Page 18 - E-MODUL PRODI PIAUD PJOK
P. 18
wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik.
Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti penjasor yang berkepentingan dengan perkembangan total
manusia. Penjasor menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan
pada ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Seperti ungkapan Robert
Gensemer, penjasor diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran
atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan
dengan pepatah Romawi Kuno: “Men sana in corpore sano”. Berdasarkan hal tersebut di atas,
penjasor sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan memiliki peran
sebagai pondasi bagi tumbuh kembang anak (termasuk anak usia dini). Dengan demikian,
pendidikan jasmani dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak (usia dini) yakni
aspek organis, perseptual, kognitif, sosial dan emosional.
Menurut Suherman, kekhasan penjasor dapat digunakan sebagai landasan yang kokoh bagi
anak (usia dini), diperlukan agar anak memiliki kondisi jasmani, intelektual dan mental spiritual
yang baik mewadahi untuk berkembang lebih lanjut sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk
meningkatkan peran penjasor sebagai pondasi bagi tumbuh kembang anak perlu dilakukan berbagai
upaya, diantaranya, melaksanakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan (terutama bagi anak
usia dini) dan menantang. Yang paling penting adalah Menumbuhkan rasa aman dan nyaman adalah
dasar yang utama dalam membentuk karakter anak,yang kemudian dapat menumbuhkan rasa
”berarti”, ”berharga” atau ”bernilai” pada anak. Selain itu, meningkatkan pendidikan guru penjasor,
memenuhi sarana dan prasarana di sekolah agar mewadahi untuk proses penjasor, melaksanakan
pembaharuan kurikulum agar sesuai kebutuhan peserta didik dan kemampuan sekolah serta
meningkatkan kualitas lembaga maupun tenaga pendidikan.
Sebagai guru Pendidikan Jasmani harus dapat memberikan kesempatan untuk para murid dalam
melakukan kegiatan Pendidikan Jasmani yaitu: dalam bentuk aktivitas keterampilan beberapa
macam cabang olahraga antara lain: 1. Bermain bola besar: sepak bola, bola voli, bola basket dan
lain-lain. 2. Bermain bola kecil: kasti, roundes, softball, tenis meja dan lain-lain. 3. Permainan yang
bersifat lomba untuk menumbuh-kembangkan daya saing yang sehat. Seperti lomba lari jarak
pendek (50 m, 100 m), lompat jauh, lompat tinggi, estafet 4 x 10 m, lari mondar-mandir: 4 x 10 m
dan sebagainya. 4. Mengukur kemampuan diri sendiri: push up, sit up, lompat jongkok
keseimbangan dan melatih ketepatan sasaran yang telah ditetapkan, misalnya: menyepak bola ke
gawang, gerak kombinasi (squat thrust), memanjat tali, membuat balok sasaran gol yang telah diberi
angka. Melempar bola dengan sasaran yang telah ditentukan atau melakukan gerakan keseimbangan
dengan waktu yang telah ditetapkan dan sebagainya.
Di samping untuk kegiatan perorangan perlu pula kegiatan Pendidikan Jasmani untuk
kelompok atau beregu atau berpasangan. Hal ini sudah barang tentu anda telah pernah mengalami
sendiri pada saat masih di Sekolah Dasar, SLTP atau SLTA, seperti pertandingan sepak bola, tarik
tambang dan sebagainya. Kegiatan fisik yang berkaitan dengan gerak berirama, bisa dilakukan
dengan diawali musik irama tertentu, kemudian para murid diminta untuk menirukan gerak yang
dilakukan oleh guru. Selain itu dapat juga diberikan kebebasan untuk para murid melakukan
gerakan yang sebebas-bebasnya sesuai dengan kemauannya. Sehingga siswa dengan mandiri dapat
menciptakan sebuah gerakan senam, hal ini sama saja guru menanamkan daya cipta atau kreativitas
pada muridnya.
Kegiatan jasmani untuk memupuk keberanian murid, seperti: melakukan guling ke depan atau
ke belakang, lompat harimau dengan rintangan. Hal ini guru perlu memberikan pedoman untuk
12 E-modul Pendidikan Jasmani Untuk Mahasiswa Piaud