Page 107 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 107

C.   Kasus Philip                                                                                      E.   Rasa Bersalah

                                     Psikologi eksistensi lebih terfokus pada perjuangan individu                                          Rasa bersalah muncul saat manusia menyangkal potensinya,
                              untuk dapat berfungsi melalui pengalaman hidupnya dan tumbuh                                           gagal  melihat  secara  akurat  kebutuhan  dari sesamanya, atau lupa
                              menjadi manusia yang seutuhnya. May mendeskripsikan perjuangan                                         akan ketergantungannya pada alam. Baik kecemasan maupun rasa
                              ini   dalam   sebuah  laporan   tentang   salah   satu pasiennya,                                      bersalah bersifat  ontologis, yaitu merujuk pada sifat alamiah dari
                              Philip, seorang arsitek. Philip mengalami permasalahan dalam                                           suatu keadaan dan bukan perasaan  yang muncul dari situasi atau
                              hubungan dengan Nicole, wanita yang dicintainya, melakukan                                             pelanggaran spesifik.
                              perselingkuhan. Pada perselingkuhan yang ketiga yang  dilakukan
                              Nicole,  Philip  sampai pada  taraf dimana ia  berharap dapat
                              menerima perilaku Nicole, tetapi ia juga merasa dikhianati. Philip                                           Secara keseluruhan, May mengidentifikasikan 3 bentuk dari
                              mencari bantuan melalui terapi pada Rollo May.                                                         perasaan bersalah ontologis, yang masing-masing berkorelasi
                                                                                                                                     dengan tiap bentuk being-in-the-world, yaitu Umwelt, Mitwelt,
                                                                                                                                     Eigenwelt.
                              D.   Kecemasan
                                                                                                                                     d) Rasa Bersalah – Umwelt
                                     Philip  adalah  penderita kecemasan    neurotik  yang
                              menyebabkan perilakunya menjadi tidak produktif dan merugikan                                               Rasa   bersalah ontologis dapat mucul dari    kurangnya
                              diri sendiri. Sebelum May menerbitkan The Meaning of Anxiety                                             kesadaran  terhadap  being-in-the-world  seseorang. Berkembang-
                              (1950), kebanyakan teori tentang kecemasan mengatakan bahwa                                              nya teknologi juga dapat menyebabkan manusia semakin jauh
                              kecemasan  tingkat tinggi merupakan indikasi dari neurosis atau                                          dan terlepas dari alam (Umwelt). Tipe dari rasa bersalah ini
                              bentuk lain psikopatologi.                                                                               adalah hasil dari keterpisahan manusia dengan alam. May
                              Dalam The Meaning of Anxiety, May mengatakan banyak perilaku                                             menyebutnya sebagai    rasa  bersalah  karena keterpisahan
                              manusia memiliki motivasi dari landasan rasa takut dan kecemasan.                                        (separation guilt), konsep yang mirip dengan gagasan Fromm
                              Manusia   mengalami   kecemasan   saat  dirinya  sadar bahwa                                             mengenai dilema manusia.
                              eksistensinya atau beberapa nilai yang di anutnya terancam hancur
                              atau  rusak.  May  mendefinisikan  kecemasan  sebagai “kondisi                                            Rasa bersalah – Mitwelt
                              subjektif ketika seseorang menyadari bahwa eksistensinya dapat
                              dihancurkan dan ia dapat menjadi ‘bukan apa-apa’ (nothing). Ia juga                                          Muncul dari ketidakmampuan manusia untuk secara akurat
                              menyebut kecemasan sebagai ancaman terhadap nilai-nilai penting.                                         melihat dunia orang lain (Mitwelt). Manusia hanya dapat melihat
                              Kecemasan ada saat seseorang mengalami masalah saat pemenuhan                                            dan menilai kebutuhan orang lain dari sudut pandang dirinya
                              potensi. Hal ini dapat berakibat pada stagnasi dan kehancuran,                                           sendiri.  Hal  ini  membuat  manusia  merasa  tidak cukup baik
                              namun juga dapat berakibat pada pertumbuhan dan perkembangan.
                                                                                                                                       dalam   hubungannya   dengan   orang   lain,   yang   kemudian
                                                                                                                                       berujung pada kondisi perasaan bersalah. May mengatakan
                              1) Kecemasan Normal
                                                                                                                                       bahwa hal ini bukanlah kegagalan moral, tapi hal ini adalah hasil
                                                                                                                                       yang tidak dapat dihindari dari kenyataan bahwa masing-masing
                                     Agar  nilai-nilai  seseorang  dapat  tumbuh  dan  berubah,
                                 berarti ia harus mengalami kecemasan konstruktif atau kecema-                                         orang adalah individu yang berbeda dan terpisah, serta tidak
                                 san normal. Semua pertumbuhan selalu meliputi pelepasan  nilai-                                       mempunyai pilihan selain melihat dunia melalui sudut pandang
                                 nilai  lama  yang  dapat  menyebabkan kecemasan.                                                      (kita) masing-masing.

                              2) Kecemasan Neurotik                                                                                  e) Rasa bersalah – Eigenwelt

                                     May  mendefinisikan kecemasan neurotik sebagai “reaksi                                                Diasosiasikan dengan penyangkalan manusia atas potensi
                                 yang tidak proposional atas suatu ancaman, meliputi represi dan                                       yang dimilikinya dan kegagalan dalam memenuhinya atau dapat
                                 bentuk-bentuk lain  dari   konflik intrapsikis, yang   dikelola                                       dikatakan   rasa  bersalah   berdasarkan   hubungan   manusia
                                 oleh bermacam bentuk pemblokiran aktivitas dan kesadaran”.                                            dengan diri sendiri (Eigenwelt). Rasa bersalah ini bersifat
                                 Kecemasan neurotik dialami saat nilai  mulai diubah menjadi                                           universal, karena tidak ada satupun dari manusia yang dapat
                                 dogma.                                                                                                secara tuntas memenuhi potensinya.
                              Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial       Halaman 58
                                                                                                                                     Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial      Halaman 59
             96    Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial                                                                                          Teori Kepribadian Humanistik & Eksistensial  97
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112