintah, jika masih menghendaki   73
                                                             Indonesia tetap sebagai sebuah negara
                                                             majemuk. Tanpa penghargaan terhadap
                                                             pluralisme, demokrasi hanyalah khayalan
                                                             bernegara semata.
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91