Page 106 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 106
Pengaruh Eksistensialisme meluas melalui karya-karya
penulis Prancis, mempengaruhi agama melalui tulisan-tulisan
Martin Buber dan Paul Tillich, serta dari dunia seni, salah satunya
lukisan karya Picasso. Setelah perang dunia II, eksistensialisme
menyebar ke Amerika Serikat dan menjadi lebih bervariasi.
1) Definisi Eksistensialisme
Para filsuf dan psikolog menginterpretasikan eksistensialisme
dalam berbagai cara, namun terdapat beberapa kesamaan elemen
yang dimiliki oleh kebanyakan pemikir eksistensialis. Pertama,
eksistensi ada sebelum esensi. Kedua, eksistensialisme menen-
tang pemisahan antara subjek dan objek. Ketiga, manusia mencari
arti dari kehidupannya. Keempat para eksistensialis berpendapat
bahwa akhirnya, setiap manusia bertanggung jawab atas siapa
dirinya dan akan menjadi apa.kemudian, para eksistensialis pada
dasarnya antiteoritis.
2) Konsep Dasar
a. Being-in-the-world
Para eksistensialis mengadopsi pendekatan fenomenologis
dalam mencoba memahami kemanusiaan, yaitu kita hadir di
dunia yang dapat dimengerti dengan baik dari sudut pandang
Persatuan dasar
sendiri.
kita
lingkungannya diekspresikan dengan sebuah kata dalam
bahasa Jerman, dasein, yang berarti untuk hadir disana. Secara
harfiah berarti untuk eksis di duniadan umumnya ditulis sebagai
Being-in-the-world.
Manusia yang tidak mempunyai rasa dasein, tidak ada
kesatuan antara diri dan dunia. Banyak orang yang menderita
kecemasan dan kesedihan yang disebabkan oleh alienasi dari diri
mereka atau dunia mereka. Mereka juga tidak memiliki
gambaran yang jelas mengenai diri mereka atau terisolasi dari
dunia yang terasa berjarak dan asing.
Alienasi dimanifestasikan dalam 3 area, yaitu:
a) Keterpisahan dari alam dari manusia dengan
b) Kurangnya hubungan interpersonal yang berarti
c) Keterasingan dari diri yang autentik
Dengan demikian, manusia mengalami 3 bentuk being-in-the-
world yang terjadi secara bersamaan:
a) Umwelt (lingkungan di sekitar kita)
Adalah dunia objek dan benda, akan tetap ada walaupun
Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial Halaman 56
manusia tidak memiliki kesadaran. Umwelt adalah dunia alam
dan hukum alam, termasuk dorongan biologis (lapar) dan
fenomena alami (kelahiran dan kematian). Teori Freud banyak
berkutat dengan Umwelt.
b) Mitwelt (hubungan kita dengan orang lain)
Kita harus berhubungan dengan manusia sebagai manusia,
bukan sebagai benda. Kriteria yang paling penting adalah
bahwa dasein orang lain dihargai. Teori Sullivan dan Rogers
banyak berkutat dengan Mitwelt.
c) Eigenwelt (hubungan kita dengan diri sendiri)
Sadar atas dirinya sendiri sebagai manusia dan memahami
siapa diri kita saat berhubungan dengan dunia kebendaan dan
dunia manusia. Orang yang sehat hidup dalam Umwelt, Mitwelt
dan Eigenwelt secara bersamaan.
b. Nonbeing
Being-in-the-world membutuhkan sebuah kesadaran atas
diri sebagai makhluk yang hidup dan berkembang. Kesadaran
ini juga dapat berakibat pada ketakutan akan ketiadaan, yaitu
nonbeing atau kehampaan.
Kematian bukan satu-satunya bentuk nonbeing. May berbi-
cara tentang kematian sebagai, “suatu fakta dalam hidup saya
yang tidak relatif, tetapi absolut, serta kesadaran saya atas hal ini
memberikan saya suatu eksistensi dan apa yang saya
lakukan setiap jam menjadi kualitas yang absolut”.
Banyak dari kita yang melarikan diri dari dari ketakutan kita
atas nonbeing dengan risiko suatu eksistensi yang terbatas.
Alternatif yang lebih sehat adalah menghadapi kematian yang
tidak dapat dihindari dan menyadari bahwa nonbeing adalah
bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keberadaan.
94 Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial 95
Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial Halaman 57