Page 49 - E-MODUL HORTIKULTURA
P. 49

2. Pengolahan Tanah

                           Tanaman semangka tampaknya dapat tumbuh pada berbagai tipe lahan,

                  asalkan drainasenya baik. Namun sesunguhnya akar tanaman nya menghendaki

                  media  tumbuh  yang  sarang  (porous).  Pada  lahan  yang  keras  atau  padat,

                  pertumbuhan akarnya tidak akan baik. Akibatnya kualitas buah yang dihasilkan

                  juga  menjadi  rendah.  Tanaman  semangka  menyukai  lahan  yang  gembur  dan

                  subur, mengandung banyak bahan organik serta mempunyai drainase yang baik.

                           Tanah berpasir atau tanah lempung berpasir yang banyak mengandung

                  nitrogen  cocok  untuk tanaman ini.  Pada lahan yang demikian,  semangka  akan

                  menghasilkan  buah  yang  cepat  masak.  Sebaliknya,  pada  tanah  padat,  buah

                  semangka akan lambat masaknya. Air hujan yang menggenang tidak saja akan

                  merusak  akar,  tetapi  juga  seluruh  tanaman.  Tanaman  semangka  memiliki

                  toleransi yang cukup besar besar terhadap keasaman lahan, dapat tumbuh pada

                  pH  5-7.  Pertumbuhan  semangka  akan  baik  pada  pH  6-6,7.  Pada  lahan  yang

                  bersifat  alkalis,  serangan  penyakit  fusarium  pada  tanaman  semangka  agak

                  berkurang (Kalie, 2008).
                           Pengolahan  tanah  caranya  sama  dengan  pengolahan  tanah  untuk


                  menanam  semangka  biasa.  Tanah  digaru  dan  dibajak  beberapa  kali  sampai
                  menjadi  remah.  Kemudian  dibuat  bedengan-bedengan.  Bedengan-bedengan

                  kemudian  ditabur  dengan  dolomit.  Setelah  beberapa  hari  disusul  dengan

                  pemberian pupuk kandang. Agar pupuk kandang tercampur dengan tanah maka

                  bedengan dicangkul kembali (Sastradihardja, 2006).

               3. Irigasi dan Drainase

                           Jaringan  irigasi  merupakan  usaha  pengairan  untuk  mengatasi

                  ketersediaan  air  dan  kelebihan  air.  Dengan  adanya  jaringan  irigasi  maka

                  ketersediaan air di lahan akan terpenuhi meskipun lahan tersebut berada jauh dari

                  sumber air. Irigasi yang baik dilengkapi dengan fasilitas pembuangan kelebihan

                  air. Jaringan pembuang (drainase) berfungsi membuang air berlebih dari suatu

                  media atau lahan pertanian. Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang






                                                           48
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54